28. Untukmu Humairaku

12.2K 1.3K 146
                                    

"Kamu boleh kok mencintai saya. Tapi, siap-siap aja ketika tidak saya cinta balik, ya gimana perasaan saya kan nggak bisa dipaksakan. Hak kamu untuk mencintai saya dan hak saya juga untuk tidak mencintai kamu dan hak saya juga untuk mencintai orang lain selain kamu. Jadi maafkan saya ketika saya tidak balik untuk mencintaimu sebab perasaan saya tidak bisa paksakan untuk mencintai kamu. Dan seumur hidup saya hanya mencintai istri saya."

- Zayn Muhammad Latif Fahreza -
.
.
.
Happy reading

"22 juta Pak." Gus Latif mengangukkan kepala dan mengambil kartu atm nya. Setelah itu Gus Latif pulang dengan Ayna yang sudah tidur pulas di dalam mobilnya.

Sesampainya di rumah, Gus Latif berniat membangunkan istrinya itu tetapi Ayna sudah terlebih dahulu bangun dari tidurnya. "Sudah sampai rumah Mas?" Tanya Ayna sambil mengucek-ngucek matanya.

"Sudah, bunny mau lanjutin tidur di mobil atau ke kamar?" Tanya Gus Latif sambil mencium pipi gembul Ayna.

"Ke kamar aja sekalian nanti mau bungkus hadiah buat Ummi, tapi belanjaan nya banyak banget gimana Mas?"

"Nanti Mas minta bantuan sama Mba santri." Ayna melotot kan matanya, hah? Mba santri? Kenapa gak Mas santri aja, pikir Ayna.

"Yaudah nggak usah deh Mas, Ayna bawa sendiri aja nanti bisa bolak-balik lagi." Ayna menghembuskan nafas kasarnya, mungkin kecemburuannya sudah mencapai batas maksimum.

"Cemburu hm?" Tanya Gus Latif lagi.

"Nggak."

"Yaudah, Mas yang bawa sama Mas santri sampai rumah. Nanti bunny yang angkat ke kamar mau?" Tawar Gus Latif pelan nan halus agar istrinya ini tidak ngambek, bisa-bisa Gus Latif kegelimpug-an nanti.

"Bolehlah dari pada Mba santri, oh jadi sekarang Mas Latif ngincer Mba santri ya? Apa karna tubuh Ayna sedikit gemuk jadi Mas Latif mau cari yang baru?" Tebak Ayna dengan sedikit mengecutkan bibirnya ke depan, terlebih Ayna langsung melihat kearah cendela kaca mobil.

Gus Latif menyentuh kepala Ayna dengan halus, lalu menghadapkan nya tepat dihadapan Gus Latif. "Bunny ku sayang, sayang banget. Bukan begitu mangsud Mas Latif, kalau Mba santri yang bawain kan bisa sampai kamar jadi kamu nggak capek juga, terlebih nanti Mas bisa kasih uang saku untuk mereka kan? Bukannya keperluan Mba santri itu banyak? Mas juga memikirkan keadaan Istri Mas ini, Mas nggak mau Ayna kecapean lagi." Jawab Gus Latif tenang, Gus Latif membelai pipi Ayna yang menurutnya sudah menjadi candu bagi nya.

"Yaudah Ayna nggak jadi ngambek kalau gitu." Ayna menempelkan kepalanya kedada bidang Gus Latif, Ayna melihat kearah samping terdapat mobil yang menurutnya asing karena tidak biasanya ada tamu di jam yang terbilang hampir larut seperti ini. Mungkin tamu Abi, pikir Ayna.

Kedua pasutri itu memasuki rumah, sesampainya di ruang tamu Gus Latif dikejutkan dengan kehadiran Nadine, iya Nadine Qolbie, wanita kemarin yang melamarnya.

Gus Latif mengandeng Ayna dengan belanjaan ditangan sebelahnya, Gus Latif masih terkejut dengan kehadiran Nadine, begitupun keluarga Nadine. Keluarga Nadine lantas beranjak dari duduknya karna saking terkejut, sedangkan Nadine menggeleng tidak percaya.

"Mas Zayn kan? Kok ada di sini?" Tanya Nadine yang masih dengan ekspresi terkejutnya. Ayna yang tidak tau apa-apa kini bungkam seribu bahasa karna melihat keterkejutan dari keduanya.

Abi Azril dan Ummi juga berdiri, lantas langsung menjawab pertanyaan Nadine. "Iya itu putra saya, kalian sudah kenal?"

"Kenal, sangat kenal. Dia Mas Zayn." Jawab Nadine yang belum mengalihkan pandangannya, sedangkan Gus Latif sudah menggenggam erat tangan istrinya sekaligus melihat kearah wajah istrinya yang lebih pendek darinya.

"Dia anak saya namannya Latif." Ucap Ummi Ima yang memotong pembicaraan, "Tif, Ayna duduk dulu yuk, ada tamu." Lanjut Ummi, Ummi melakukan itu agar semua tidak tegang dengan situasi sekarang.

Gus Latif dan Ayna mendudukkan dirinya didekat Abi nya, sesekali Nadine melihat kearah Ayna yang kagum karna kecantikan dan keimutannya. Setelah pasutri itu duduk, mereka kembali rileks dan keterkejutan mereka sudah berkurang.

"Mas Zayn." Panggil Nadine yang tidak mendapatkan jawaban dari Gus Latif.

"Ini Mas Zayn kan? Kenapa Mas Zayn nggak pernah bilang ke Nadine kalau Mas Zayn putra dari Abi Azril? Mas Zayn sembunyiin identitas Mas Zayn? Tapi kenapa?" Tanya Nadine berkali-kali membuat Ayna tidak suka.

"Karna kamu tidak penting bagi saya untuk mengetahui siapa saya sebenarnya." Ketus Gus Latif membuat Nadine bungkam.

Abi Azril dengan pelan menjawab pertanyaan itu, mewakili untuk menjabarkan agar tidak terjadi pertengkaran. "Sebelumnya mohon maaf kalau merasa dibohongi oleh putra saya, tapi itu dilakukannya pasti karna sebuah alasan. Ya karna Latif sendiri tidak mau membawa nama pesantren jika ia melakukan kesalahan, mungkin ini tidak terlalu penting juga untuk dibahas." Abi Azril tersenyum dan diangguki oleh Ima.

"Pantas saja Mas Zayn menolak Nadine waktu Nadine minta jadi suami Nadine, ternyata Mas Zayn udah punya istri dan putra dari pesantren? Perasaan Nadine juga nggak jelek banget buat dijadiin makmum, kenapa harus dia?" Tanya Nadine yang masih memandang Ayna, Ayna menundukkan kepalanya, menggerutu karena kesal dengan Nadine.

"Kenapa kamu malah ngatur saya? Terserah saya mau milih siapa, saya sangat mencintai istri saya apa salahnya? Lagian kami udah ada momongan." Ucap Gus Latif asal karna kesal dengan Nadine yang menurutnya tidak pantas berkata seperti itu, apalagi sampai menyinggung Istrinya.

"Tapi Nadine bener-bener cinta dan sayang sama Mas Zayn," tutur Nadine dengan meremas ujung jilbabnya.

"Kamu boleh kok mencintai saya. Tapi, siap-siap aja ketika tidak saya cinta balik, ya gimana perasaan saya kan nggak bisa dipaksakan. Hak kamu untuk mencintai saya dan hak saya juga untuk tidak mencintai kamu dan hak saya juga untuk mencintai orang lain selain kamu. Jadi maafkan saya ketika saya tidak balik untuk mencintaimu sebab perasaan saya tidak bisa paksakan untuk mencintai kamu. Dan seumur hidup saya, sayahanya mencintai istri saya." Tutur Gus Latif, setelah itu ia melihat kearah istrinya yang tersenyum kepadanya.

Ayna muak dengan Nadine, dengan berani dia berkata setelah Gus Latif selesai menjawab pertanyaan nya.

"Maaf ya Mba Nadine, Mba Nadine kan cantik, baik, Sholehah. Pasti bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dari suami saya, dan saya mohon untuk tidak berbicara seolah-olah saya ini nyamuk yang menampung perasaan anda ke suami saya. Apa Mba nggak malu mengungkapkan perasaan didepan istri sah nya Mas Latif? Bahkan kami sudah dikaruniai Malaikat kecil yang insyaallah akan selalu menjadi penguat hubungan kami. Jadi saya mohon selaku istri Mas Latif untuk Mba Nadine berhenti bersikap seolah-olah suami saya masih lajang." Tutur Ayna dengan halus, tak lupa Ayna juga menekan kata suami dan malaikat kecil. Ayna berharap kejadian ini tidak membuat rumah tangga nya terusik, apalagi ada orang ketiga yang ingin menghancurkan.

Setelah itu Gus Latif mengusap perut Ayna lembut, lalu Gus Latif membawa Ayna menuju kamarnya. Nadine melihat kearah mereka dengan tatapan sendu, ada secuil rasa iri yang bersarang dihatinya. Mungkin rasa itu sulit untuk dilupakan.

TBC...

Aqidatul09

- Sabtu, 16 Juli 2022 -

Revisi senin 23 januari 2024

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang