"Aku udah relain kamu pergi, sekarang kamu juga harus relain aku pergi."
Happy Reading 🕊️🐾
"Udah tenang?" Shaka mengusap puncak kepala Nathalia penuh kasih sayang. Cowok itu mengulas senyum ketika Nathalia mengangguk meski dengan mata sembab.
Mereka kini tengah berada di kursi depan gereja yang biasa mereka jadikan tempat santai ketika berpacaran.
Shaka menggenggam tangan Nathalia, menyalurkan kehangatan melaluinya. "Berat, ya?"
Nathalia mengangguk lagi. "Bukan aku aja, kamu juga, kan?" balas Nathalia.
Shaka lagi-lagi tersenyum, ini lebih tipis dari sebelumnya. "Kalau gak sama kamu berat, kalau lagi sama kamu enggak. Masa ceweknya berat, cowoknya ikutan berat? Siapa nanti yang bakal nenangin kamu dan kasih motivasi kalau aku ikut keberatan juga?"
Nathalia menatap Shaka dengan mata berkaca-kaca, kemudian memeluk tubuh Shaka dengan erat. "Makasih, kamu udah jadi yang terbaik buat aku."
Shaka mengangguk seraya tersenyum, mengusap puncak kepala Nathalia dengan lembut. "Senin udah ujian akhir dan sebentar lagi kita lulus. Aku dan kamu udah harus ada planning ngelanjutin kemana dan mau apa."
"Aku udah ada, tapi pas kemarin ada pembagian kertas masa depan dari BK, aku sengaja gak ambil," ucap Nathalia, masih dengan kepala berada di dada bidang Shaka.
"Aku kemarin ambil, tapi ku pake buat pesawat kertas," cicit Shaka, diiringi tawa kecilnya.
"Jadi planning kamu selanjutnya gimana, Ka?"
"Aku ke Belanda, kuliah sekaligus masuk akademi balap," jawab Shaka.
Nathalia menegapkan tubuhnya, matanya menatap manik Shaka lekat. "Belanda itu jauh, Ka." Nathalia mengatakan itu, tersirat rasa kecewa di dalamnya.
"Siapa bilang deket?" Shaka menarik sudut bibirnya lalu tertawa pelan.
"Jadi kita gak akan ketemu lagi?" tanya Nathalia dengan tatapan sendu.
Shaka menggeleng akan ketidakpastian. "Gak tau juga, tapi mungkin iya. Maka dari itu kamu harus hidup dengan baik di sini. Kejar mimpi kamu, bahagiakan Papa Kriss dan Mama Alin, El juga yang udah jadi kakak terbaiknya Nathalia. Pokoknya harus lebih baik dari sekarang!"
Nathalia membisu, gadis itu menunduk dalam. Lebih baik Nathalia pulang dari pada terus membicarakan kelanjutan mereka yang mengenaskan ini.
"Ayo, pulang aja. Udah malam." Shaka bangkit dari duduknya, dia mengulurkan tangannya ke hadapan Nathalia yang masih menunduk. "Sedihnya di pending dulu."
Nathalia mengangkat kepalanya. Dia mengambil tangan Shaka dan menggenggamnya, mereka bersama-sama berjalan pulang seraya bergandengan tangan dengan Shaka yang membawakan tas coklat milik Nathalia.
•••
"Kak Nina!" Shaka memanggil Kak Nina yang berada di meja makan, tengah menyantap makan malamnya sendirian.
Nina terus melanjutkan aktivitasnya tanpa merespon panggilan dari sang adik. Biarkan Shaka melakukan semua sesuai keinginannya, dia sudah tak lagi mau dipedulikan oleh Kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSHAKA (ON GOING)
Teen Fiction"Kita bersatu karena perasaan bukan karena kita sama." -Nathalia Fresha Leyvara- "Ada cinta segitiga, antara aku, kamu dan Tuhan." -Arshaka Varelino Aluqi- ××× Sebuah kisah cinta di mana Tuhan terlibat di dalamnya. Hingga kedua insan berbeda Iman it...