AliNathan

3.1K 74 0
                                    

Sedangkan di sisi lain seorang siswi mencak mencak tak karuan ketika ia belum juga menemukan sahabatnya yang dari pagi hilang itu.

Ia juga harus sabar ketika mendapat sasaran kemarahan dari guru matematika yang botak nan kejam itu.

"Hish, dimana sih anjir mereka?!" Geruutnya kesal sambil menghentak hentakkan kaki di ubin lantai koridor sekolah tersebut.

"Sumpah kalau gue ketemu tu dua anak bakal w bejek bejek anjrit. Eh eh ini kek bau...." Fokusnya teralihkan pada indra penciumannya yang mencium bau sesuatu

"Kek pandan" ucapnya lalu sengaja mengikuti indra penciumannya.

Ia terus memandang sekitar sampai ia menemukan sesuatu dan membuatnya mendatarkan ekspresinya.

"Pandan bukan sembarang pandan!" Teriaknya melihat sperma yang berceceran.

"Ckckckck gila gila Ale kalau maen beginian. Tuhan bersama dengan Rey untuk menghadapi siluman seks" siswi itu menggeleng gelengkan kepala lalu pergi dari koridor dimana ia menemukan objek tersebut.

"Hello!" Ucap seseorang yang tiba tiba di depan siswi itu membuatnya berjingkat kaget.

"Kaget!"

"Ayam ayam!" Latahnya lalu menatap sengit orang di depannya.

Melihat keterkejutan siswi didepannya membuatnya terkekeh kecil.

"Heh! Kesambet lo ya senyum senyum kek valak?!" Gertaknya menatap orang yang jauh lebih tinggi darinya.

"Haha jangan galak galak gitu dong Alin" ucapnya yang membuat siswi tadi yang tak lain adalah Alin mengernyitkan dahinya. Siapa dia? Mengapa dia bisa tahu namanya?

"Kenalin gue Nathan, Kakaknya Ale" ucapnya sambil mengulurkan tangan.

Alin yang menatapnya terkejut tak percaya.

Dia bukan Nathan itu kan? Batin Alin dalam hati.

Alin menggeleng gelengkan kepala dengan ekspresi terkejut menutup mulutnya yang sedikit terbuka dengan tangannya. Nathan yang melihat itu menaikkan sebelah alisnya.

"Ekhm" ucapnya sambil menunggu uluran tangan dari Alin.

"Eeh iyaa gu-gue Alin. Temennya Ale!" Serunya gugup sambil membalas uluran tangan Nathan.

"Oke" jawab Nathan singkat

"Tau ga sekarang Nathan dimana? Dari tari gue telponin ga dia angkat" ucapnya sambil memperlihatkan hapenya yang berkali kali menelfon Ale tetapi tidak ia angkat.

Alin yang melihat itu lagi lagi panik. Tidak, alasan apa yang harus dia buat?

"Ehmmmm Ale ada kegiatan AKM! Jadi dia ke rumah gue duluan. Maaf ga ngabarin soalnya hape Ale tadi tiba tiba jatoh. Dan gue ga sempet minta nomor lo karena Ale nangis kejer hapenya rusak!" Ucap Alin dengan rinci kepada Nathan dengan ekspresi kepanikan yang ia sembunyikan.

"Lo yakin karena itu?" Tanya Nathan memastikan.

"Iyalah! Kok lo ga percaya sih? Buat apa juga gue bohong?" Elak Alin dengan nafas yang semakin tercekat ketika merasakan aura disekitarnya semakin menggelap.

"Yakin?" Tanya Nathan mendekatkan badannya ke Alin yang membuatnya semakin mundur ke belakang.

"Iya anjir! Apasih deket deket iwhhh sana lo!" Ucap Alin sambil mengibas ibaskan tangannya menyuruh Nathan segera enyah dari hadapannya.

"Oke kalau gitu." Ucap Nathan berhenti membuat Alin tersudut.

Alin menghela nafas panjang lalu ia memejamkan mata.

Sesaatnya ia bergidik ketika sebuah suara berada di dekat telinganya.

"Tapi, awas aja sekali kali lo bohong soal Ale. Karena.......

..gue ga.bakal.lepasin.lo." ucapnya dengan nada penuh penekanan di 4 kata terakhir.

Alin meneguk ludah kasar lalu menetralkan ekspresinya.

"Oke, siapa takut? Ya gue lah" ucapnya dengan memandang ke arah samping. Uhhh wajah Nathan tadi terlihat sangat rupawan.

Walau Alin ini lesbi tapi ia tak bisa memungkiri pesona rupawan Nathan juga.

Nathan yang melihat wajah Alin memerah menggeleng gelengkan kepalanya kecil, ia lalu tersenyum melihat ekspresi itu.

Sesaatnya ia berbalik untuk keluar sekolah dan kembali ke rumahnya.

Alin yang sendirian, menghela nafas panjang.

"Sialan banget amjnc, itu kakaknya Ale psikoo banget. Gila membuat jantungku yang tenang nan damai jadi disko" gerutunya terduduk di lantai dan memegangi dadanya.

Orang yang melihat mungkin akan segera menuju Alin dan menunjukkan ekspresi empati kepada orang yang terkena serangan jantung.

Alin lalu beranjak dari posenya yang sangat tidak elok tadi. Melihat ke belakang sekilas untuk melihat keadaan koridor berdosa tersebut.

"Ga ada untungnya anjir gue cariin dia. Apes mulu malahan" Alin mengucapkan hal itu ke koridor yang ia tatap. Lalu berbalik badan dan ia ingin segera pulang.

####

"Emhhhhh emhhhh Rey...."

"Ahhhhh yes my Al"

"I wanna cum urghhh"

"Together"

"AHHHHHHH" erang keduanya bersama ketika kedua cairan dari kedua makhluk tersebut keluar.

Nafas mereka tersenggal senggal, saling menatap satu sama lain hingga netra mereka semakin menggelap dan bibir mereka bertemu.

"Emhhhh"

"Masih kuat?"

"Masih dong!"

Mereka lalu kembali melanjutkan aktivitas mereka tersebut hingga tak sadar waktu menunjukkan pukul 1 pagi.

AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang