15. Alaskar plan [SUDAH DI REVISI]

69.5K 5.6K 137
                                    

Part-nya sudah aku Revisi, tapi kalau kalian nemuin kesalahan dalam penulisan tolong tegur aku yaa, terimakasih.

HAPPY READING!

🦇🦇🦇

"Wih, ada Queen of Drama." sapa Athela dengan wajah tanpa dosanya.

Zeva menoleh sambil menggeram marah. "Mau lo apa sih?!" tanya Zeva seperti orang bodoh.

"Mau gue ya?" Athela mengetuk-ngetuk dagunya seolah tengah berfikir. "Mau gue lo sengsara." ucapnya sambil tersenyum manis. Namun senyuman itu malah terlihat menyeramkan bagi mereka yang melihatnya. Suasana kantin sangat hening.

"Gue yang bakal bikin lo sengsara, Athela!"

"Sutt, gak usah banyak bacot. Suara lo berisik, gak enak di denger kuping gue."

"Anjing lo!" umpat Zeva dengan kesal.

"Relax Zeva. Gue lagi males ribut sama lo. Gue cuma mau ngingetin aja.
Lain kali kalau mau main-main liat dulu lawannya ya?" Athela menjeda ucapannya. "Kan kalau kalah telak kayak kemarin jadi malu."

Athela menutup mulutnya, kemudian memasang ekspresi seolah-olah terkejut. "Ups, gue lupa. Urat malu lo 'kan udah putus." ucap Athela dengan wajah polosnya.

"Mulut lo kalau ngomong di jaga ya, setan!" bentak Zeva yang sudah sangat emosi. Matanya menatap Athela dengan tajam.

"Suutt, jangan berisik. Mulut lo bau sampah, setan aja ogah deket-deket lo kayaknya."

Semuanya menatap Athela dengan tatapan takjub. Akhirnya, setelah sekian lama ada yang bisa membongkar sifat buruk Zeva. Mereka merasa senang, karena pada akhirnya ada yang bisa mewakili mereka untuk melawan Zeva yang sangat licik.

Leo dan teman-temannya bahkan di buat bungkam. Tidak ada niatan untuk mencela sama sekali. Mereka masih terkejut dengan fakta yang di dapatkan kemarin.

Zeva mengepalkan tangannya. "Segitu nya lo mau buat gue di pandang rendah sama mereka?"

Athela terkekeh pelan. "Segitunya lo mau misahin gue sama Vincent?"

Skakmat. Zeva di buat terdiam dengan ucapan Athela.

Athela menyeringai kemenangan. Athela mendekatkan bibirnya di samping telinga Zeva.

"Gue bahkan punya banyak bukti yang lebih dari itu. Gimana reaksi mereka semua ya kalau tau ada anak yang ngelakuin hubungan badan sama bokap kandungnya sendiri, hmm. Mau liat?" bisik Athela dengan suara rendahnya. Membuat Zeva membeku.

Athela menjauhkan dirinya dari Zeva. Melihat wajah lawannya yang pucat pasi membuat senyum Athela kian melebar. Athela menatap kearah Delvian dengan mengejek.

"Dua mata lo nggak guna, mending congkel aja. Jangan pura-pura buta sama kelakuan buruk cewek yang selama ini lo lindungin."

Semuanya diam, Delvian hanya berdiri kaku di tempatnya.

"Tuhan ngasih lo telinga buat mendengar. Tapi kenapa lo seolah-olah tuli dan nggak mau dengar omongan orang lain? Yang lo denger dan percaya cuma omongan dia! Padahal jelas-jelas banyak orang lain yang tersiksa cuma gara-gara cewek bajingan satu ini!" bentak Athela sambil menunjuk wajah Zeva di akhir kalimat.

"Lo punya otak 'kan? PAKE OTAK LO! JANGAN CUMA GARA-GARA CINTA LO JADI BEGO!"

Athela menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Pembunuh." lirih Athela dengan pelan bahkan sangat pelan.

Murid-murid SMA Bright Sky berteriak histeris kala melihat Zeva yang berlari mengambil botol kaca lalu memecahkannya, gadis itu berlari membawa potongan kaca yang terlihat runcing. Gadis itu berlari kearah Athela untuk menerjang.

"Mati lo sialan!" teriak Zeva penuh amarah.

BRUKK

Athela terjatuh kelantai dengan Zeva tepat diatas tubuhnya. Darah kental mengalir membasahi tubuhnya. Athela menarik dengan kasar pecahan kaca yang ia genggam dengan erat. Kemudian melemparkannya dengan pelan agar tidak membahayakan yang lain.

Semua orang mematung. Mereka menatap telapak tangan Athela yang terus mengucurkan darah akibat menggenggam pecahan kaca tadi. Mereka bahkan bisa merasakan sakit nya.

"Setelah ini gue nggak bisa jamin hidup lo bakal tenang. Lo udah bangunin singa-singa gue yang lagi tidur nyenyak."

Zeva bangkit dari atas tubuh Athela yang ia duduki. Tangan gadis itu bergetar, bahkan tubuhnya ikut bergetar.

"Gue nggak takut. Gue bakal bikin lo menderita!" bentak Zeva berusaha menutupi rasa takutnya.

"Siapa yang mau lo bikin menderita?" seru sebuah suara yang terdengar datar dari belakang kerumunan Murid-murid yang perlahan menyingkir.

Disana, Rayyan, Alaskar, Axelio, Alden beserta anggota inti Loridz dan Araster berjalan berdampingan. Suara Rayyan dan Alaskar terdengar sangat dingin secara bersamaan.

"Axelio, Alden lo berdua bawa Athela kerumah sakit!" perintah Rayyan dengan suara tak terbantahkan.

Athela hendak menolak, namun lebih dulu di selang oleh suara Alaskar. "Nggak usah bandel, tangan lo otw sekaratul maut."

Athela mendengus kesal, namun tak urung gadis itu mengikuti langkah Axelio dan Alden meninggalkan kantin.

Rayyan berjalan menghampiri Zeva yang terlihat ketakutan. "Lo di diemin makin ngelunjak, ya?" tanya Rayyan dengan dingin.

"Siapa lo berani-beraninya bikin Adek gue luka?" desisnya tajam.

Zeva menggeleng dengan cepat. "Bukan aku Ray. Athela duluan yang mulai, dia bahkan nampar aku, jambak rambut aku." ucapnya terdengar manja dan berpura-pura seolah-olah ia adalah korban.

Anak-anak Bright Sky membola. Sangat tidak tahu malu, pikir mereka. Jelas-jelas mereka beramai-ramai menjadi saksi mata jika Zeva yang menyerang Athela terlebih dahulu.

Waw, Zeva benar-benar sangat pintar playing victim.

"Lo pikir kita bakal percaya?" sinis Alaskar.

"Harus, karena Athela nggak sebaik yang kalian liat! Dia itu cuman pura-pura baik di depan kalian, dia cuma mau manfaatin kalian buat jadi tameng dia!" ujar Zeva dengan berani, cewek itu berusaha menghasut Rayyan dan Alaskar beserta anggota Loridz dan Araster.

Alaskar menyeringai. Laki-laki itu menarik Rayyan untuk mundur. "Jangan kotorin tangan lo, Ray." ucap Alaskar dengan pengertian, karena sepupunya yang satu itu tidak pernah melukai perempuan ataupun membunuh orang meskipun pekerjaan adiknya sering melakukan hal-hal berbau membunuh.

Alaskar menarik dagu Zeva dengan lembut. Membuat gadis itu kesenangan dalam hati. "Sayangnya, tanpa Athela manfaatin kita pun kita bakal tetep lindungi dia. Karena dia Princessnya Avarelic."

Alaskar menepuk-nepuk pipi Zeva. Laki-laki itu membisikkan Zeva. "Nanti malam gue tunggu lo di Penthouse gue. Gue bakal kirim alamatnya."

Zeva tersenyum senang, membuat anak-anak Bright Sky penasaran apa yang di ucapkan Alaskar.

"Cabut!" perintah Alaskar pada sepupunya.

Mereka menurut, karena mereka sangat hapal dengan tabiat Alaskar yang tidak akan melepaskan mangsanya begitu saja. Mungkin sekarang Zeva bisa lolos, tapi mereka tahu, di dalam otak laki-laki itu tengah menyusun rencana dengan indah. Alaskar, laki-laki itu selalu tau bagaimana caranya membuat lawannya merasa melayang tinggi, setelah itu di hempaskan kedalam jurang yang gelap.

Apa lagi jika mangsanya seorang wanita, Alaskar mungkin akan bermain-main dulu hingga laki-laki itu puas. Setelah itu, Alaskar pasti akan membuat Zeva merasakan seperti di neraka.

****

TBC.

AVARELICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang