39. Come and Go

94 12 0
                                    

"Bagian terindah kehidupan adalah pertemuan dan bagian tersakit dalam kehidupan adalah perpisahan.
-Nathalia-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Shaka tersadar dan segera bangun dari tidurnya ketika suara pecahan gelas terdengar dari luar kamar. Cowok itu melirik ke arah jam dinding, sudah jam 9 malam ternyata. Setelah shalat Maghrib, Shaka tertidur di kamar Mamanya. Bisa dilihat jika matanya masih sembab karena menangis.

Shaka memilih untuk keluar dari kamar dan melihat apa yang terjadi di luar. Melihat Rossi sedang membersihkan pecahan kaca di lantai membuatnya yakin jika anak itu yang memecahkan gelasnya.

"Mampus gue, ini kan gelas kesayangan Oppahnya si kresek bolong," gerutu Rossi sembari mengumpulkan beling-beling yang sudah tercecer dan tersebar di lantai.

"Ambil sapu kalau mau beresin, kalau tangan Lo luka gimana? Nanti nanges."

Rossi mendongak kala suara berat Shaka terdengar di telinganya. "Gimana kalau Nenek Lo marah, njir? Gelasnya gak sengaja gue pecahin," cicit Rossi, memasang raut muka memalas agar Shaka iba dengannya.

"Ceroboh sih Lo!" Shaka mengambil sapu beserta cikrak dari dapur, membersihkan pecahan gelasnya dan membuangnya ke tempat sampah.

"Nenek gue gak akan ngamuk, paling-paling Lo di usir dari sini," ujarnya setelah meletakkan kembali sapu dan cikraknya ke tempat semula.

Rossi memasang raut julid, cowok itu kemudian duduk di kursi makan yang ada di sampingnya. "Di usir mah gak papa, yakali gue terus-terusan tinggal di sini. Mak Bapak gue kesian nungguin di rumah."

Shaka memutar bola mata malas, cowok itu turut duduk di kursi makan seraya mengambil segelas air. "Sejak kapan ortu Lo peduli?"

"Itu yang gue pikirin." Rossi tertawa tanpa humor, tangannya kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Shaka meneguk segelas air seraya melihat-lihat sekeliling, nampak sangat sepi. Apa semua sudah tidur? "Tumben sepi," gumam Shaka setelah meneguk sampai kandas segelas air di tangannya.

Rossi menoleh ke kanan dan ke kiri, memang sepi, karena di rumah ini hanya tinggal Rossi, Nina, dan Nenek Shaka saja. Althan, Daniel dan Nathalia sudah pulang. Sebenarnya hanya Daniel dan Nathalia, namun sehabis Isya' tadi Althan mendapat telepon dari Papanya. Karena itu Althan memilih untuk pulang.

"Althan, Daniel sama Nathalia udah balik dari tadi. Cuma tinggal gue sama Kak Nina," balas Rossi sontak dihadiahi raut kaget dari Shaka.

"Nathalia balik? Kapan? Kenapa gak bilang ke gue?" Shaka buru-buru mengambil ponselnya yang ternyata berada di kamar. Shaka mencoba menelpon Nathalia, namun ponselnya tidak aktif.

"Lo gak tau apa pura-pura gak tau, hah? Dia kan tadi mau pamitan sama Lo, tapi lo-nya ngusir dia. Mana Kak Nina kejam banget lagi ngomongnya."

Shaka menghentikan aktivitasnya menelpon Nathalia setelah mendengar ucapan Rossi barusan. Shaka kembali duduk di kursi yang tadi ia duduki. "Lo ngomong apa tadi? Kak Nina kejam banget ngomongnya?" Shaka mencoba membuka telinga selebar mungkin.

Rossi menghela nafas pelan. Ia menceritakan bagaimana Nina meminta Nathalia untuk menjauhi Shaka sebelum Nathalia pergi tadi.

•••

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang