Part-nya sudah aku Revisi, tapi kalau kalian nemuin kesalahan dalam penulisan tolong tegur aku yaa, terimakasih.
***
Athela menghela nafasnya, menatap jengah kepada orang yang berada di hadapannya.
"Ngapain lo berdiri di tengah-tengah jalan? Cosplay jadi patung lo?" ketus Athela pada gadis yang berdiri di hadapannya sambil merentangkan kedua lengannya. Sangat kekanak-kanakan.
"Gue punya penawaran yang bagus buat lo!" kata Brichia sambil menurunkan tangannya.
Melihat kesempatan yang pas, Athela hendak kembali melanjutkan jalannya dan menghiraukan Brichia.
Namun lagi-lagi langkahnya di halangi oleh Brichia yang kali ini di bantu dengan Lea.
Athela berdecak kesal. "Mau lo berdua sebenarnya apa sih?"
"Ikut gue ke taman belakang sekolah."
"Harus banget gue ikut kalian?" Athela berujar dengan malas.
"Banyak bacot, udah ikut aja." ucap Brichia dengan kesal sambil menarik Athela.
Dengan malas Athela hanya pasrah mengikuti keduanya. Athela menyilang kedua kakinya ketika sudah duduk dengan tenang di bangku taman.
"So?"
"Setelah gue lihat-lihat kayaknya kita punya masalah yang sama—"
Athela mendesis, "To the point."
Brichia memutar kedua bola matanya malas. "Gue mau ajak lo kerjasama, kita hancurin Zeva bareng-bareng. Gue bakal lakuin apa aja yang lo mau, gue benar-benar udah muak sama dia. Gara-gara dia orang tua gue pisah." Brichia menjeda ucapannya, tenggorokannya terasa tercekat.
"Gara-gara dia bokap gue berlaku seenaknya sama nyokap gue! Bahkan gara-gara dia juga keluarga Lea hancur." papar Brichia menggebu-gebu setetes air mata jatuh dari kelopak matanya. Sedangkan Lea, gadis itu kini tengah membuang muka kearah lain.
Athela menegang, kedua tangannya terkepal erat. Gadis itu benar-benar membuat banyak orang menderita.
Ia sangat benci orang yang merusak segalanya. Merusak kebahagiaan keluarga orang lain. Sekarang Athela tahu mengapa Brichia dan Lea selalu bersikap semaunya, dan seenaknya ini semua karena keadaan yang memaksakan kedua gadis itu.
Keduanya hanya membutuhkan arahan, dan kasih sayang. Mereka melakukan ini mungkin hanya untuk melampiaskan rasa sakit yang mereka rasakan, meskipun dengan cara yang salah.
Athela menatap kearah Lea dan Brichia dengan tatapan yang sulit di artikan. "Gue terima tawaran lo. Tapi, ada satu syarat."
Lea menoleh, "Apa?"
"Stop bullying, gue benci penindasan."
Brichia dan Lea saling pandang, kemudian keduanya mengangguk secara bersamaan.
"Deal."
***
Kantin siang ini di hebohkan dengan kedatangan Athela, Claire yang memasuki Kantin bersama primadona SMA Bright Sky sekaligus Queen of Bullying.
Mereka berempat berjalan memasuki area kantin dengan santai. Menghiraukan tatapan bingung, serta pertanyaannya yang terlontar untuk mereka.
"Kalian mau makan apa?" tanya Lea.
"Gue mau nasi goreng aja deh." jawab Brichia.
"Samain." ucap Claire.
"Satu kaleng soda." jawaban Athela membuat ketiganya menatap kearah gadis itu dengan bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVARELIC
Teen Fiction"What I want is for you to die slowly, bitch." ••• [BELUM DI REVISI DAN MASIH BANYAK TYPO ATAU KESALAHAN NAMA DI DALAMNYA] Ini kisah Athela Brianne Latheisa Avarelic. Gadis cantik dan imut, memiliki pesona dan daya tarik tersendiri. Tidak banyak yan...