32. Untukmu Humairaku

12.4K 1.1K 44
                                    

"Yang mengejutkan itu bukan yang diam-diam menyebar undangan, tapi yang kemarin tertawa riang, namun hari ini terdengar kabar kematiannya."

- Queenza.Azkyr -
.
.
.
Happy reading

"Bapak tenang dulu, istri bapak baik-baik saja. Alhamdulillah sehat, dan ada kabar gembira. Selamat bapak, Ibu Ayna saat ini sedang mengandung, usiannya menginjak 3 Minggu. Ini ada resep obat penguat kandungan dan vitamin, diminum teratur dan silahkan." Dokter itu memberikan obatnya kepada Ayna juga tak lupa dua tespek yang menyatakan positif. Gus Latif bahagia, sangat bahagia segeralah Gus Latif memeluk istrinya itu untuk memperlihatkan betapa bahagianya dirinya.

...

Sesampainya di rumah Gus Latif tidak mau lepas dari Ayna, selalu saja mengekorinya hingga membuat Ayna kesal. "Mas Latif ke pesantren aja deh, liat kondisi disana dari pada ngekor mulu dibelakang Ayna." Ucap Ayna dengan mencebikkan bibirnya.

"Mas Latif maunya sama Bunny, nanti Bunny kenapa-kenapa gimana?" Ayna yang mendengarnya langsung membola-kan matanya. Ayna menarik nafas panjang, lalu menghembuskan nya dengan kasar.

"Mas Latif ku sayang.. Ayna baik-baik aja tuh liat, yaaa Mas Latif liat pesantren yaa, nanti kalau santri ada melanggar terus keterusan gimana?" Tutur Ayna sambil memperlihatkan keadaannya yang baik-baik saja.

"Yaudah, bunny ikut Mas." Putus Gus Latif yang langsung mendapatkan plototan mata dari Ayna.

"Ah nggak nggak, Mas Latif ngelantur ih. Masak bunny mau ikut ke santri putra kan aneh." Elak Ayna dengan dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Yaudah Mas gak mau, Mas mau kunci bunny dikamar. Biar bisa ehm-ehm."

"Ih nggak nggak bunny nggak setuju! Mas Latif ih, Ayna temenin deh tapi Ayna tunggu ditaman." Ayna mengedip-ngedipkan matanya berharap Gus Latif bisa terbujuk.

"Enakan di kamar, engga panas. Cuma olahraga biasa kan?" Gus Latif menyenggol lengan Ayna, sontak Ayna memukul balik lengan Gus Latif.

"Hayo olahraga apaan tuh!" Ketus Ayna membuat Gus Latif terkekeh.

"Jenguk bab-" Ayna langsung membekap mulut Gus Latif sambil celingukan berharap tidak ada yang mendengar atau melihatnya.

"Mas Latif! Ingat yah, Ayna baru punya baby. Baby nya masih kecil, masih rentan ih!" Ucap Ayna sebal, Gus Latif langsung menggendong Ayna sedikit berlari, membawanya ke taman dekat dengan pesantren putra. Ayna yang takut jatuh kini melingkarkan tangannya dileher Gus Latif.

Sesampainya ditaman, Gus Latif langsung bergegas menuju ke pesantren putra. Sedangkan Ayna? Dia sudah mengendap-endap menuju pesantren Putri, tujuannya untuk menemui kakak nya itu siapa lagi kalau bukan Lina.

Ayna membuka kamar Fatimah satu yang terlihat sepi, awalnya Ayna mau mengajak Lina untuk tinggal didalem. Dirumah Abi Ummi sebagai abdi dalem, tetapi Lina menolak karna dikamar nya sekarang ada Nadine.

Ayna membuka pelan pintu itu, pertama kali dia lihat adalah suguhan tatanan buku-buku indah milik Lina. Anak itu memang gemar membaca, lebih tepatnya membaca novel fiksi dari pada buku pelajaran. Menurutnya itu sangat menghibur dan bisa menghilangkan kesedihannya jika dia terdapat problem.

"Assalamualaikum.." Ayna bertutur kata lembut hingga Lina tidak bisa mengenali suaranya.

"Wa'alaikumussalam, masuk."

"Dorr." Lina dan Nadine terkejut mereka langsung melihat siapa yang datang. Karna Lina saking bahagianya dia berlari memeluk adiknya itu.

"Bubuy." Teriak Lina yang langsung memeluk Ayna erat, Ayna tak kalah erat kini membuat mereka tertawa. Lina mengandeng tangan Ayna agar lebih dekat dengan Nadine yang sudah tersenyum melihat keduanya.

"Ning." Sapa Nadine halus dengan senyum dan menundukkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Iya Dine, gimana kabarmu?" Tanya Ayna, Nadine tersenyum lalu menjawab.

"Saae Ning. La sampeyan pripun?" Dua minggu ini Nadine menggunakan bahasa Jawa halus karna dia enggan kalau menggunakan bahasa Indonesia, menurutnya kurang sopan. Itupun dia menggunakan bahasa Jawa kalau sedang berbicara dengan orang ndalem

("Baik Ning, la kamu gimana?")

"Alhamdulillah nggeh saee, sampeyan ampunsah halus-halus kalih kulo. Biasa mawon, mbeto bahasa Indonesia mawon, kulo radi mboten sekeco kulo kromo alusipun." Tutur Ayna dengan sedikit tertawa yang memperlihatkan gigi rapinya.

(Alhamdulillah baik juga, kamu jangan halus-halus sama saya. Biasa aja, pakek bahasa Indonesia aja, saya kurang bisa kalau pakek bahasa Jawa alus)

"Iya Ning."  Tiga wanita itu bercanda sampai lupa waktu. Ada aja yang dibahas, dilain sisi Gus Latif sudah kelabakan mencari keberadaan istrinya itu.

Dua jam Gus Latif mutar-mutar area pesantren berharap cepat menemukan istrinya tetapi nihil, hingga Gus Latif teringat kamar Fatimah satu dan memutuskan untuk langsung kesana.

Tok-tok-tok ketukan pintu kamar Fatimah satu nyaring membuat tiga wanita yang sedang tertawa itu berhenti. Ayna yang memakai hijab sendiri kini memutuskan untuk membukanya.

Ayna kaget saat Gus Latif menatapnya dengan menyipitkan matanya tanda ada kemarahan. Ayna ingin masuk lagi untuk menghindari amukan Gus Latif, tetapi dengan gesit Gus Latif langsung mencekal pergelangan tangannya membuat Ayna tersenyum semanis mungkin.

"Lina, Nadine saya pulang dulu udah dijemput suami!" Teriak Ayna yang sudah digandeng keluar dari pesantren oleh suaminya.

Sesampainya di kamar Gus Latif membawa Ayna diranjang, mengunci pintunya lalu memeluk Ayna. "Jangan ngilang kayak gitu lagi, Mas panik."

Gus Latif menyembunyikan kepalanya di perut Ayna. Ayna terkejut sangat terkejut dengan respon Gus Latif, Ayna kira Gus Latif bakal marah, ternyata malah nangis. Dengan lembut Ayna mengusap rambut Gus Latif sambil memijatnya lembut.

"Iya Ayna janji mulai sekarang Ayna kalau keluar bakal ngomong dulu. Maaf ya Mas gara-gara Ayna Mas jadi bingung cari Ayna, habisnya Ayna bosen nungguin Mas Latif."

Gus Latif mengangukkan kepala sambil mengusap air matanya yang sudah jatuh, Ayna terheran kenapa suaminya ini bersikap berbeda dari biasanya? Apa benar hormon kehamilan nya bisa dirasakan oleh suaminya?

"Sini, uluh-uluh cuami Ayna." Ayna merentangkan kedua tangannya, Gus Latif langsung memeluknya seperti anak kecil yang memeluk ibunya.

Dirasa sudah cukup reda, Ayna mulai bertanya kepada suaminya yang sibuk mencium perut rata nya, sesekali suaminya itu seolah-seolah berbicara dengan anaknya.

"Mas." Panggil Ayna yang disahuti deheman oleh Gus Latif.

"Mas Latif tau ular falak ngga?"

"Tau, kenapa?" Tanya Gus Latif yang mendongakkan kepalanya melihat raut penasaran istrinya itu.

"Emang ular falak itu kayak apa si Mas? Ayna pengen tau."

Gus Latif mengelus perut Ayna lembut lalu tersenyum untuk menceritakannya. "Falak adalah sesosok ular yang dipercaya hidup dibawah fire realm. Dan diceritakan dalam sebuah riwayat bahwa ular falak makhluk ciptaan Allah yang paling besar, saking besarnya kepala sampai ekornya setara dengan 7 lapis langit. Falak dikenal dengan sosok yang sangat takut kepada Allah SWT, dan selalu merindukan Rasulullah."

"Masya Allah, ular saja sangat takut dan cinta pada pencipta dan rasulnya, gimana kabar para penghuni akhir zaman ya Mas? Mas kalau pohon zaqqum itu apa?" Tanya Ayna dengan menaikkan salah satu alisnya.

TBC...


- Sabtu, 30 Juli 2022 -

Revisi 23 Januari 2024

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang