"Gak papa, sekarang cuma jadi ketua kelas. Besok-besok jadi ketua di hati gue."
-Arshaka-Happy Reading🕊️🐾
•••
Nathalia menginjakkan kakinya memasuki kelas 12 Bahasa 2. Nathalia adalah murid pindahan dari Palembang, orang tuanya memutuskan pindah ke Malang karena Neneknya baru saja meninggal kemarin. Nenek Nathalia hanya tinggal bersama Kakak Laki-lakinya selama beberapa tahun terakhir ini. Itu membuat mereka terpaksa harus pindah dan menetap di Malang.
Kelas yang semula ramai karena candaan-candaan dari beberapa penghuninya, kini berubah hening kala Nathalia berada di ambang pintu. Semuanya saling menatap satu sama lain tanda bingung.
"Lo mau apa ke sini?" Tanya salah satu murid perempuan dengan wajah yang terlihat jutek. Glory, namanya. Glory melangkah mendekati Nathalia yang sedari tadi hanya berdiri tegap seperti patung.
"Aku murid baru di sini," jawab Nathalia dengan lembut. Tidak berani berbicara dengan gaya 'Lo-gue' karena itu bukanlah cara bicara yang layak untuk seseorang yang baru menginjakkan kaki di tempat baru. Tapi tadi dengan Shaka? Itu karena Nathalia kesal, andaikan cowok itu tidak menabraknya sampai jatuh, Nathalia tidak akan seperti itu, mungkin dia akan lebih sopan.
Glory mengangguk. "Ayo, masuk!" Glory menggandeng tangan Nathalia memasuki kelasnya yang rusuh itu. Rusuh karena penghuni kelas ini tidak ada yang kalem, semua bar-bar. Nathalia hanya mengangguk saat tangannya di tarik Glory.
"Kenalin, itu semua temen gue." Glory menunjuk dua teman perempuannya. Nathalia tersenyum tipis, menyodorkan tangannya ke hadapan mereka satu-persatu.
"Aku, Nathalia," ucap Nathalia memperkenalkan diri.
Dera yang terlebih dahulu menerima sodoran Nathalia. "Gue, Dera. Aldera Wilona," ucap Dera memperkenalkan balik.
"Gue, Amel. Amelia Narada." Kini, gantian Amel yang memperkenalkan diri sambil menjabat tangan Nathalia.
Nathalia hanya tersenyum sambil mengangguk. "Kamu?" Nathalia menanyai Glory.
"Gue, Glory Mutiara Alisha. Panggil aja Glory," ucap Glory dengan ekspresi khasnya yang jutek. Tapi menurut Nathalia, Glory itu baik dan mudah menerima orang baru. Buktinya, tadi Nathalia langsung ditarik masuk dan diperkenalkan pada teman-temannya.
"WUHUU, KUCING GUE ABIS LAHIRAN, TERUS ANAKNYA GUE SATE BUAT SARAPAN."
Suara menggelegar itu terdengar dari arah luar, semua langsung mengatensikan pandangnya ke sumber suara. Nampak 3 cowok berbadan tinggi dan berpakaian tidak rapi memasuki kelas ini. Itu Shaka, Rossi dan Althan.
"Heh, coegg! Kalo ngomong dikecilin dikit Napa! Lo kira kita gak punya kuping, hah? Suara Lo dari luar dah kayak Mak Ipah jualan peyek tau gak?" omel David menatap Rossi penuh kebencian.
"Siapa juga yang ngira Lo gak punya kuping? Orang gue ngomong biasa aja, kok. Kuping Lo kali bermasalah," timpal Rossi melirik tajam David.
Shaka menoyor wajah Rossi hingga Rossi kehilangan keseimbangan. "Lo ngomong emang udah kayak Mak Ipah jualan peyek! Lo gak sadar kalo setiap hari gue tersiksa karena Lo ngomongnya gak pernah pelan?"
"Yaelah, Shak! Lo juga kalo ngomong suka keras. Gak usah sok-sokan mojokin gue agar Lo gak dianggap bersalah. Kita sama, dan Lo harap sadar. Karena berbeda itu menyakitkan," ujar Rossi mendramatis bak film Thailand.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA (ON GOING)
Teen Fiction"Kita bersatu karena perasaan bukan karena kita sama." -Nathalia Fresha Leyvara- "Ada cinta segitiga, antara aku, kamu dan Tuhan." -Arshaka Varelino Aluqi- ××× Sebuah kisah cinta di mana Tuhan terlibat di dalamnya. Hingga kedua insan berbeda Iman it...