18. Hancur Dalam Sekejap

167 22 2
                                    

"Mimpi? Apa itu mimpi. Sudah diraih pun tetap saja tidak nyata."
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Nathalia tertawa pelan kemudian manatap ke arah lain. Kejadian tak terduga tadi membuat Nathalia khawatir. Apa yang dikatakan Azriel jika Shaka adalah musuh bebuyutan El mungkin benar adanya. Buktinya, El tak mau Nathalia datang untuk menonton Shaka.

"Kalo orang nanya itu dijawab, bukan dikacangin!" Shaka berdecak kesal.

Nathalia hanya menghela nafas pelan. Bagaimana menceritakan kisah yang ia alami demi sampai ke sini, begitu panjang dan menyedihkan, Nathalia malas mengungkitnya. Apalagi nanti saat sampai di rumah, mungkin El akan marah besar dan bisa-bisa mengurung Nathalia di kamar tanpa diberi makan.

"Ceritanya panjang, Lo mending pergi sana, piala Lo belum diambil, kan?"

Nathalia malah mengusir Shaka dari hadapannya. Nathalia ingin segera pulang, meski sebenarnya ia tak ingin pulang. Yah, tapi jika Nathalia tak kunjung pulang, El pasti akan semakin marah.

Shaka yang merasa terdorong itu langsung berbalik cepat menghadap Nathalia. Menatap Nathalia dengan pandangan sulit dimengerti. Ada sesuatu yang coba disembunyikan Nathalia, Shaka bisa menebak dari gelagatnya yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Lo kenapa, sih? Gue maunya Lo yang terima piala itu!"

Nathalia menggeleng kemudian membalikkan badan Shaka agar segera masuk ke dalam. "Nggak, itu piala Lo masa gue yang terima. Baru kalau gue bawa dukun buat Lo menang gitu, gue pantes dapetnya," ucap Nathalia diiringi tawa renyahnya.

Shaka buru-buru berbalik kembali. "Gak sekalian bawa Rara yang megang remot cuaca?" ujar Shaka sambil menahan tawa.

Nathalia memutar bola mata memalas. "Ngapain gue bawa Rara kalau cuaca aja panas kek gini, hah? Gak keliatan apa mata Lo aja yang burem?" sungut Nathalia seraya melirik Shaka dengan tajam.

"Gak keliatan sama mata burem sama aja, Natha!! Sama-sama gak bisa ngeliat!" balas Shaka langsung mencubit pipi Nathalia dengan gemas.

Nathalia yang pipinya tercubit pun hanya bisa meringis pelan dan berdecak kesal. Pipi sudah tirus seperti ini pakai di olor-olor segala.

"Sekarang Lo masuk, kita lanjutin sidangnya di pengadilan!" Nathalia mendorong tubuh Shaka dengan sekuat tenaga.

Shaka yang terdorong itu pun hanya bisa menghela nafas pasrah. "Sidang perceraian atau sidang hak asuh anak?" cicit Shaka di tengah dorongan yang diberikan Nathalia.

"SIDANG HARTA GONO GINI! PUAS LO?" Nathalia melepas pegangannya dari tubuh Shaka. Nathalia harus segera pulang, apalagi keadaan Imanuel yang pastinya emosi besar membuat Nathalia semakin takut jika rumah di obrak-abrik.

Shaka tertawa geli melihat jawaban Nathalia yang sanggup menambah mood Shaka untuk tertawa. Meski banyak pertanyaan Shaka yang dialihkan Nathalia, masalah itu gampang, ada Rossi dan Althan juga anak-anak lain yang ikut dengan mereka untuk menjemput Nathalia.

"Gue pergi dulu. Congluration!" Nathalia tersenyum tipis, menepuk pundak Shaka sebentar lalu pergi meninggalkan cowok itu.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang