Athela berjalan menghampiri laki-laki yang sangat ia kenali kini tengah membelakangi tubuhnya.
"Vincent?" panggil Athela pada Vincent yang tengah berdiri di balkon kamar laki-laki itu.
Athela memeluk tubuh Vincent dari belakang. "Kamu kenapa?" Tanya Athela dengan heran karena Vincent tidak menjawab panggilannya. Gadis itu memiringkan wajahnya, berusaha menatap kearah wajah Vincent dari samping.
Vincent menghela nafasnya dengan kasar, laki-laki itu melepaskan pelukan Athela pada perutnya hal itu membuat Athela mencebikkan bibirnya dengan sebal.
"Kok di lepas?" protes Athela, gadis itu kembali memeluk tubuh Vincent dengan manja. Athela sangat-sangat merindukan Vincent, hampir dua Minggu keduanya tidak bertemu.
"Perhatikan baik-baik siapa yang sedang berada di sekitarmu, baby girl." tegur Alaric dengan dingin.
Laki-laki itu merasa kesal dengan Athela karena tidak bisa menyadari jika dirinya bukanlah Vincent. Padahal Alaric sangat merindukan bayi besarnya, namun sepertinya Athela hanya merindukan Vincent sehingga tidak bisa mengenalinya.
Alaric kembali melepaskan pelukan Athela, laki-laki itu berjalan keluar kamar berjalan menuju ruang kerjanya.
Hal itu membuat Athela merasa sedih dan kesal di waktu bersamaan.
"Alaric, kamu marah?" tanya Athela saat sudah berada di hadapan Alaric yang kini tengah sibuk dengan pekerjaannya.
Alaric tidak menjawab, membuat Athela memanyunkan bibirnya. Gadis itu mendaratkan bokongnya pada kursi yang tersedia di hadapan meja kerja Vincent. Kedua tangannya di gunakan untuk menumpu wajahnya, Athela menatap kearah Vincent dengan pandangan layaknya anak kucing yang terlihat menggemaskan belum lagi kedua bola mata itu terlihat berkilauan menandakan sang empu sedang menahan air matanya agar tidak keluar.
Athela mengusap air matanya yang jatuh tanpa di minta. Gadis itu menompang sebelah pipinya, sebelah tangannya lagi bergerak membuat pola-pola abstrak di atas meja kerja Vincent. Pemandangan itu tentu saja tidak luput dari Alaric.
Namun Alaric sepertinya masih sangat kesal dan cemburu sehingga laki-laki itu tetap memilih diam dan menyibukkan dirinya dengan pekerjaan. Tapi, bukan berarti Alaric sok sibuk ya!
Kebetulan memang banyak sekali perkejaan kantor yang belum di selesaikan oleh Vincent, memang belakangan ini perusahaan Vincent sedang mengalami banyak masalah namun untungnya bisa di selesaikan dengan baik.
"Alaric, mau peluk!" rengek Athela sambil meletakkan kepalanya di atas meja kerja Vincent.
Gadis itu sebenarnya sangat ingin mengacak-acak semua kertas-kertas yang mengganggunya dengan Alaric, namun apa boleh buat. Gadis itu tidak ingin membuat Alaric marah dan juga Athela tidak ingin Vincent dan Alaric harus kembali mengerjakan pekerjaannya dengan ulang.
Alaric mendesah kasar, laki-laki itu menyerah. Sedari tadi Athela terus saja merengek padanya, misalnya seperti.
"Alaric lapar mau makan!"
"Alaric mau pelukkkk!"
"Alaric mau jalan-jalan!"
"Alaric ngantuk!"
"Alaric aku bosen!"
"Alaric masih marah?"
"Alaric kok gak selesai-selesai sih? Aku udah dua jam nunggu."
"Kerjaannya gak bisa di tinggal ya?"
"Aku kangen banget, makannya gak sadar kalau itu kamu. Tapi aku juga kangen banget kok sama kamu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AVARELIC
Novela Juvenil"What I want is for you to die slowly, bitch." ••• [BELUM DI REVISI DAN MASIH BANYAK TYPO ATAU KESALAHAN NAMA DI DALAMNYA] Ini kisah Athela Brianne Latheisa Avarelic. Gadis cantik dan imut, memiliki pesona dan daya tarik tersendiri. Tidak banyak yan...