36. Depan Gereja

113 15 0
                                    

"Aku gak mau kamu pergi. Cukup Mama sama Papa yang pergi ninggalin aku, tapi jangan kamu, Nath"
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Nathalia masih terpatung di tempatnya, gadis itu menggeleng pelan mencoba memperjelas pengelihatannya, bisa jadi salah lihat bukan?

Nathalia dengan segera mengambil ponsel dan menghubungi Shaka, namun telfonnya tidak diangkat. Di chat Shaka bilang sedang belajar dengan Zahra, apa dia berbohong atau memang mata Nathalia yang tidak beres.

Setelah mengambil sate kambing dan membayarnya, Nathalia bergegas pulang untuk memeriksa sendiri bahwa Shaka benar-benar sedang les di rumah. Pikirannya mencoba positif sebelum ia membuktikan sendiri.

Dengan kecepatan tinggi, Nathalia membelah jalanan yang masih licin. Genangan air tak segan ia terobos sampai terciprat kemana-mana. Sampai di depan rumah, Nathalia terlebih dahulu meletakkan satenya di dalam rumah kemudian bergegas mengecek Shaka di rumahnya.

Bel rumah terus ia tekan sampai seorang wanita paruh baya membukakan pintu, dia adalah Bi Romlah, pembantu rumah Shaka.

"Shaka ada gak, Bi?" Tanpa basi-basi, Nathalia spontan bertanya dengan nafas terengah karena berlari.

"Nah itu masalahnya, Non. Mbak Zahra di dalam nungguin Den Shaka pulang, tapi sampai sekarang dia gak pulang-pulang," ucap Bi Romlah sembari menunjuk Zahra yang tengah berdiri di teras rumah Shaka dengan gamis hitam polos yang amat cantik di tubuhnya.

"Shaka gak bilang mau kemana?" tanya Nathalia lagi, siapa tahu Shaka memberi tahu Bi Romlah tadi sebelum pergi.

Bi Romlah sontak menggeleng, bertanda Shaka tidak mengatakan apa pun sebelum pergi tadi siang. "Bibi gak pernah ikut campur urusan Den Shaka. Bibi di sini cuma pembantu, Non," balas Bi Romlah membuat Nathalia mengangguk mengerti.

"Yaudah, Bi. Makasih infonya, ya. Salam buat Shaka kalau dia udah balik." Nathalia menepuk pundak Bi Romlah dua kali diiringi senyuman tipis dengan makna kekecewaan di dalamnya.

Bi Romlah mengangguk membalas senyuman Nathalia. "Pasti, Non."

Nathalia kembali ke rumahnya dengan raut masam, pikirannya tentang Shaka kini sudah tidak positif lagi. Dalam sekejap, pandangannya pada Shaka berubah negatif seperti dulu lagi. Apa Shaka selingkuh? Atau dia kembali ke kebiasannya dulu, yaitu mempermainkan perasaan para gadis-gadis?

Nathalia mengacak rambutnya frustasi, tanpa mempedulikan El yang memanggilnya dengan suara lantang, Nathalia langsung memasuki kamarnya disertai Isak tangis yang entah kapan keluar dari bibirnya.

"Lo berani bohongin gue, Ka! Jahat banget!" Nathalia menangis, menumpahkan air matanya di sebuah bantal abu-abu yang ia peluk.

Kontak Shaka segara Nathalia blokir, saking kecewanya sampai Nathalia tak lagi berpikir untuk menelfon lagi atau mengirim pesan meminta penjelasan. Inilah Nathalia, sekali dibohongi oleh orang yang benar-benar dia percaya, pasti dia akan sangat kecewa.

"Bilangnya belajar, tapi malah boncengan sama Lily. Lo itu pembohong besar, Shaka!" Nathalia semakin histeris, ia berpikir tak ada penjelasan yang bisa Nathalia terima jika matanya sudah menyaksikan bagaimana mereka berboncengan tadi.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang