36. Untukmu Humairaku

8.7K 837 50
                                    

"Umur itu angka, dewasa itu sifat. Semua orang bisa tua, tapi tidak semua orang bisa dewasa."
.
.
.
Happy reading

"

Yoi, tapi inget. Ini terpaksa!" Faiq menekan kata terpaksa membuat Gus Latif terkekeh.

Ayna menyusul mereka dengan segelas teh dan camilan, tak lupa di pergelangan tangannya Ayna membawa ikat rambut untuk menyampaikan permintaan sang Dede bayi kepada Ayahnya.

"Kak, Mas ini Ayna bawain minum. Biar enak nonton bola nya." Ucap Ayna sambil menaruh nampan di meja, setelah itu Ayna menyusul Gus Latif dan duduk disebelahnya.

"Mas," rengek Ayna yang hanya dibalas deheman oleh Gus Latif karna saking serunya pertandingan.

"Goolllll," sorak ketiga laki-laki itu bersamaan, Ayna kesal karna ia tidak digubris. Alhasil dia mencubit gemas pinggang Gus Latif membuat Gus Latif terkejut langsung menatap Ayna.

"Kenapa sayang ku bunny?" Tanya Gus Latif sambil menatap intens manik mata milik Ayna.

"Ayna bawa ikat rambut buat kucir rambut Mas Latif, boleh? yaaahhh?" Bujuk Ayna dengan menarik-narik baju Gus Latif.

"Ehm yang punya bini bucin nggak ada tempat." Faiq yang mode julit kini secara terang-terangan menyindir Ayna dan Gus Latif.

"Ini rumah ku kalau kamu lupa." Jawab Gus Latif membuat Faiq langsung terdiam. Selanjutnya Faiq mengumpat dengan kata "Kena ulti lagi huh."

"Ya Mas, ini ada tiga ikat rambut nya. Jadi satu-satu sama mereka. Boleh ya? Dede bayi lo yang minta," Bujuk Ayna lagi dengan mengunakan nama bayi agar Gus Latif mau.

"Iya boleh." Putus Gus Latif membuat Ayna senang bukan main. Tak berlangsung lama Faiq pun menjawabnya lagi,"Ogah ah, kalian berdua aja. Cukup sudah saya memakan nasi item, sekarang mau dikucir rambut? Oh tuhan padahal aku baru saja perawatan rambut. No! Faiq tidak menerimanya." Tegas Faiq membuat senyum Ayna luntur, berganti dengan memanyunkan bibirnya.

"Oh ayolah, demi anak gue ni." Ucap Gus Latif dan diangguki oleh Faqih.

Karna Faqih sependapat dengan Gus Latif, mau tidak mau Faqih harus tetap menerimanya. Akhirnya ia pasrah dengan permintaan konyol Ayna. "Oke, tapi sekali ini habis itu gue pulang."

Tiga laki-laki itu pasrah dengan kelakuan Ayna, bahkan tangannya tidak bisa diam mengunyel-uyel rambut tiga laki-laki yang menurutnya menggemaskan. Tak lupa, Ayna juga memvidio mereka dan mengunggahnya di akun Instagram miliknya, setelah cukup lelah Ayna menyudahi aktifitas nya. Faiq dan Faqih juga meminta undur diri untuk pulang.

Setelah itu Gus Latif dan Ayna memasuki kamarnya untuk merebahkan tubuhnya, serta memenuhi kewajibannya kepada sang pencipta. Selesai dengan kewajibannya Ayna merebahkan tubuhnya terlebih dahulu dan disusul oleh Gus Latif yang menaruh kepala Ayna pada lengan tangannya dan ditempelkan pada dada bidangnya.

"Yang, besok Mas ajak ke rumah nenek mau?" Tanya Gus Latif dengan mengusap surai rambut Ayna.

"Mau Mas, kerumah Ayah bundanya Ummi kan Mas?"

"Iya, besok nenek sama kakek mau pindah ke Amerika. Jadi setelah itu bakal jarang ketemu sama mereka."

"Loh, memangnya kenapa kok pindah Mas?"

"Kata Ummi, mereka pengen menikmati masa tua di sana. Kebetulan, Ila sudah netap disana dan  paman Daniel sering kesana juga untuk mengurus perusahaan barunya."

"Oh gitu, yaudah Ayna mau menata keperluan untuk kerumah nenek Mas, biar besok nggak telat waktunya."

"Sudah Mas tata, sekarang tidur buat besok, lagian Ummi sama Abi juga ikut."

"Nginep Mas?" Tanya Ayna untuk memastikan.

"Abi sama Ummi yang nginap, nanti Mas mau ngurusin pesantren. Jadi kita nanti pulang."

"Oh gituu, paham-paham."

Pagi hari dengan sinar hangatnya, seluruh keluarga sibuk dengan kegiatannya masing-masing termasuk mempersiapkan perjalanan ke Jawa barat untuk menemui orang tersayang, tetapi tiba-tiba perut Ayna kram dan berujung tidak diperbolehkan ikut oleh Ummi, serta Gus Latif yang yerus berada disisi Ayna.

Terhitung mulai Ayna hamil Gus Latif senantiasa memberikan kasih sayang lebih untuk istrinya, seperti ketika Ayna bangun tidur Gus Latif selalu mengelus perut Ayna dengan membacakan surah Al-waqiah, Surat Maryam dan surah Yusuf. Dan ketika ingin tidur Gus Latif juga berlaku sama dengan membacakan surah Ar Rahman, Surah Maryam dan surah Yusuf.

Ketika kandungan Ayna berumur empat bulan, Ayna diberi jambu safarjal dan minyak luban untuk janinnya, seperti yang dijelaskan dalam kitab Qurotul Uyun yang berbunyi "Wanita yang sudah hamil sebaiknya memperbanyak mengunyah menyan Arab dan menyan Luban, karena ada hadist yang menerangkan, Rasulullah Saw. bersabda,"

يا مَعْشَرَ الحُبْلٰى غَدَّيْنَ أوْلَادَ كُنَّ باللُوْبَان فإنَّ يَزِيْدُ في العَقْلِ وَيَقْطَعُ البَلْغَمْ وَيُورِثُ الحِفْظَ وَيُذْهِبُ النِّسْيَانَ

"Wahai kaum wanita yang sedang hamil, berilah makan anak yang dikandungan kalian dengan menyan Luban, karena menyan luban itu bisa menambah akal, menghilangkan riya', memudahkan untuk menghafal, dan bisa menghilangkan sifat pelupa pada diri anak."

Sedangkan anjuran untuk makan jambu berasal dari keterangan yang diriwayatkan oleh Imam Yahya bin Yahya, dari Khalid bin Ma'dan: "Makanlah oleh kalian (wanita-wanita yang sedang hamil) jambu safarjal dapat mempercantik anak."

Adapula riwayat yang menyatakan, bahwa suatu kaum melapor kepada Nabi Saw. tentang kejelekan anak-anaknya. Maka Allah Swt. memberi wahyu kepada Nabi-Nya: "Perintahkanlah mereka agar memberi malam buah jambu safarjal kepada wanita-wanita yang hamil pada bulan ketiga dan keempat kehamilannya."

Keadaan Ayna cukup membaik, kini kandungan nya sudah berumur delapan bulan memasuki sembilan bulan, tak heran jika perutnya sering kram dan sedikit kesusahan ketika berjalan. Seperti sekarang Ayna sedang meminta aneh-aneh yang membuat Gus Latif uring-uringan.

"Mas, Ayna pengen Mas buatin mie instan sama pengen cium baju kang santri yang ganteng." Gus Latif yang berada didekatnya melotot dengan permintaan istrinya.

"Yang lain nggak ada? Cium baju Mas Latif aja yaa?" Tawar Gus Latif tetapi tidak disetujui oleh Ayna.

"Yaudah iya-iya, Mas ambilin milik Iqbal mau?"

"Mau-mau." Setelah itu tiba-tiba pintu diketuk terus-terusan membuat Gus Latif kesal.

Saat dibuka tiba-tiba Gus Latif dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sudah lama tidak ia temui, bahkan sakit terkejutnya Gus Latif menepuk-nepuk pipinya untuk menyakinkan.

"Elo? Ngapain disini?" Tanya seseorang itu membuat Gus Latif menyerit.

"Ini rumah gue, lo ngapain di sini? Dan lo apa kabar?" Laki-laki itu bernama --

.......
TBC

Sad end or happy end?
Untukmu Humairaku ditawari buat terbit nih, kira-kira kalau terbit ada yang mau meluk novel nya ngga?

jangan lupa follow akun Instagram aku yaaa @nanayy_naa,
Aqidatul09

- Sabtu, 10 September 2022 -
- Sabtu, 11 Mei 2024 -

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang