29. Untukmu Humairaku

10.6K 1.1K 42
                                    

يمكنك دحر الاسماء في صلاتك ، لكن عليك أن
"Kamu boleh menyebutkan nama nya di dalam doa mu, tapi kamu juga harus menerima jika nanti dia bukan takdirmu."
.
.
.
Happy reading

Setelah itu Gus Latif mengusap perut Ayna lembut, lalu Gus Latif membawa Ayna menuju kamarnya. Nadine melihat kearah mereka dengan tatapan sendu, ada secuil rasa iri yang bersarang dihatinya. Mungkin rasa itu sulit untuk dilupakan.

Ayna merebahkan tubuhnya di ranjang karna lelah, Gus Latif masih sibuk membawa dan meletakkan barang belanjaan mereka. Setelah dirasa selesai, Gus Latif ikut merebahkan tubuhnya disamping Istrinya itu.

"Dia siapa Mas? Kok panggil Mas Latif pakek nama Zayn?"

"Maaf ya cintaku Mas belum sempat bercerita soal itu, Mas rasa waktunya belum tepat, tapi sekarang Mas bakal ceritain. Waktu Mas sama bunny marahan lalu, Mas mutusin ke markas kumpul bareng temen-temen Mas, bunny pasti udah tau kan siapa Mas Latif?" Jeda Gus Latif yang langsung mendapatkan anggukan kepala dari Ayna.

"Waktu itu temen-temen dan Mas sendiri membuat acara buat keliling bersihin masjid-masjid seperti biasanya. Waktu Mas bersih-bersih, Nadine datang bawain sesuatu gitu dan katannya Mas mau diajakin ngobrol sama Abi nya. Karna Mas merasa dipaksa akhirnya Mas nurut deh, ternyata Abi nya minta Mas buat nikahin Nadine," ucapan Gus Latif terhenti karna Ayna langsung memotong pembicaraan nya, dengan nada kesal.

"Terus Mas terima? Berarti waktu Mas Latif udah punya istri Ayna?"

"Ng-ngak kok, Mas nggak terima. Mas bilang lah kalau Mas udah menikah, punya istri cantik yang Mas cintai."

Ayna yang tambah penasaran kini menyamankan tidurannya dengan memeluk Gus Latif sambil melihat Gus Latif yang sedang berbicara.  "Terus?"

"Terus Mas ditawarin buat nikahin Nadine, buat poligami. Tapi Mas juga langsung nolak, mau tidak mau mereka harus menerima keputusan Mas kan? Ya karna Mas udah cinta, sayang banget sama bunny. Singkatnya begitu, katannya juga Nadine udah lama menaruh rasa sama Mas." Pipi Ayna merah merona karna ucapan Gus Latif, dia berusaha menormalkan kembali ekspresi nya.

"Tapi beneran ya, Mas Latif gak suka sama Nadine?"

"Beneran sayang hmm."

"Auk ah Ayna mau mandi."

"Cie ngambek." Ejek Gus Latif yang langsung mendapatkan plototan mata dari Ayna, Gus Latif sama sekali tidak menggubris karena menurutnya itu malah membuat Ayna terlihat lebih menggemaskan.

....

Tiga hari berlalu setelah kejadian itu Nadine mondok di sini, seperti tujuannya untuk datang disini. Tapi Alhamdulillah nya Nadine tidak pernah sekalipun mengganggu rumah tangga Ayna dan Gus Latif, Nadine secara terang-terangan menghindari kedua pasutri itu ketika berpapasan atau bertemu.

Tiga hari itu, Nadine melihat rumah tangga Ayna dan Gus Latif yang bahagia membuatnya sadar kalau perbuatannya salah. Dia menyesal, bahkan Nadine seringkali memohon ampun ke pada Robb nya karna perbuatannya yang dianggap menjijikkan, wanita apa dia yang menghancurkan kebahagiaan wanita lain hanya untuk kebahagiaan nya saja?

Sepertiga malam Gus Latif terbangun untuk menunaikan sholat tahajud, tak lupa Gus Latif juga membangunkan istrinya.

"Bunny, bangun yuk. Sholat tahajud dulu." Ayna melenguh dan men-dudukan dirinya "Heum?"

"Sholat dulu yuk, biar ngga inscure."

"Siap sayang." Ayna langsung melompat ke kamar mandi untuk mengambil wudhu, tanpa menghiraukan teriakan Gus Latif yang kawatir.

"Jangan lompat-lompat ya Allah sayang hmm."

Setelah sholat Gus Latif membaringkan tubuhnya, dia menaruh kepalanya paha Ayna sebagai bantal. Dengan tersenyum tangan nakal Gus Latif itu mencubit gemas pinggang Ayna. Tidak kencang namun membuat Ayna terkejut.

"Mas, ih geli." Ucap Ayna yang menjauhkan tangan suaminya, Ayna genggam tangan itu agar tidak bisa kemana-mana.

"Mas harap Mas bisa seperti ini terus sayang."

"Hah? Kok Mas ngomong gitu ih." Protes Ayna yang menurutnya ada sesuatu dibalik ucapan Gus Latif.

"Nggak tau, tiba-tiba aja. Kalau suami bilang sesuatu itu di aamiin ya sayang."

"Hmm, emang bolehhhh?." Ayna melepaskan genggaman tangannya dia beralih mengusap-usap rambut Gus Latif lembut.

"Ayna mau tanya, boleh?"

"Tanya apa bunny?" Jawab Gus Latif yang sudah mengarahkan kepalannya keperut rata Ayna sambil menciuminya.

"Pengen diceritain gimana saat Gus Latif minta Ayna buat jadi istri sama Papa Mama Ayna? Kenapa juga Papa Mama mau? Bukankah mereka tidak pernah perduli sama Ayna?" Tanya Ayna sambil mencium pipi gembul Gus Latif.

"Mas nggak cerita takut bunny sakit hati nanti, tapi kalau bunny pengen tau mana bisa Mas nolak kan? Tapi Mas harap setelah tau, Ayna tidak pernah berubah yaa?"

"Insyaallah, Ayna nggak akan berubah sama Mas. Tapi entahlah sama orang tua Ayna, ada sedikit rasa sakit gitu Mas didada Ayna. Ada beribu-ribu pertanyaan yang Ayna pengen tanyakan ke mereka, sejijik itu kan mereka ke Ayna sampai-sampai Ayna dibuang gitu aja?" Ayna mati-matian menahan air mata nya agar tidak jatuh, Gus Latif membelai pipi Ayna lembut.

"Nangis aja gak papa, Mas nggak akan marah ataupun ngelarang. Mas tau itu sakit, jangan dipendam sendirian."

"Mas cepet ceritain dari waktu nikah rahasia sampai nikah sah itu."

"Iya, sini Mas ceritain." Gus Latif menggendong Ayna ala bridal style, lalu menaruhnya di ranjang dan dipeluknya istrinya itu sambil mengusap pucuk kepalanya.

"Maaf ya sayang, maaf banget. Waktu itu Mas kira Larissa yang menikah sama orang lain, Mas nggak bisa nyaksiin Larissa menikah karna Mas dari kecil udah bersama dia. Dia sahabat Mas, dan waktu itu Mas cari tau tentang kamu. Menurut Mas kamu baik, Sholeha, dan mandiri. Mas udah sedikit punya rasa waktu bunny tanya soal pacaran dulu."

Ayna tersenyum, lalu mendongak. "Berarti doa Ayna yang kenceng banget sampai menang dapetin Gus Latif. Terus, terus gimana Mas?"

"Mas suruh anak fys buat cari tau Om Eza yang katannya pernah ngasuh kamu. Dan Alhamdulillah Mas dapetin nomornya, setelah Mas dapet nomornya, Mas silaturahmi kesana. Dia cerita banyak banget, dia nyesel banget udah nelantarin kamu. Bahkan dia malu untuk bertemu sama kamu, dia Mau bantu Mas buat cari Ibu kamu asalkan setiap kali Om Eza minta Vidio call waktu kamu beraktifitas Mas harus nurutin demi mengobati rasa rindunya."

Air mata Ayna menetes, "Om Eza... Maafin Ayna, meskipun Om Eza bukan Ayah kandung Ayna, tapi berkat dia Ayna merasakan kasih sayang meskipun tidak lama." Lirih Ayna dengan memeluk Gus Latif sambil menghapus air matanya.

"Mau lanjut ngga?"

"Mau."

TBC.....


Aqidatul09

- Jum'at, 22 Juli 2022-

Revisi senin 23 januari 2024.

Maaf agak gimana gitu yaa, udah jadul ceritannya, bahkan alurnya udh pasaran banget, maaf kalau blepotan yaaa, semoga bermanfaat dan sukaa.

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang