23. Pembunuh?

140 24 2
                                    

"Gak semua perkataan orang yang kita sayang bisa dipercaya. Kadang, mereka memanfaatkan kasih sayang kita untuk mencapai tujuan egoisnya."
-Arshaka-

Happy Reading 🕊️🐾

•••

Shaka menghela nafasnya berulang kali, cowok itu terduduk sendirian di kursi taman. Setelah kehadiran Kak Nina yang menjadi guru di sekolah ini cukup membuat Shaka terkejut. Kak Nina belum pernah membicarakan kelanjutan tentang kapan ia akan masuk ke sekolah ini, tapi secara tiba-tiba saja Kak Nina muncul menjadi guru Bahasa Inggris.

Ada yang dikhawatirkan Shaka juga saat Kak Nina menjadi guru di sekolah ini. Mungkin setelah ini, Shaka akan lebih sering belajar dari pada harus bermain bersama teman-teman.

Seseorang menyodorkan kotak bekal ke hadapan Shaka. Cowok itu menatapnya sejenak kemudian mendongak menatap sang pemberi.

"Kamu belum makan. Kakak bawain roti." Nina mendudukkan dirinya di samping Shaka setelah meletakkan kotak bekal itu di paha sang adik.

Shaka menggeleng pelan, mengembalikan kotak bekal tersebut kepada Nina. "Udah kenyang," balas Shaka dengan senyuman tipis.

"Kenapa nilai Bahasa Inggris kamu tadi 50?" tanya Nina dengan mata memandangi ke depan.

Hari pertama Nina mengajar di SMA Mandiri juga di kelas 12 Bahasa 2. Nina mencoba memberi latihan soal untuk mengukur seberapa paham mereka pada pelajaran yang lalu agar Nina mudah untuk menyampaikan materi yang tidak dipahami.

Setelah menatap sang Kakak begitu lama, akhirnya Shaka menjawab, "Aku gak berprestasi."

"Kalau gak berprestasi, seenggaknya nilai kamu bagus. Kamu udah besar, jangan terus-terusan keluar dan main. Sebentar lagi kamu lulus, Kakak mau kamu private les mulai besok. Temen Kakak yang akan datang ke rumah buat jadi guru private," ujar Nina yang harus disetujui Shaka. Nina membicarakan ini demi kebaikan Shaka di masa depan.

Shaka membulatkan matanya sempurna mendengar apa yang dikatakan Kak Nina barusan. Dugaannya benar jika setelah ini Shaka akan lebih dituntut untuk belajar. "Aku gak mau," tolak Shaka mentah-mentah.

Nina menghela nafas pelan lalu berdiri. "Mama sama Papa mau cerai, kalau kamu gak berubah dari sekarang, kamu mau jadi apa nanti? Mau bergantung terus?" Nina mengakhiri pembicaraan dan melenggang pergi menjauh dari Shaka. Jika tidak begini bagaimana masa depan Shaka akan terbentuk, apa dirinya akan mengikuti balapan terus?

Shaka berdecak kesal dengan mata terus memandangi punggung Nina yang lama kelamaan hilang tertelan jarak. Hidup Shaka yang semula baik-baik saja, tenteram dan berjalan sesuai dengan apa yang Shaka inginkan, kini mulai berubah sedikit demi sedikit. Mulai dari bertengkarnya Mama Rina dan Papa Lino, lalu Kak Nina yang menjadi guru Bahasa Inggris SMA Mandiri dan meminta Shaka untuk les private karena nilai Shaka yang jelek.

"Hidup gak semulus yang kita pikirkan. Pasti ada sesuatu yang buat kita terpaksa melakukannya demi kebaikan di masa depan."

•••

El membuka matanya sayup-sayup. Setelah dilihat-lihat ternyata sudah siang, sinar matahari sudah menerobos seisi kamar. El melihat jam tangannya di tangan kiri. Waktu menunjukkan pukul 09.30. Kemarin malam El begadang hingga pagi, jadi wajar jika bangun jam setengah sepuluh.

ARSHAKA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang