11. Untukmu Humairaku

17.6K 1.7K 66
                                    

"Siapa lagi yang akan menjaga kehormatan mu jika bukan dirimu sendiri? Mencintai itu tidak mengapa, asal jangan menjatuhkan harga dirimu dihadapan mereka."

- Gus Latif -
.
.
.
Happy reading

"Mungkin butuh waktu Dek." Ucap Abi yang menenangkan nya.

"Tapi Mas."

"Percayalah, Ayna perlu waktu. Dia sudah tumbuh dewasa, Mas yakin dia akan mengerti seiring berjalannya waktu. Mari pulang dulu, kita obati putra kita."

"Iya Mas, maaf Ima jadi gini."

"Ima gak salah, wajar Ima seorang Ibu, jadi tau apa yang di rasakan oleh putra putrinya."

Ayna mengintip mereka dari belakang pintu. Sebenarnya Ayna juga tidak tega melihat Ummi menangis, tapi jika melihatnya Ayna kembali mengingat kenyataan itu yang justru malah semakin membuatnya sakit bagaikan di tusuk ribuan pedang.

"Lin, aku salah ya sama Ummi." Tanya Ayna menghampiri Lina yang sedang menyiapkan racikan obat tradisional untuknya.

"Sama-sama salah Ayna, Ummi juga salah, kamu juga salah. Harusnya Ummi bisa mengakui tanpa menunggu jawaban dari Gus Latif karna waktu sudah mepet. Kamu juga salah, aku tau kamu kecewa tapi tak sepantasnya kamu bersikap seperti itu, aku harap kamu tidak pernah lupa sama kebaikan yang setiap kali Ummi lakukan untuk mu."

"Lin, aku harus minta maaf sama Ummi."

"Kasih Ummi waktu dulu, mungkin sekarang pikiran beliau masih kacau. Sini aku obati dulu luka nya, jangan lupa tutup pintu."

Ayna berlari menjinjit ke arah pintu, menutupnya pelan-pelan. lalu Ayna bersiap merebahkan tubuhnya di atas ranjang. "Buka dulu lol, kalau ga dibuka giamna mau ngolesinnya?"

"Malu." Cicit Ayna dengan senyum tipis nya.

Lina memutar bola matanya malas, "Udah biasa kali. Buruan." Ayna membukanya secara perlahan, terlihatlah punggung Ayna yang penuh luka goseran. Dengan hati-hati Lina mengoleskan obatnya secara perlahan-lahan.

"Shhhhhh, sakit Lin." Cicit Ayna dengan memejamkan mata serta meremas sprei ranjangnya.

"Sabar, ini udah pakek ekstra hati-hati, Insyaallah cepet sembuh."

"Awwww." Ringis Ayna saat Lina mulai menyentuh bagian luka yang paling dalam.

"Maaf, maaf Ay. Kekencengan ya?" Ayna hanya menggeleng.

"Udah selesai, nanti habis mandi di kasih lagi. Biar cepet sembuh."

"Makasih ya Lin, makasih banget selama ini udah baik banget sama aku. Udah kayak kakak aku sendiri."

"Ay, kamu udah aku anggep kayak adik kandung aku sendiri. Tapi Ay, ada satu hal yang aku tidak siap untuk menjalaninya."

"Emang apa Lin? Kok gitu?"

"Ya sekarang kamu statusnya udah sebagai Istrinya Gus Latif, pastinya kamu akan pindah di rumahnya Abi, kita jarang punya waktu bersama, aku juga bakal di pesantren sendiri di kamar sendiri, tidur sendiri. Aku takut kalau kamu nanti lebih akrab sama pengurus senior dari pada sama aku, semenjak kamu jadi Ning."

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang