31. Untukmu Humairaku

10.9K 1.1K 49
                                    

"Serasi Tapi Tak Serasa, Sama Sama Tokoh Utama Tapi Dalam Buku Yang Berbeda, Punya Banyak Persamaan Kecuali Perasaan."

- nana -
.
.
.
Happy reading

"Yaudah, Ayna istirahat saja. Biar Ummi yang masak." Elus Ummi Ima di kepala Ayna yang langsung mendapatkan gelengan kepala.

"Kenapa? Ayna sakit loh. Nanti tambah parah gimana? Ayna istirahat aja ya?"

"Ayna baik-baik aja kok Ummi, percaya sama Ayna." Tutur Ayna dengan menggenggam tangan Ibu mertua nya itu.

"Yaudah, Ummi juga nggak bisa maksa Ayna kan?" Ayna hanya bisa menyungingkan senyum dengan deretan gigi nya yang rapi.

Acara masak-masak kini berjalan dengan lancar, tidak ada sesuatu yang membuat Ayna mual lagi. Yang awalnya Ayna tidak terlalu suka mencium bau jahe, kini malah membawa jahe kemanapun Ayna melangkah, bahkan dikamar mandi sekalipun.

Ayna menyiapkan masakannya di meja, tak lama semua berkumpul dan makan secara bersama-sama. Gus Latif yang baru pulang kini ikut bergabung, dia men-dudukan dirinya tepat di samping Ayna, bergegaslah Ayna menyiapkan makanan untuk suaminya.

"Mas mau lauk apa?"

"Tadi bunny masak apa?" Tanya Gus Latif lembut, pasalnya Gus Latif takut masakan Ayna masih utuh. Bukan karna nggak enak, tapi karna Gus Latif tidak mau Ayna sedih ketika masakannya masih utuh.

"Bunny masak sayur lodeh, tempe goreng sama sambal. Mas mau?"

"Pantesan harum enaknya udah kecium dari pintu, mau dua tempenya." Gus Latif melihat senyum indah Ayna terukir disana, perasaan Gus Latif menghangat.

"Terima kasih Mas."

...

Ayna sibuk membuat bubur kacang hijau kesukaan Gus Latif di dapur sampai peluh keringat membasahi jilbabnya. Setelah selesai, Ayna membawanya ke kamar, menyuapkan nya kepada Gus Latif.

Memiliki suami paham agama membuat Ayna sangat bersyukur, kalau dilihat Ayna bukanlah cerminan dari Gus Latif. Dia hanya wanita fakir ilmu dan kurang beruntung dalam masa kecil hidupnya, tapi Tuhan melengkapinya dengan mengirimkan malaikat terbaik untuk menjadi imam, sabar, se-sholeh Gus Latif, laki-laki yang memperlakukan Ayna seperti berlian.

Ayna mual-mual lagi saat berdekatan dengan bau wangi Gus Latif, hingga membuat Gus Latif curiga. "Bunny udah halangan lagi belum?" Tanya Gus Latif dengan memijit tekuk Ayna lembut.

"Belum Mas, Ayna udah telat 2 Minggu."

"Jangan-jangan bunny hamil? Periksa-in ke dokter yuk. Mas kawatir nanti ada apa-apa sama bunny, kalau malaikat kecil kita hadir ya Alhamdulillah tapi kalau belum mungkin belum rezeki." Gus Latif langsung menggendong Ayna, pasutri itu berganti pakaian untuk pergi ke dokter.

Diperjalanan Ayna melihat seorang kakek tua yang sedang berjualan kue donat dipinggir jalan, mungkin umurnya sekitar 90 han tahun. Ayna tidak tega melihat nya karna Ayna pernah merasakan diposisi yang sama seperti kakek itu.

"Mas Latif berhenti di depan ya, Ayna pengen beli donatnya kakek itu." Gus Latif mengangukkan kepala, dia memilih berhenti lebih dekat dengan kakek nya agar Ayna tidak kelelahan berjalan.

"Assalamualaikum kakek." Sapa Ayna yang terima halus oleh kakeknya.

"Wa'alaikumussalam Neng." Kakeknya begitu ramah, bahkan saat Ayna mulai duduk untuk memilih donatnya, kakek itu tidak memperbolehkannya karna alasan Ayna mengandung. Kakek itu juga tau kalau Ayna akan duduk sedikit lebih lama karna memilih donatnya, seakan mata itu berbinar ketika melihatnya tentu membuat kakek itu kawatir jika duduk berlama-lama.

"Nggak usah Neng, kayaknya Neng baru mengandung jangan duduk terlalu lama dulu, bahaya buat janin nya Neng." Tutur kakek itu halus, kakek itu membawa sekotak donatnya untuk duduk di bangku yang berada disana diikuti Ayna dan Gus Latif dibelakangnya.

Ayna berbinar melihat tumpukan donat yang tersusun rapi nan terlihat lezat itu, dengan hati-hati Ayna menaruh satu-persatu donat itu didalam kantong plastik nya hingga penuh. Bahkan Gus Latif dan kakeknya terheran-heran karna Ayna, apakah Ayna bisa menghabiskan donat sebanyak itu? Pikir mereka.

Ayna mengambil donat satunya dan melahapnya sampai belepotan seperti anak kecil. Ayna menoleh kearah dua pria itu yang sedang berbincang.

"Mas, bunny mau semuanya. Borong ya?" Tanya Ayna dengan mengedip-ngedipkan matanya berharap membuat Gus Latif terbujuk.

"Iya sayang." Jawaban Gus Latif membuat kakek itu tersenyum, kakek itu sampai mengucapkan terimakasih berkali-kali kepada pasutri itu.

Setelah Ayna puas, Gus Latif membayarnya. "Berapa kek?" Tanya Gus Latif dengan mengeluarkan dompetnya.

"100 ribu Mas." Gus Latif mengeluarkan lima lembar uang 100-an lalu menyerahkan ke kakek itu.

"Ini kebanyakan Mas." Tolak kakek itu dengan mengembalikan empat lembar uang nya.

Lantas Ayna mendekat, dia tersenyum kearah kakek itu sambil memegang tangannya. "Kek, anggap saja ini titipan rezeki buat kakek lewat suami saya. Kakek terima ya?"

"Bener ini buat kakek?" Tanya kelak itu memastikan dan di angguki oleh keduanya.

"Masyaallah, terimakasih Mba, Mas. Semoga rumah tangga nya tentram, sakinah mawadah warahmah dan dikaruniai anak yang berbakti, Sholeh Sholehah. Dan selalu dalam lindungan Gusti Allah." Ucap kakek itu dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Aamiin, terimakasih doannya kek." Gus Latif tersenyum dan mencium tangan kakek itu. Kakek itu mengusap kepala Gus Latif, dia membacakan doa kebaikan untuknya.

"Nak, ingat pesan kakek ya, jangan lupa selalu bismillah dimanapun berada. Kamu ganteng le, hatimu juga ganteng." Ucap kakek itu dengan menyentuh wajah Gus Latif.

"Iya kek, kakek sehat-sehat terus ya. Kalau ada apa-apa kakek cari saya aja." Gus Latif menghadap perusahaan yang menjulang tinggi itu sambil menunjuk nya. "Kakek cari aja saya di gedung tinggi itu, saya pasti ada di sana, kalau ada apa-apa kakek ke sana ya. Jangan sungkan-sungkan." Kakek itu tersenyum lantas mengaguk, setelah itu kakek mendekat ke arah Ayna. Mengusap pucuk kepala Ayna.

"Kakek boleh sentuh perut kamu sebentar nggak Neng? Yakin kakek cuma kepengen sentuh nggak ngusap." Ayna yang bingung kini melihat kearah suaminya, setelah mata itu bertemu Gus Latif mengangukkan kepala tanda dia menyetujui nya.

Kakek menyentuh perut Ayna seperti membacakan doa, setelah itu mengusap pucuk kepala Ayna dengan gemas. "Kamu kuat Mba, kuat banget. Tapi ada rintangan nya berat di depan, kamu pasti kuat. Kakek bakal selalu doain kalian berdua." Ucap kakek itu, tak lama kakek itu berpamitan untuk pergi.

Setelah kakek itu pergi, pasutri itu melanjutkan perjalanan nya yang sempat tertunda. Sesampainya di rumah-sakit pasutri itu disambut hangat oleh orang-orang disana, selanjutnya Ayna memasuki ruangan untuk dicek dokter.

Lima belas menit berlalu kini jawaban itu keluar, "Gimana keadaan istri saya dok? Apakah ada yang serius dengan istri saya?"

"Bapak tenang dulu, istri bapak baik-baik saja. Alhamdulillah sehat, dan ada kabar gembira. Selamat bapak, Ibu Ayna saat ini sedang mengandung, usiannya menginjak 3 Minggu. Ini ada resep obat penguat kandungan dan vitamin, diminum teratur. Silahkan." Dokter itu memberikan obatnya kepada Ayna juga tak lupa dua tespek yang menyatakan positif. Gus Latif bahagia, sangat bahagia segeralah Gus Latif memeluk istrinya itu untuk memperlihatkan betapa bahagianya dirinya.

TBC...


Aqidatul09

Boleh silaturahmi, curhat-curhat ke saya yaa, berbagi pengalaman juga boleh

@nanayy_naa
@lathif.fhrz
@queenza.azkayr

- Senin, 25 Juli 2022 -

Revisi, 23 Januari 2024

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang