1. Untukmu Humairaku

41.9K 2.4K 30
                                    

"Seperti menunggu tapi tidak tau apa yang ditunggu, seperti bertahan tapi tidak tau apa yang dipertahankan."
.
.
.
Happy reading.

"Mama kita mau kemana Ma?" Tanya Ayna yang mendongak ke arah Mamanya-Anitha Ramelia yang sibuk menenteng banyak sekali tas dan baju-baju.

"Kita mau jalan-jalan ke luar kota, kamu katanya ikut kan?" Tawar Mama Anitha tersenyum.

Dengan senyum sumringah Ayna menampilkan senyum yang tak kunjung hilang itu. Pasalnya dia belum pernah merasakan perlakuan Mamanya yang semanis ini. "Iya ma, Ayna ikut. Ayna seneng akhirnya Mama sayang sama Ayna." 

"Iya, buruan naik mobil."

Saat perjalanan Anitha mengajak Ayna ke pasar, Anitha berkata ingin beli makanan buat oleh-oleh. Lantas Ayna di beri uang untuk membeli es krim, Anitha juga berkata kalau ia mau beli ayam dulu. Ayna disuruh menunggu disini didekat emperan toko dengan disandingya gerobak gorengan. Tetapi, sampai tiga jam Anitha juga belum menjemput Ayna, sepertinya Ayna di buang oleh Mamanya.

"Dek, Mama mu kemana? Udah mau tutup pasarnya." Tanya seseorang laki-laki muda seusia Ayahnya, sekitar 28 tahun. Ayna tersenyum manis mengarah laki-laki itu. "Mama beli Ayam Om, katanya nanti bakal di jemput kok."

"Tapi ini udah malem Dek, gimana kalau Om antar pulang?" Tawar laki-laki itu. Om Eza, Eza Rehindra.

"Ayna tidak tau rumah Ayna berada di mana Om."

Melihat Ayna yang imut dan nampak tidak berdaya, akhirnya Om Eza memutuskan untuk mendampinginnya. Dari awal pertama kali melihat Ayna, Om Eza sudah jatuh cinta pada parasnya. "Yasudah, Om temani sampai Mama mu datang saja, Om takut nanti kamu dijahatin orang."

Waktu terus berjalan, dari siang kini menjadi larut malam. Tidak ada kendaraan yang melintas. Ayna semakin ketakutan, hanya bisa menangis yang ia lakukan sekarang. "Dek, Mama mu kayaknya sudah pulang. Gimana kalau Adek tinggal di rumah Om dulu? Kebetulan Om punya rumah kosong yang tidak ke pakai."

"Tapi Om, aku takut Mama ke sini nyariin." Elak Ayna, meski dia masih dini tapi dia sudah biasa tidak dipedulikan oleh orang-orang yang begitu dia sayangi.

"Namamu siapa Dek?"

"Queenza Ayna Azkayr Om." Eza menulis di kertas, setelah selesai dia itu menempelkan kertas yang sudah di coretnya itu ke dinding. "Sudah kan? Kalau Mama mu mencari kamu, pasti dia hubungi Om."

"Terimakasih Om baik."

"Tapi kamu di sana tinggal sendirian tanpa Om, Om sudah punya keluarga. Jadi, Om tidak bisa temani Ayna."

"Iya Om nggak papa, Ayna udah senang bisa di tolongin sama Om baik."

"Panggil Om Eza aja." Ayna hanya mengganguk singkat.

....

Hari-hari Ayna menunggu kabar dari Om Eza, tetapi belum ada kepastian sama sekali. Bahkan Om Eza sudah memperlihatkan ponselnya, tidak ada panggilan nomor Mama yang masuk.

Setiap hari Ayna selalu datang ke tempat dimana dia di suruh Anitha menunggunya, dia selalu menunggu kabar bahwa Mama akan menjemputnya. Waktu yang berputar membuat Ayna tersadar bahwa dia di buang oleh Anitha selaku Mamanya.

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang