22. Untukmu Humairaku

14.7K 1.3K 110
                                    

انت في قلبي دايما
"kamu selalu ada didalam hatiku."

-Nana-
.
.
.
Happy reading

"Ay, jawab saya!" Gus Latif kesal dengan Ayna yang hanya diam tanpa menjawab pertanyaan nya ketika dia bertanya, sedikit ada bentakan tapi terlihat tertahan dan halus.

Ayna menunduk takut, isakan tangisnya mulai terdengar samar beriringan dengan air matanya yang terus bercucuran. Tangganya tak berhenti meremas ujung bajunya dan nafasnya yang terasa sesak seperti sekarang.

"Queenza Ayna Azkayr!" Suara bariton milik Gus Latif terdengar kasar penuh amarah, Gus Latif kesal sekali karna pertanyaan nya tak dijawab sama sekali. Dengan rasa kesal yang terus menggebu-gebu tangan Gus Latif memegang bahu Ayna kuat hingga Ayna memundurkan tubuhnya karna terasa kesakitan.

"Maaf, Saya tidak bermangsud arghhhh." Gus Latif berteriak frustasi, lalu dia keluar dengan menutup pintunya keras, bahkan Ayna terkejut dengan suara itu.

Gus Latif mengendarai motornya dengan kecepatan di atas rata-rata, tujuannya sekarang ingin menenangkan diri di markas bersama teman-teman nya agar bisa melepaskan sejenak pikiran yang bersarang di otaknya serta emosinya yang kini meluap, di perkirakan mungkin rasanya hampir meledak.

Gus Latif dengan sarung juga bajunya memasuki ruangan, sekilas mengacak rambutnya kasar. "Kenapa kamu nggak bilang terus terang bunny?! Okey aku salah, aku kelepasan, Im sorry." Ucap Gus Latif yang duduk di sofa markasnya, teman-teman nya kini memandangnya aneh karna tak biasa melihat tampilan Gus Latif yang seperti ini. Rambut acak-acakan, baju yang terlihat kacau, juga sarungnya yang sudah tidak rapi lagi, bahkan di wajahnya ada luka lebam. Entah apa yang di perbuat Gus Latif, kemungkinan dia menampar pipi nya sendiri hingga seperti ini.

"Kalau mau masuk salam dulu, mata lo ga liat ada tulisan segede gaban di sana?" Tunjuk Faqih dengan kesalnya, Faiq saudaranya yang sadar dengan keadaan Gus Latif pun kini menyenggol lengan Faqih, berharap dia paham dengan situasi sekarang yang tidak memungkinkan adu mulut. Bisaa bonyok kalau Gus Latif marah-marah karna kayak gini.

"Gue males buat debat ataupun berantem. Gue ngaku salah, sorry." Gus Latif melirik sekilas ke arah Faqih, lalu dia beranjak untuk merebahkan tubuhnya di ranjang yang memang di sediakan di sana.

"Dia kenapa? Gak biasanya kek gitu." Tanya Faiq kepada Faqih-saudarannya. Faqih hanya memberikan jawaban menggelengkan kepalanya, mereka tidak berani bertanya ataupun mendekat saat ini. Pikirnya Gus Latif membutuhkan waktu untuk menenangkan diri.

Tidak ada obrolan, Semua sibuk dengan kesibukannya masing-masing, ada yang mengaji, berdzikir, sambung ayat satu sama lain. Bahkan ada yang menunaikan sholat.
Perkenalkan geng Four young santri. Di mana semua yang masuk akan di ajarkan seperti di pondok pesantren. Terdiri dari 4 inti dan ribuan anggota. Anggota inti terdiri dari, Zayn Lathif yang menjabat sebagai ketua, Fadhil wakil ketua, Faiq sekertaris dan Faqih bendahara.

Tidak semua anggota itu anak pondok, ada beberapa yang dari anak luar bahkan jumlahnya terbilang lebih besar. Gus Latif keluar dari ruangannya dengan rambut yang basah karna habis menunaikan sholat serta dzikir.

Semua yang awalnya sibuk kini menghentikan aktivitas nya, mereka melihat ke arah Gus Latif dengan tersenyum, lalu mereka tanpa aba-aba membentuk lingkaran.

"Sudah lama bukan, kita tidak membantu sesama?" Tanya Gus Latif dengan melihat kertas yang ada di tangannya.

"Bangetttttt, kangen Zayn. Kangen liat senyum orang-orang yang gue bantu." Jawab salah satu seorang laki-laki disana dan diangguki oleh semua orang. Zayn adalah nama panggilan Gus Latif ketika bersama geng nya. Zayn lah nama yang semua orang kenal, sosok ketua geng yang sangat istimewa di mata pasukan nya maupun masyarakat.

"Mari berangkat, kita akan berjalan dari arah timur terus ke barat, semua di bagi seperti biasa ya. Masalah uang sudah saya transfer di rekening ketua inti masing-masing. Kalau masih kurang, bisa langsung ngomong atau Wa. Jangan sungkan-sungkan buat gunain uangnya, yang penting untuk anak-anak, jangan lupa beli minum, beli perlengkapan yang belum tersedia. Assalamualaikum" Gus Latif dengan santai keluar dengan di iringi Faiq juga Faqih. Semua kini turut ikut keluar. Mereka berpisah ke arah tujuan masing-masing.

Motor itu melesat ke arah timur, dengan posisi baris pertama Gus Latif memelankan lajunya karna hampir sampai. Di belakangnya terdapat Faiq dan Faqih yang membawa motor sendiri-sendiri. Tujuan mereka ke masjid Nurul Musthofa, masjid yang sudah akrab dengan geng nya.

Motor itu terhenti tepat di depan masjid, mereka bertiga turun dan menemui seseorang pengurus masjid untuk meminta izin membersihkan. Izin itu di dapatkan nya dengan mudah karena sudah cukup erat silaturahmi nya.

Gus Latif mulai membuka jendela, membersihkan debu di langit-langit. Sedangkan Faqih sibuk mengelap kaca yang terdapat di sana. Faiq sibuk membersihkan rerumputan yang berada di depan dan samping masjid yang begitu lebat menjulang tinggi.

Setelah selesai, Faqih mengambil sapu yang sudah di siapkan oleh masjid, sapu itu terletak di luar masjid. Tidak sengaja saat mengambilnya dia menjumpai wanita dengan jilbab yang panjang, baju gamis yang menjuntai kedodoran. Saat melihat wajahnya Faqih melongo karna terpesona. Wanita itu menunduk lalu mulai berbicara.

"Assalamualaikum Mas, emm Mas Zayn nya ada?" Tanya wanita itu dengan mengayunkan lambat bawaan di tangannya. Jantung Faqih sudah berdetak dua kali lipat dari tadi. Tapi sayang, yang di cari bukan nya dirinya, melainkan Gus Latif itu, si manusia sejuta kesempurnaan.

"Ada di dalam. Mari masuk." Mau tak mau Faqih mempersilahkan wanita itu menemui Gus Latif walaupun di hatinya terasa kesal. Oh tuhan, apakah ini yang namanya cinta pandangan pertama?

Disisi lain, Faiq mengusap air matanya. Dia merindukan Fadhil-temannya itu. Sudah hampir dua bulan dia tak bersama lagi, dia merindukan moment-moment yang selalu ia lakukan bersama Fadhil, tawa nya masih teringat jelas di pikiran Faiq. Dia duduk di teras memandangi arah silauan matahari. Tak terasa gumaman nya lolos dari bibirnya.

"Dil, gue kangen sama lo. Kira-kira lo kangen gue ga? Gue kangen masa-masa seperti ini bareng lo. Andai lo disini, pasti lo ngetawain gue karna gue nangis. Kata lo, lo pengen liat gue nangis kan?" Faiq kembali mengusap air matanya, dia teringat saat Fadhil melemparnya dengan segumpulan tanah yang basah hingga mengecap pada muka dan bajunya.

Wanita itu menginjakkan kaki di dalam masjid, netra mata nya melihat ke arah Gus Latif sekilas yang sedang membersihkan debu.

"Zayn di cariin nih." Fokus Gus Latif teralihkan ketika suara Faqih menembus gendang telinga nya. Gus Latif melirik sekilas ke arah wanita itu, lalu Gus Latif menghampirinya dengan langkah pelan tak lupa dia juga membersihkan debu yg menempel pada baju nya. Wanita cantik nan anggun itu bernama----------

TBC...

Udah-udah besok lagi yaa😹. Inces nya latip mau tidor. Selamat turu semoga penasaran 🥰🙏

Jangan lupa follow akun Aqidatul09

Sabtu, 18 Juni 2022

Revisi Rabu, 29 November 2023

Untukmu Humairaku (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang