01. Netra Indah

854 81 19
                                    

"Saat Netra kita saling bertemu, menatap satu sama lain dengan tatapan semu. Lalu aku terdiam cukup lama. Ya, aku tertegun, netramu begitu indah dan aku menyukainya.
-Arshaka-

Happy Reading🕊️🐾

"SHAKA!!! BERHENTI KAMU! MANA SEPATU SAYA? SAYA MAU NGAJAR!!" Suara menggelegar dari Guru Biologi berhasil membuat seisi sekolah mengalihkan perhatiannya.

Shaka, meski sedari tadi diteriaki sampai suara Pak Afwan serak pun, cowok itu terus saja berlari sambil mengayun-ayunkan sepatu yang berhasil dicurinya saat Pak Afwan shalat Dhuha di Masjid tadi. Shaka tersenyum bangga dengan dirinya.

Shaka memang seperti itu, pecicilan, susah dibilangin dan biang ulahnya SMA Mandiri. Sukanya cari gara-gara tapi tidak suka dihukum. Setiap ada siswi cantik selalu didekati tapi tidak dipacari, alias di ghosting. Berbeda dengan Fuck Boy lain yang mempunyai pacar banyak. Berbeda dengan Shaka, cowok itu tidak pernah memacari siapapun siswi yang ia dekati, hanya menjebak mereka dalam Friend Zone, katanya.

"WOI, SHAKA!! JAMBUNYA DAH GUE PANJAT, NIH, MAU BERAPA?" Teriakan itu membuat Shaka berhenti di tengah koridor lalu mengerjap, mendongakkan kepalanya ke atas.

Rossi Reonaldo, sahabat Shaka yang sering Shaka suruh untuk memanjat semua pohon buah yang ada di sekolahnya. Perilakunya hampir sama dengan Shaka, pecicilan dan sinting.

"WOI, ADA ULAT DI KEPALA LO!" Althan yang berada di bawah pohon jambu yang tengah dipanjat Rossi itu berteriak kencang.

Althanta Grenando, si paling waras di antara Shaka dan Rossi. Meski waras bukan berarti Althan tidak mendukung aksi-aksi Shaka, karena semua itu adalah hiburan baginya. Sekolah ini tidak akan berwarna tanpa adanya ulah Shaka dan Rossi, itu pasti.

Rossi yang notabennya takut ulat, cowok itu langsung mengombang-ambingkan badannya, panik, berharap Ulat yang ada di atas kepalanya terpental ataupun terjungkal.

"HEH! HEH!! MENYINGKIR LO DARI HIDUP GUE!! JANGAN SENTUH RAMBUT SUCI GUE! GUE HABIS KERAMAS PAKE SAMPO LIFEBOY!" Rossi mengacak-acak rambut lebatnya dengan tangan.

BUGGGH

Belum semenit Rossi berteriak seperti itu, tubuhnya kini sudah berada di bawah pohon, menghantam paving dengan kerasnya. Badannya terlentang na'as. Karena panik dan kehilangan keseimbangan, cowok itu oleng dan jatuh.

"Mampus Lo, rasain!" Pekik Shaka tertawa terbahak-bahak. Hal seperti inilah yang membuat Shaka tertawa lepas. Ini adalah makanan mereka sehari-hari, menistakan sesama teman tanpa tahu apa itu 'baper'.

Althan yang berada tak jauh dari Rossi ikut tertawa, nampak beban-beban hidup yang mereka tanggung seketika hilang. Sungguh Rossi yang malang memiliki teman seperti mereka.

"TOLONGIN GUE, NYET! MALAH KETAWA LO PADA, AWW, ASHHH." Rossi meringis pelan saat pinggangnya terasa akan lepas dari tubuh.

"SHAKA!! BALIKIN SEPATU SAYA!! WOI, BOCAH DURHAKA!" Pekikan itu kembali terdengar tak jauh dari Shaka berdiri saat ini.

Shaka buru-buru berlari lagi, menghindari terkaman Pak Afwan. Tidak tahu saja ulah Shaka setiap harinya seperti apa.

"NANTI GUE TOLONGIN LO, SEKARANG GAK BISA KARENA GUE LAGI DALAM BAHAYA!!!" Shaka berteriak dengan wajah menghadap ke belakang, was-was akan guru Biologi itu yang kini sudah kelelahan tetapi emosi tetap seperti tadi.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang