GAIS JANGAN TERLALU BERHARAP LEBIH SAMA ENDING CERITA YANG KU BUAT YA, SOALNYA INI CERITA PERTAMA AKU TULIS SAMPE ENDING HEHE^^
HAPPY READING!
**
Di dalam sebuah ruangan yang temaram terlihat seorang perempuan duduk di sebuah bangku dengan keadaan yang mengenaskan. Kedua tangannya di ikat di belakang kursi, begitupun dengan kedua kakinya yang di ikat kencang menggunakan rantai besi belum lagi kedua matanya yang di tutup oleh kain berwarna hitam.
Keadaan perempuan itu terlihat sangat mengenaskan dengan luka-luka yang memenuhi sekujur tubuhnya. Sudah seminggu semenjak kejadian perempuan itu ingin membunuh anaknya sendiri, Zeva di kurung di dalam gudang kosong yang jauh dari pemukiman.
Tidak ada makanan, ataupun air yang Athela berikan. Hanya ada siksaan-siksaan kecil setiap harinya yang di lakukan oleh orang-orang suruhannya. Karena selama seminggu ini Athela benar-benar di sibukkan menjaga Aira, anak dari wanita di hadapannya. Keadaan bayi mungil itu sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
Tap
Tap
Tap
"Long time no see, Zevannya." Ucap Athela dengan nada yang terdengar rendah.
Aura gadis itu terasa sangat dominan membuat tubuh Zeva bergetar ketakutan.
"Lepasin gue, gue mohon..." Pinta Zeva dengan lirih. Perempuan itu sudah tidak memiliki kekuatan untuk memberontak lagi.
"Lepasin?"
Plak!
Athela menampar pipi Zeva dengan kencang hingga wajah perempuan itu kesamping, sudut bibir perempuan itupun mengeluarkan darah akibat tamparan Athela yang tidak main-main sehingga membuat sudut bibirnya sobek.
"Lo pikir gue bakal dengan mudah lepasin lo setelah lo hampir bunuh anak lo yang gak berdosa itu?!" Teriak Athela dengan marah.
Athela menarik rambut Zeva membuat perempuan itu mendongak. "Lo sadar gak, anak yang mau lo bunuh itu darah daging lo sendiri!"
Athela menghempaskan tubuh Zeva hingga terjatuh kelantai bersamaan dengan kursi yang terikat di tubuhnya. Gadis itu berjalan menghampiri Zeva, membuka ikat mata yang menutupi penglihatan Zeva dengan kasar.
Athela berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Zeva.
Tak!
Dengan tiba-tiba Athela menusuk mata kanan Zeva hingga mengeluarkan darah menggunakan bolpoin miliknya. Athela tersenyum tipis melihat darah yang mulai membasahi pipi kanan Zeva, perempuan itu terlihat sangat terkejut. Rasa sakit dan perih zeva rasakan pada bagian matanya. Zeva menatap Athela tidak percaya.
Masih dalam keadaan keterkejutannya Zeva kembali di buat terkejut saat Athela menyeretnya menuju tiang besar. Zeva berusaha untuk memberontak.
Perempuan itu menggenggam meja yang ada di hadapannya, berusaha menahan diri agar tidak tertarik oleh Athela namun usahanya tetap sia-sia.
Athela dengan mudah kembali menyeret perempuan itu hingga tepat di depan tiang besar tersebut. Mengikat tubuh Zeva di sana, mengeluarkan cambuk dengan duri-duri tajam yang berkilauan. Suara cambukan saling bersahutan dengan iringan tangis serta raungan permohonan yang keluar dari mulut Zeva.
"ARGHHH, SAKITTTTT." Teriak Zeva dengan kencang, matanya mengeluarkan air mata kala rasa sakit menghampiri tubuhnya.
Rasanya benar-benar sakit dan panas di waktu yang bersamaan. "Sakit, heh?" Tanya Athela.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVARELIC
Teen Fiction"What I want is for you to die slowly, bitch." ••• [BELUM DI REVISI DAN MASIH BANYAK TYPO ATAU KESALAHAN NAMA DI DALAMNYA] Ini kisah Athela Brianne Latheisa Avarelic. Gadis cantik dan imut, memiliki pesona dan daya tarik tersendiri. Tidak banyak yan...