35. Ketahuan

95 19 1
                                    

"Gak berubah, cuma menyesuaikan diri dengan lingkungan aja."
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Terjadi perang dingin antara Shaka dengan ke dua temannya, Rossi dan Althan. Sebab Shaka yang sudah berubah 90° dari biasanya. Mereka tak lagi saling menyapa, bahkan untuk bertukar pesan pun tidak sama sekali. Berhari-hari di lalui seolah mereka tak pernah memiliki hubungan pertemanan dulunya.

"Nih, makan dulu." Nathalia memberikan sebotol minuman kaleng dengan roti bakar untuk Shaka makan siang. Sedari tadi pagi cowok itu tidak keluar kelas sama sekali. Kelas yang biasanya ramai akan bacotannya, kini tidaklah ramai seperti dulu.

"Makasih, Nath." Shaka tersenyum tipis seraya menerima Roti dan minumannya.

Nathalia menyeret kursi miliknya untuk mendekat dengan meja Shaka. Gadis itu nampak tersenyum ketika melihat Shaka dengan lahap memakan roti pemberiannya.

"Pelan-pelan, nanti gak bisa turun lagi," omel Nathalia.

"Turun ke mana?" balas Shaka, dengan mulut yang masih di penuhi roti di dalamnya.

"Ke perut, lah!" Nathalia berdecak.

"Bukannya ke lambung?"

Tuh kan, mulai lagi, tapi jujur inilah yang Nathalia inginkan dari Shaka. Ia tahu jika Shaka sedang perang dingin dengan Althan dan Rossi. Menurut Nathalia, awal semua ini adalah Kak Nina. Sejak kehadiran Kak Nina, Shaka perlahan-lahan berubah dan perubahan itu mempengaruhi pertemanannya juga hubungan ini.

Nathalia terkekeh pelan menanggapi jawaban Shaka. "Kalau lapar ke kantin bukan diem kek Dugong di kelas," ujar Nathalia, dengan nada sinis yang di buat-buat.

"Emang Dugong diem? Tiap hari renang terus, tuh," jawabnya setelah menenggak habis minumannya.

"Tau dari mana kamu?" sarkas Nathalia tak terima di jawab seperti itu.

"Kalo diem terus, Dugongnya kelelep, Nath."

"Ya, tapi-,"

"Shut!!" Shaka menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Nathalia, mengisyaratkan agar gadisnya itu diam, tidak banyak bicara.

"Diem, sayang..." Shaka menarik pinggang ramping Nathalia agar lebih dekat dengan dirinya. Kursinya pun ikut terseret mendekati kursi milik Shaka.

Nathalia mencoba menetralkan nafasnya, saat netra mereka sengaja bertemu. Jantung berdegup kencang seolah Nathalia baru saja menyelesaikan lari maraton.

Shaka tersenyum memandangi wajah Nathalia yang kini sangat dekat dengannya. "Netra mata milik Nathalia emang gak ada yang bisa ngalahin," ujar Shaka, seraya mengusap Surai halus Nathalia.

Nathalia terkekeh geli mendengar penuturan Shaka barusan. "Kenapa sih harus berubah? Aku suka kamu yang dulu, loh," jujur Nathalia, matanya menatap lekat netra milik Shaka yang juga sama indahnya.

Shaka membawa kepala Nathalia untuk bersandar di pundaknya. Tangan kanannya masih setia memeluk erat pinggang ramping Nathalia seolah ia tak ingin Nathalia jauh darinya sekarang.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang