21. Untukmu Humairaku

14.8K 1.4K 87
                                    

أنا لا أجبرك على أن تحبني ، لكني سأطلب أن أكون معك
"aku tidak memaksamu untuk mencintaiku, tapi aku akan meminta agar di jodohkan denganmu"
.
.
.
Happy reading

Saat asyik menonton tiba-tiba suara panggilan terdengar di telinga Ayna.
"Sayang...."

Buru-buru Ayna mematikan laptop nya tapi loading nya terasa lama, Ayna merasa merinding jika Gus Latif melihatnya. Ketukan pintu terdengar jelas, Ayna masih mencoba menunggu dengan mengetuk-ngetuk jaringnya di dekat keyboard nya.

"Ayolah, plis. Kali ini aja, yuk bisa yuk." Gumam Ayna yang terus menjerit untuk takdir berpihak kepada nya.

Ketukan pintu dengar lagi, lagi, dan lagi bersamaan dengan suara yang Indah nan lembut menusuk ulu hati. "Assalamualaikum sayang."

Degup jantung Ayna kembali normal saat laptop itu sudah mati, buru-buru dia menutupnya dan menaruhnya kembali di meja kerja Gus Latif. Dengan gesit Ayna langsung berlari membuka pintu nya.

"Wa'alaikumsalam Mas, maaf Ayna terlambat bukain pintunya." Ayna berusaha normal untuk menetralkan degup jantungnya yang terpacu lebih cepat dari biasanya.

Gus Latif dengan tiba-tiba memeluk Ayna, membawa Ayna dalam dekapannya, mencium keningnya yang terasa candu. Gus Latif mendekat dengan telinga Ayna, dia membisikkan sesuatu yang membuat Ayna merinding.

"Cantik." Kalimat sederhana yang mampu membuat rona merah di pipi Ayna menebal, membuat kupu-kupu di perut Ayna terbang memutar, melayang bahkan membuat merinding.

"Mas, jangan gitu." Gerutu Ayna yang menutupi wajahnya yang malu ketika Gus Latif melihat wajahnya yang bersemu merah.

"Lalu gimana sayang?" Ucap Gus Latif dengan di iringi kekehan nya, Gus Latif mencoba merapatkan pelukannya. Hingga tubuh Ayna dan Gus Latif hanya berjarak beberapa senti saja.

"Udah ah, Ayna malu." Ayna mendorong kecil tubuh Gus Latif, tetapi apa daya yang kekuatannya tak sebesar Gus Latif.

"Malu? Malu kenapa hm? Coba sini cerita sama Mas." Gus Latif lantas membawa tubuh mungil Ayna ke ranjang dengan menggendong ala bridal style. Ayolah, jantung Ayna sudah bergemuruh hebat, rasanya ingin melompat begitu saja.

Gus Latif dengan hati-hati mendudukkan Ayna di ranjang, lalu menidurkan kepala Ayna pada pupu dengan di kasih bantal.

"Tadi saat Mas nggak ada, bunny nonton apa?" Tanya Gus Latif dengan melepaskan satu persatu jarum pentul yang menancap di jilbab Ayna.

Ayna diam saja dia larut dengan perhatian manis Gus Latif, sesekali dia menghembuskan nafasnya karna kupu-kupu yang berada di perutnya kembali bergejolak. Tahukah kamu gimana keadaan Ayna sekarang? Jika terjun dari ketinggian bisa mengekspresikan perasaan Ayna sekarang, Ayna rela.

Jilbab itu sudah terlepas entah dimana jilbab itu berada, tapi nyatanya Gus Latif sekarang mengelus rambut Ayna lembut, menyanyikan sholawat yang sedang viral membuat Ayna terpaku.

"Plis Ayna, jangan larut kamu nggak tau perlakuan ini ikhlas atau nggak." Gumam Ayna dalam hati yang terus berusaha agar tidak jatuh cinta kepada Gus Latif.

Bukankah dia gadis bodoh? Bagaimana bisa seorang istri berusaha untuk tidak mencintai suaminya? Lalu kenapa Ayna menanamkan pikiran itu kepada dirinya, atau sesuatu rahasia sudah Ayna ketahui?

Ya Ayna sudah mengetahui jika Gus Latif sempat dijodohkan dengan Larissa, Ayna juga tidak bodoh atau pikun. Dia masih ingat jelas ketika Gus Latif menanyakan hal yang serius kepadanya soal Larissa. Ayna bukan gadis yang tidak tau diri, dia tau semuanya, dari gerak-gerik Gus Latif sebelum menikahinya dia terlebih dahulu mencintai Larissa sampai berujung kesalahpahaman sampai menikah dengannya. Gus Latif salah paham dengan Abi, bahwa Abi akan menjodohkan Larissa dengan orang lain, padahal itu dengan dirinya sendiri hingga keputusan terbodoh yang Gus Latif ambil.

Lalu kalau sudah tau, kenapa Ayna menerima nya? Lalu apakah Ayna mempunyai pilihan saat itu? Bahkan Ayna tidak tau dia sudah menjadi milik orang lain. Tau-tau nya dia sudah resmi menjadi istri orang.

Apakah pantas seorang istri melawan, menolak, bersikap tidak baik dengan suaminya? Ayna hanya bisa diam dengan semua ini, dia hanya bisa pasrah dengan takdir nya yang begitu rumit. Rasanya Ayna ingin menjerit sambil menangis kencang, bukankah tadir tidak adil padannya?

Dari kecil dia selalu merasa menjadi seseorang yang tidak pernah di harapkan, sekarang dia merasa menjadi wanita cadangan. Sungguh hati Ayna sakit ketika seseorang tau isi hatinya.

Menikah dengan seseorang yang paham agama memang di idam-idamkan kaum wanita, tapi jika seperti ini apakah ada yang masih ingin? Di luar semua orang menganggap Ayna seseorang yang beruntung, seseorang yang sangat memiliki takdir indah. Tapi bagi Ayna? Ini sungguh sakit sekali.

Setelah berpikir, Ayna memutuskan akan terbuka dengan semua ini. Dia sudah siap dengan apapun keputusan Gus Latif nanti.

"Ayna tidak takut akan kehilangan Gus Latif, yang Ayna takutkan adalah Gus Latif dapat mencintai orang lain namun, Ayna tidak mengetahui nya." Ucapan itu lolos dari bibir Ayna, membuat Gus Latif yang mengusap lembut rambutnya terhenti. Gus Latif terpaku dengan ucapan Ayna yang membuat hati Gus Latif tertohok.

"Tapi sungguh jika disuruh jujur, Ayna takut kehilangan Gus Latif. Ayna takut, sungguh takut Gus, Ayna bingung Ayna bimbang dengan perasaan Ayna sendiri. Kalau boleh egois, Ayna ingin dicintai secara nyata, Ayna ingin memiliki Gus Latif seutuhnya dari hati maupun raga."

"Kamu kenapa bunny? Kenapa bilang seperti itu?" Tanya Gus Latif dengan tatapan bingung melihat Ayna, pikirnya Ayna sedang melantur sekarang.

Ayna membangunkan tubuhnya, bersadar di ranjang menatap Gus Latif yang kini sedang menatap Ayna dengan tatapan tanya, mata Gus Latif tidak bisa bohong kalau dia sangat terkejut.

"Maaf Gus, maaf hati ini lancang, maaf karna Ayna Gus Latif terjebak seperti ini, maaf kar-" Gus Latif langsung menaruh jari telunjuk nya di bibir Ayna, sontak Ayna langsung menghentikan ucapannya, dia mendongak melihat Gus Latif yang sudah menatapnya dengan tatapan pertanyaan seribu bahasa.

"Ayna, kamu sudah tau semuanya?" Tanya Gus Latif dengan mengangkat kedua alisnya, matanya redup mulai menitihkan air mata, Gus Latif sedikit mendongak agar air mata nya tidak jatuh. Ayna masih diam membisu, bahkan dia menunduk dengan rambut yang menjuntai ke bawah.

"Ay, jawab saya!" Gus Latif kesal dengan Ayna yang hanya diam tanpa menjawab pertanyaan nya ketika dia bertanya, sedikit ada bentakan tapi terlihat tertahan dan halus.
____________

TBC

Jangan lupa kalau mau post vid, potongan cerita Buna. Tag Buna yaaaa..
Jangan sungkan-sungkan buat tag.
Tiktok; @ningnanay
Ig: wp.aqidatul09 atau xyz_nanay

Lop sekebon buat yang tag Buna dengan sepenggal cerita Buna. Jangan lupa follow juga Aqidatul09

Thank you ❤️🤩🦋 jangan lupa komen yang banyak🦋❤️❤️🥺🤗😌😭🥰🥳🔥😹😼📍👉🏼👈🏼😫😎🤭😞🙃🙂💗🌻😘😳😀😍🤩🥰❤️✨🌻.

Minggu, 12 Juni 2022

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang