Part-nya sudah aku Revisi, tapi kalau kalian nemuin kesalahan dalam penulisan tolong tegur aku yaa, terimakasih.
***
Vincent menatap tubuh gadisnya yang melewatinya begitu saja, tanpa menoleh sedikitpun kearahnya. Athela dalam mode serius memang tidak bisa di ganggu. Vincent menghembuskan nafasnya dengan kasar, laki-laki itu kembali berjalan mengikuti gadisnya dari belakang menuju tempat mereka sebelumnya.
Melihat mood Athela yang sedang buruk membuat Vincent menghentikan langkahnya sebentar saat melihat toko kue di sebrang sana.
Vincent mendorong pintu toko tersebut, laki-laki itu membeli beberapa cake serta bolu untuk gadisnya. Hanya itu yang bisa membuat mood Athela kembali.
Vincent berjalan dengan cepat saat melihat Athela memasuki mobilnya. Laki-laki itu membuka pintu kemudi, membuat Athela mengalihkan pandangannya.
"For you, baby." Vincent menyodorkan kantung plastik yang ia genggam kearah Athela.
Athela membuka kantung plastik tersebut dengan berbinar. Sudut bibirnya terangkat, menampilkan senyum manis miliknya.
Athela memajukan tubuhnya guna memeluk Vincent. "Thank you, ayang!"
Vincent terkekeh gemas melihat mood gadisnya yang berubah dalam sekejap. "Don't use that call on me, baby!" tegur Vincent dengan lembut, laki-laki itu merasa geli dengan panggilan itu. Mendengarnya saja membuat bulu kuduknya berdiri.
"Kenapa? Lucu tau, biar kayak orang-orang lain." sahut Athela sambil terkekeh geli, gadis itu memakan kue pemberian Vincent.
"Kamu lupa jika aku bukanlah seorang remaja lagi, huh?" sindir Vincent membuat Athela tertawa kencang.
"Ya, sepertinya aku melupakan fakta bahwa aku memiliki seorang kekasih yang umurnya enam tahun lebih dewasa dariku."
"Tapi, Vincent..." Athela menatap kearah Vincent dengan ragu. Hal itu membuat Vincent menatap heran gadisnya. Mood Athela sangat cepat sekali berubah-ubah.
Vincent mendekatkan dirinya, membawa Athela keatas pangkuannya, meletakkan kue yang berada di genggaman Athela pada kursi penumpang.
"Apa ada yang mengganggu pikiran mu, Anne?" tanya Vincent dengan lembut sambil mengusap sudut bibir gadisnya yang kotor akibat cream kue.
"Umurmu sudah dua puluh empat tahun, apa kau akan meninggalkan ku untuk menikah dengan wanita yang umurnya lebih matang dari ku?" tanya Athela dengan pelan.
Vincent menatap tajam kearah bola mata Athela yang saat ini memancarkan ketakutan. "Apa kau berfikir aku akan melakukan hal gila itu, baby?" tanyanya dengan suara rendah miliknya membuat Athela meneguk ludahnya susah payah.
"Tapi, itu bukan hal yang gila Vincent! Itu adalah hal yang wajar, a-aku ... Aku hanya takut kau meninggalkanku dan menikah dengan wanita yang lebih dewasa dan tentunya dengan umur mereka yang tidak jauh seperti mu." Athela mencengkram erat kemeja yang Vincent gunakan.
"Aku takut kamu pergi Vincent." lirihnya. Gadis itu menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Vincent. Memeluk tubuh laki-laki itu dengan erat.
"Listen to me! Aku tidak akan meninggalkan mu. Aku hanya akan bersama mu, masa bodoh harus menunggumu lebih lama, aku tidak perduli. Sialan Anne, aku bahkan tidak pernah berfikir untuk menikah dalam waktu cepat apa lagi bersama wanita lain. I'm yours, only yours." desis Vincent dengan sengaja menekan kalimat akhir sambil membalas pelukan gadisnya tak kalah erat.
"Tapi Vincent, apa kau tidak malu memiliki pacar yang seperti anak-anak?"
Damn!
Vincent sangat benci ketika gadisnya tengah merasa tidak percaya diri. Athela akan selalu bertingkah seperti ini ketika gadis itu merasa tidak percaya diri. Athela selalu merasa tidak cocok untuk Vincent. Padahal Vincent tidak pernah mempermasalahkan sifat Athela yang seperti anak-anak. Ia selalu memakluminya bagaimanapun Athela adalah remaja yang masih labil. Bagi Vincent, sikap kekanak-kanakan gadisnya adalah sebuah candu tersendiri untuk Vincent.
KAMU SEDANG MEMBACA
AVARELIC
Teen Fiction"What I want is for you to die slowly, bitch." ••• [BELUM DI REVISI DAN MASIH BANYAK TYPO ATAU KESALAHAN NAMA DI DALAMNYA] Ini kisah Athela Brianne Latheisa Avarelic. Gadis cantik dan imut, memiliki pesona dan daya tarik tersendiri. Tidak banyak yan...