Orang Tua Alin

2.2K 61 14
                                        

Pagi itu Ale terbangun dengan gairah yang tak dimilikinya. Teka teki keluarganya, hubungannya dengan Rey yang retak dan Alin? Mengapa harus keluarga dia? Setahu Ale, keluarga Alin sangatlah baik kepadanya.

Ale menuju kamar mandi dan membawa handphonenya, sembari ia menghilangkan wajah kusutnya ia membalas chat yang kemarin ia tinggalkan.

Oke, nanti kabarin ya kalau otw

Oke Lin

Orang itu tak lain adalah Alin. Ale ingin membicarakan masalah krusial ini dengan keluarga Alin, ia sebenarnya ingin terlebih dahulu tahu dengan bertanya kepada Nathan tapi seperti apa yang dikatakan mama Rey, Nathan pasti tidak akan menjawabnya.

"Huhhhh" Ale menghela nafas panjang, berusaha menyusun kewarasannya agar terjaga.

Setelah selesai melakukan aktivitas di kamar mandi. Ia segera bersiap siap untuk bertemu dengan Alin di kediamannya.

Sampai semuanya siap, ia lalu keluar dan taksi online yang ia pesan sudah datang.

"Pake helm dek?" tanya bapak tersebut kepada Ale.

Ale mengerutkan dahinya, kan ini taksi.

"Becanda dek, udah masuk" ucap bapak tersebut yang kemudian membuat Ale tertawa setelah nge lag.

Ale masuk ke kendaraan tersebut lalu sampai beberapa saat, perjalanan tidak terasa hingga ia sampai ke alamat yang dikirimkan Alin kemarin.

"Ini ya Pak" ucap Ale sambil memberikan selembar uang berwarna merah ke bapak tersebut.

"Udah ga usah kembalian" ucap Ale ketika melihat bapak tersebut mencari kembalian. Ia tahu, sepagi ini pasti baru ia yang jadi pelanggan pertama.

"Loh beneran?" tanya bapak tersebut.

"Iya Pak, yaudah saya duluan." ucap Ale kemudian menutup pintu mobil.

Ale kemudian menyiapkan mental dan nafasnya dan kemudian mengetuk pintu rumah Alin.

Hingga Alin menunjukkan wajahnya.

"Omagaaa, lo cepet banget!" ucap Alin dengan nada alaynya membuat Ale memutar pandangan malas.

"Baik, silahkan masuk tuan" ucap Alin seolah olah seperti pembantu dan hanya dibalas deheman oleh Ale sambil bersedekap dada membuat Alin melongo.

"Anjir lo seriusin!" ucap Alin kemudian menutup pintunya.

Ale mengedarkan pandangan dan kemudian ia tersenyum simpul ketika kedua orang tua Alin berada di hadapannya.

"Ale ya?" tanya perempuan paruh baya itu yang tak lain adalah mama Alin, yaitu Linara.

Ale lalu menghampiri Linara dan menyalaminya. Kemudian Ale juga menyadari ada papa Alin yang menatapnya dalam.

Dia benar benar mirip.

"Pa!" ucap Linara membuatnya tersadar.

"Eh iya?!"

Linara berdecak, membuatnya membuka suara.

AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang