25. Untukmu Humairaku

16.6K 1.4K 89
                                    

"Aku tau untuk bersamamu itu suatu hal yang ketidak mungkinan, tapi akan aku rayu tuhanku untuk menjadikanmu milikku."

- Ayna Azkayr -

.
.
.
Happy reading

Gus Latif sesudah sholat tahajud langsung menghampiri Ayna, Gus Latif memeluk pinggang Ayna dengan senyum senyuman yang tak henti-hentinya melebar. Ayna menghadap kearah Gus Latif, dengan hati-hati Gus Latif menaruh kepala Ayna didada bidangnya. Sesekali dia menciumi kening Ayna yang membuat Ayna terusik.

Pagi harinya, Gus Latif sengaja tidak membangunkan Ayna lantaran Gus Latif tahu kalau Ayna lelah. Dia juga sudah menyiapkan semuanya, dari mencuci, memasak, menggosok pakaian, bahkan Ummi saja baru pulang dari pasar melongo karna pekerjaan rumah sudah beres semua.

Ummi langsung menghampiri putranya yang sedang mengambil nasi dan menaruhnya dinampan. "Loh Mas Latif, ini udah selesai tah? Perasaan Ummi baru aja Ummi tinggal."

"Iya Ummi, Latif nggak mau Ayna sama Ummi capek nanti."

"Habis itu, makanan mau dibawa kemana? Ayna sakit?" Tanya Ummi yang sedikit heran dengan tingkah laku Gus Latif hari ini.

"Alhamdulillah Ayna sehat kok Ummi."

Ummi mendekati putranya, lalu berbisik lembut. "Oh anak Ummi buka puasa eee?"

"Ya gitu Ummi hehehe."

"La-" teriak ummi hingga membuat  Gus Latif membekap mulut Umminya karna hampir saja berteriak, bisa-bisa orang serumah pada tau nanti.

"Ummi, jangan gitu ih." Protes Gus Latif kesal.

"Yadeh, Ummi minta maaf. Habisnya Ummi seneng, semoga aja cepet dapet cucu yang Sholeh atau Sholeh."

"Ummi." Panggil Gus Latif manja.

"Iya, kenapa?"

"Tadi Ummi ngomong apa?"

"Sholeh, bener kan?"

"Tapi Ummi ngomongnya Sholeh atau Sholeh, Ummi nggak mau cucu perempuan?" Tanya Gus Latif dengan mengecutkan bibirnya. Mana dia bisa ngira-ngira nanti yang jadi bakal laki-laki hmm. Ya semoga saja.

"Aishh, salah ngomong pun kamu permasalahan-hin? Yaudah Ummi ulangi, semoga Ummi cepet dapet cucu yang Sholeh Sholehah."

"Aamiin." Ummi lantas pamit kedapur menyimpan belanjaan nya di kulkas dan ditata semestinya. Gus Latif juga sudah beranjak menuju kamarnya untuk membangunkan sang Istri tercinta.

Gus Latif membuka pintu kamarnya dengan ekstra hati-hati agar tidak menganggu tidur Istrinya, lalu Gus Latif menaruh nampan berisi makanan itu dimeja nakas. Setelah itu Gus Latif menghampiri istrinya yang masih nyenyak dengan tidur nya.

"Sayang, bangun yuk. Udah siang."

"Euhhh. Sebentar lagi ya, mata Ayna nggak mau di buka rasanya."

"Pengen Mas bukain nggak mata-nya pakek sendok?"

Seketika Ayna langsung terbangun dan membuka matanya. Kalau dipikir kan nggak mungkin kalau Gus Latif tega seperti itu sama Ayna. Mungkin itu juga candaan Gus Latif.

"Mas, jangan gitu ih." Ayna mengucek-ngucek mata-nya, dia beranjak menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Gus Latif hanya terkekeh melihat tingkah istrinya, setelah itu Gus Latif membuka ponselnya terdapat beberapa panggilan tidak terjawab dari Rey-sekertaris nya.

Gus Latif memutuskan untuk menelfon balik takut kalau ada yang penting.
"Hallo, Assalamualaikum Rey. Kenapa telfon? Ada masalah?"

"Wa'alaikumsalam Tif, em ini ada beberapa berkas yang harus ditandatangani dan diputuskan secara langsung, karna terkait kontrak kerjasama dengan perusahaan PT Gumilang Perkasa, Saya sendiri tidak berani mewakili tanda tangan karna ada beberapa point yang menurut saya menyimpang dan mencurigakan." Tutur Rey panjang lebar untuk jelaskan.

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang