Fakta Terungkap

2.7K 112 12
                                    

WOYYYYTY!!!!
DOUBLE UP LAGI!!!!!
BANTU VOTEEE SAMA KOMEN YA ANJRIT BIAR AUTHORR SEMANGATT OKE!!!!
OKEEE SILAHKAN BACA CERITANYA!!!



Cup

Sebuah ciuman mendarat di pipi Nathan. Membuat senyum Nathan semakin mengembang tetapi....

"Ih masa di situ aja? Yang ini iri loh" ucapnya sambil menunjuk ke bibirnya yang ia gigit sensual.

Ale berdecak kesal lalu tanpa ba bi bu dengan kekuatan ekstra ia akhirnya bisa melepaskan dari cengkraman kakaknya itu.

"Cepet ih!" Ale sangat kesal kepada kakaknya sekarang.

Nathan terkekeh pelan sambil mengumpulkan puzzle puzzle nyawanya, ia berjalan gontai ke kamar mandi.

Sedangkan Ale menggeleng gelengkan kepalanya.

"Aku tunggu dibawah" ucap Ale berteriak lalu ia keluar dari kamarnya.

Ale menyiapkan dua piring di meja makan, ia mengambil porsi sedang untuk kakaknya itu karena dia juga tidak tahu sebenarnya seberapa banyak makan kakaknya. Lagipula ini juga masakan berdasarkan cita rasa lidahnya, bukan Nathan. Berharap mau dimakan saja Ale sudah bersyukur.

"Hmmmm enaknya baunya" ucap seseorang yang membuyarkan pandangan Ale ke meja makan lalu mencari sumber suara.

Badannya sedikit tegang ketika melihat pemandangan di depannya.

Bagaimana tidak?

Kakaknya itu hanya memakai handuk yang dililitkan dibagian bawah tubuhnya sedangkan tubuh bagian atasnya terekspos dengan sisa sisa air bekas mandi.

Dan Nathan sedang mengacak acak rambutnya menggunakan handuk wajah.

Gagagagaga, punya Rey lebih bagus. Ucap Ale didalam hati sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Kak, kok gitu sih. Kita mau makan, bukan mau malam penganten" ucap Ale sambil berkacak pinggang.

Nathan yang sedang sibuk mengeringkan rambutnya itu tiba tiba melihat ke arah Ale. Ia menaikkan sebelah alisnya hingga seutas senyum miring terbit.

Nathan lalu mendekatkan dirinya kepada Ale hingga beberapa cm wajah mereka saling berhadap hadapan.

"Memangnya kamu mau jadi pengantin?" Tanya Nathan dengan senyum mengejeknya kepada Ale.

Ale yang merasa dipojokkan menatap sengit kakaknya itu.

"Ya mau lah, tapi nanti sama orang yang Ale sayang" ucapnya secara terang terangan yang membuat Nathan sedikit menggeram.

"Siapa orang itu?" Tanyanya dengan nada yang cukup dingin.

Ale yang sedikit terhenyak dengan perubahan nada bicara Nathan, membuatnya harus memutar otak supaya mood kakaknya ini tidak jelek, karena ia membutuhkan sesuai dari kakaknya ini sekarang.

"Eeehh engga kok.... Masa ga peka sih! Kan ada di depan aku" ucapnya sambil mengerjap ngerjapkan matanya.

Nathan sedikit menjauhkan tubuhnya dari hadapan Ale, telinganya sedikit memerah setelah mendengar itu.

"Ekhm, kita makan dulu" ucap Nathan sambil berdehem lalu melewati Ale menuju kursi meja makan.

Ale yang merasa lega, menghembuskan nafas.

Ale menyusul di meja makan, ia mengambil lauk yang tersedia disana begitupun dengan Nathan.

Ale mengambil se sendok yang berisikan nasi dan air sup serta beberapa potong sayuran tapi ia tak kunjung memasukannya ke dalam mulutnya.

AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang