05. Senyuman

310 40 8
                                    

"Senyuman Lo indah, Ka. Kelihatan banget kalau Lo bahagia sekarang, tapi kenapa Lo biadab banget, sih?"
-Nathalia-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Shaka keluar dari Masjid dengan sajadah tersampir rapi di pundaknya. Setelah menunaikan salat Shubuh, Shaka biasanya akan berdiam di taman yang berada di depan Gereja. Ini kebiasaannya dari kecil dan sampai sekarang. Sepoi-sepoi angin pagi menerpa wajahnya.

Shaka mendudukkan dirinya di kursi yang sudah tersedia di halaman Gereja yang luas akan tanaman-tanaman hijau yang menyegarkan. Shaka terus memandangi bangunan tempat ibadah umat Kristen yang menjulang tinggi itu dengan tatapan sulit untuk diartikan.

"Gimana bisa Masjid dan Gereja berhadapan kayak gini? Apa bener kata orang-orang kalau Tuhan itu satu? Tapi umatnya yang tidak sama?"

Shaka berbicara sendiri. Pertanyaan itu selalu muncul di benak Shaka, cowok itu belum menemukan jawaban yang tepat dari pertanyaannya. Dulu waktu kecil Shaka juga sering bertanya seperti itu pada Papanya, tapi Papanya tak pernah menjawab pertanyaan itu dengan jelas. Sampai saat ini pertanyaan itu selalu menghantui pikiran Shaka.

Shaka mengeluarkan kalung salib yang ditemukan Bi Romlah kemarin dari saku takwanya. Shaka menggenggamnya cukup lama.

"Kalung ini milik anak Yesus yang jatuh dan di temukan oleh hamba Allah. Apa ini pertanda?" Shaka lagi-lagi bermonolog. Jika ini sebuah pertanda, apa yang akan terjadi selanjutnya?

•••

Shaka melangkahkan kakinya dengan santai menuju kelas, di ikuti Rossi dan Althan yang berada di belakang Shaka. Rossi sedari parkiran tak berhenti mengoceh. Mengoceh tentang balapan motor resmi yang diadakan oleh perusahaan Honda Indonesia yang akan diadakan Minggu depan.

Rossi memaksa Shaka untuk ikut, karena balapan itu bertempat di sirkuit yang biasa mereka gunakan untuk bermain-main. Kesempatan seperti ini tak boleh disia-siakan, pikir Rossi.

"NGOTOT LO, JEPRI! LO AJA YANG IKUT, GUE LAGI MALES!" timpal Shaka berdecak kesal. Shaka sedang malas balapan, ia ingin bersantai saja di rumah. Jika Rossi ingin ikut biarlah ikut, Shaka tidak peduli.

"Yaelah, Shak! Ayok lah, ikut! Gue jamin Lo bakal menang kalau ikut. Lumayan hadiahnya gede," ucap Rossi masih kekeh membujuk Shaka untuk bergabung dengan lomba tersebut.

Kapan lagi ada event balapan resmi seperti itu. Sudah lama Shaka istirahat dari laga balap, kini Rossi harus membangkitkannya lagi, bagaimana pun caranya.

"Kita ada Valentino Rossi di sini, ngapain ribet-ribet minta Shaka buat balapan. Lo pasti menang, gue jamin," cicit Althan dengan tangan berada di dalam saku celana. Mereka bertiga terus berjalan menyusuri lorong koridor dan disambut dengan tatapan kagum dari para adik-adik kelas karena ketampanan Shaka dan Althan yang tiada obat itu.

Shaka tertawa mendengar tutur kata Althan. "Anjay, Althan bohong!" Shaka mengucapkan itu dengan nada mengejek, itu membuat Althan ikut tertawa.

Entah Rossi harus bagaimana lagi membujuk Shaka untuk ikut balapan itu, Rossi ingin sekali Shaka ikut. Mengajak Shaka untuk bergabung kembali ke dunia balap resmi sepertinya cukup sulit, dari setelah Shaka gagal memenangkan balap resmi Nasional 2020 dulu.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang