24. Pasar Malam

148 22 0
                                    

"Cuma cewek murah yang kecentilan"
-Nathalia-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Sepasang remaja SMA tengah berboncengan motor dengan kecepatan tinggi membelah ramainya jalanan kota. Suara teriakan saling bersahutan terdengar begitu samar karena suara deru motor lain. Shaka dan Nathalia nampak tertawa setelah selesai berteriak. Mereka mengeluarkan semua unek-uneknya di jalanan, tidak peduli orang-orang melihatnya, satu yang penting adalah mereka bahagia.

Sepulang sekolah mereka ingin berjalan-jalan dahulu, hal itu adalah ide dari Shaka untuk membuat Nathalia senang. Akhir-akhir ini Nathalia mungkin tertekan karena Kakaknya, Shaka hanya ingin menghibur sekaligus ingin menghabiskan waktu bersama sebelum Shaka benar-benar sibuk dengan perintah Kak Nina untuk belajar juga Les Private yang akan dimulai besok.

"Gimana? Plong, gak?" tanya Shaka dibalik helmnya.

Nathalia mengangguk senang. Perasaannya lebih plong dari sebelum berteriak. Ia akui jika cara ini banyak dilakukan orang untuk mengeluarkan semua yang mengganjal di dalam hati. Cuaca hari ini panas tapi bersuhu dingin, dan Nathalia menyukainya.

"Ini jadinya kita mau kemana?" Shaka bertanya lagi pada Nathalia. Biarkan Nathalia memilih tempat yang disukainya untuk bermain-main hari ini.

Nathalia sempat berpikir sejenak untuk mencari tempat yang cocok sebagai pelampiasannya. "Gimana kalau pasar malam? Gue pengen naik Rollercoaster sama 360° buat uji nyali," jawab Nathalia.

Shaka membulatkan matanya sempurna, Rollercoaster? 360°? Boro-boro Shaka menaikinya, melihatnya saja mungkin Shaka sudah pusing dan ingin muntah-muntah. "Ini masih sore. Lagian di pasar malam gak ada Rollercoaster sama 360°. Yang ada kincir angin sama mandi bola," ucap Shaka mencoba menahan nada bicaranya agar terlihat tidak setakut mungkin.

"Pasar malam biasanya sore juga buka! Lagian ada kok permainan kayak gitu. Bilang aja Lo takut!" cibir Nathalia.

"Kagak! Mana ada gue takut, anjir!" Shaka langsung menjawab perkataan Nathalia, membuat Nathalia tertawa pelan.

"Yaudah, ayo ke sana! Kalau gak mau berarti Lo takut?"

Sial, Nathalia menjebaknya. Yasudahlah, Shaka akan mencari alasan lain nanti untuk tidak naik Rollercoaster. Biarkan Nathalia naik sendiri. "Haduhh, iya bawtal banget Lo!"

•••

Nathalia dan juga Shaka kini memasuki gerbang Pasar malam yang tidak terlalu ramai. Langit mulai menghitam dan dua remaja SMA itu malah ingin bermain-main di Pasar malam dengan tubuh masih terbalut seragam.

Nathalia terlihat tersenyum senang melihat semua wahana yang cukup menguji nyali. Gadis itu seperti bingung ingin menaiki apa dulu saking banyaknya.

"Ayo, naik Rollercoaster dulu?" ajak Nathalia menggandeng tangan Shaka cukup erat.

Shaka tidak berkutik di tempatnya. Hanya melihat betapa kencang kecepatan dan bunyi teriakan dari sang penumpang yang cukup membuat nyali Shaka menciut. Shaka menggigit bibir bawahnya, mencoba mencari alasan. "Ayo naik yang aman-aman dulu, ya? Kayak Kincir Angin contohnya?" Shaka tersenyum lebar, menyembunyikan ketakutannya.

Nathalia menatap kincir angin yang berputar lambat itu kemudian menghela nafas pelan. "Iya udah, ayo, tapi janji naik Rollercoaster juga, ya?"

Shaka hanya bergumam tanpa mengangguk, itu tandanya Shaka tidak mau naik. Jangan ditanya lagi, Shaka benci wahana seperti itu. "Yang naik latihan bunuh diri kali, ya?" gumam Shaka saat matanya menangkap orang-orang yang berteriak di wahana Rollercoaster dan 360°.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang