34. Retak

90 19 1
                                    

"Pilih Tuhan mu, jangan aku. Karena belum tentu kita akan bahagia jika kamu meninggalkan Tuhan mu demi aku."
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

"Jamkos-jamkos! Harap diem dan gak bikin keributan, oke?" Setelah mengatakan itu kepada teman-temannya, Nathalia menuliskan tugas Seni Budaya di papan tulis.

"Katanya jamkos, tapi masih di kasih tugas, situ sehat?" Rossi menggerutu di tempat duduknya, menatap ke arah papan tulis dengan tatapan malas. Althan dan Shaka tidak ada di kelas sehingga membuatnya bosan bukan main.

Nathalia menghembuskan nafasnya pelan, ia letakkan spidol di tempat semula setelah selesai menuliskan tugasnya. "Gak usah protes ke gue, gue di sini cuma ngejalanin tugas sebagai ketua kelas," katanya sebelum Nathalia melenggang pergi keluar dari kelas untuk menenangkan pikirannya yang kalut karena belum mendengar kabar Shaka sedari kemarin.

Nathalia memasang Earphone di ke dua telinganya. Berjalan menyusuri koridor kelas seraya menikmati alunan lagu 'Gradution' by NCT Dream. Nathalia sedari kemarin belum bertemu Shaka sama sekali, bahkan chatnya pun belum di balas. Nathalia kira Shaka mungkin sibuk dengan belajarnya, hidup di bawah tekanan Kakaknya memang tidak mudah.

Tadi saat Nathalia masuk kelas hanya ada ransel dan jaketnya, entah Shaka hilang kemana sepagi itu. Nathalia berencana mengelilingi sekolah sembari mencari keberadaan Shaka, sungguh dia merindukannya.

Nathalia terlebih dahulu membeli roti dan minum di kantin sebelum berkeliling. Perutnya belum terisi dari kemarin karena memikirkan Shaka terus, minimal Shaka membalas chatnya agar Nathalia tidak terlalu keras memikirkannya sampai lupa makan.

"Berapa, Mbak?" tanya Nathalia pada Mbak Rumi, salah satu penjaga kantin.

"Sepuluh ribu," balas Mbak Rumi, membuat Nathalia mengangguk dan merogoh saku seragamnya untuk mengambil uang, tapi ternyata Nathalia lupa tidak membawanya. Nathalia menggerutu dalam hati, meratapi kebodohannya karena lupa membawa benda yang paling penting, yang harusnya selalu dia bawa kemana-mana.

"Gini mbak, uang saya ketinggalan di kelas. Boleh saya nitip ini sebentar? Saya mau ambil uang dulu," ucap Nathalia, kemudian meletakkan roti dan minumannya di atas meja kasir dengan hati-hati.

"Mbak Rumi, saya mau bayar sekalian milik Nathalia juga."

Nathalia menatap lekat cowok yang kini tengah menyodorkan uang lima puluh ribu ke hadapan Mbak Rumi, dia Althan. "Serius bayarin gue?" Nathalia mengambil kembali roti dan minumannya.

Cowok itu mengangguk, mereka berjalan bersama seraya menikmati minuman masing-masing. Tidak ada perbincangan yang muncul dari ke dua belah pihak setelah Nathalia mengatakan 'terimakasih' belum lama tadi.

"Lo gak sama Shaka?" Nathalia memecah keheningan di antara mereka, mungkin Althan tau di mana keberadaan Shaka saat ini?

"Gue sama Lo sekarang," balas Althan, sontak membuat Nathalia menggeratkan giginya, jengkel.

"Ya, tau, maksud gue-,"

"Kresek bolong gak ada kabar, kan?" potong Althan setelah menenggak sampai kandas minuman kalengnya.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang