33. Pembuat Onar [SUDAH DI REVISI]

48.7K 4.4K 146
                                    

•2094 WORD

HAPPY READING!

Athela membawa nampan berisikan Bakso dan Mie ayam miliknya serta Jus Buah menuju Standnya. Perutnya terasa sangat lapar, sedari tadi cacing-cacing di perutnya meronta-ronta meminta untuk di beri makan.

Zeva yang melihat Athela sedang berjalan sendirian menyeringai kecil. Gadis itu dengan sengaja mendorong tubuh Athela dari belakang membuat tubuh gadis itu sedikit oleng. Makanan yang gadis itu bawa terlempar ke tanah, dan sedikit membasahi sepatu milik nya serta sepatu murid dari sekolah lain.

Athela menghela nafas lega, untung saja gadis itu dengan sigap melemparnya ketanah, jika tidak tubuhnya yang akan terkena air panas dari kuah bakso atau mungkin tubuh murid lain yang berada di dekatnya yang akan menjadi korban.

Athela membungkukkan tubuhnya. "Sorry, gue gak sengaja. Tadi ada yang dorong gue, nanti sepatu kalian yang kotor biar gue ganti." ucap Athela meminta maaf dengan tulus.

Salah satu siswi yang terkena cipratan bakso Athela menyahut. "Eh, gak papa. Cuman kena sepatu doang. Lo gak papa 'kan?" tanyanya dengan nada khawatir.

Athela mengangguk. "Gue gak papa, Thanks."

PRANG!

Athela menoleh saat mendengar suara pecahan yang memekikkan telinga, gadis itu memicingkan matanya saat melihat Claire sedang beradu argument dengan Zeva.

"Gue duluan, sekali lagi maaf ya!" pamit Athela sambil tersenyum kecil yang di balas anggukan singkat siswi tersebut, kemudian Athela berlari menghampiri sahabatnya.

"Maksud lo apa, anjing?!" murka Zeva dengan marah.

"Kenapa harus marah, itu yang lo lakuin ke Athela tadi 'kan?" tanya Claire dengan sengit. "Gue cuman mau ngebalikin apa yang lo lakuin ke temen gue, biar lo bisa ngerasain apa yang dia rasaian." Claire memainkan rambutnya dengan santai.

"Gak usah fitnah, jangan asal nuduh tanpa bukti, lo gak punya bukti 'kan?" sinis Zeva sambil mengepalkan tangannya.

Claire mengangkat sebelah alisnya. "Bego." Claire berdecak kesal. "Gue emang gak punya bukti, tapi gue punya banyak saksi mata yang ngeliat kejadian tadi, masih gak mau ngaku?"

Athela berdiri di samping Claire, gadis itu menatap tubuh Zeva dari atas hingga bawah. Baju yang di kenakan gadis itu kini sudah basah tersiram jus serta bumbu kacang dari batagor.

Athela terkekeh pelan. "Wih, cosplay jadi gembel lo?"

"Diem lo!" gertak Zeva sambil menunjuk wajah Athela.

"Santai, sister." sahut Brichia yang baru saja datang, cewek itu menepis tangan Zeva yang mengatung di udara.

"Ck, beraninya bawa antek-antek." ejek Zeva.

"Oh, kebetulan mereka sahabat gue. Bukan antek-antek gue, apa lagi babu gue." jelas Athela. "Kenapa? Iri ya? Gak punya temen yang bisa di ajak susah seneng bareng?"

Skakmat, Zeva diam. Memang benar, ia sangat iri dengan orang-orang lain yang memiliki teman dan seorang sahabat yang sesungguhnya, sahabat yang bisa di ajak susah dan senang bersama. Apa lagi Athela, ia benar-benar iri dengannya yang notabenenya adalah murid baru namun bisa memiliki sahabat yang baik dan tentunya dalam jejeran most wanted.

Selama ini, orang-orang di sekitarnya mendekati nya hanya karena dirinya termasuk golongan orang-orang berada. Banyak dari mereka yang berteman dengannya hanya karena harta, bukan tulus untuk berteman.

Delvian, Vino dan Leo datang menghampiri kerumunan. Delvian menarik Zeva kebelakang tubuhnya guna melindungi. Laki-laki itu menatap kearah Athela dan Claire sengit.

AVARELICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang