Flashback menyakitkan

2.1K 77 2
                                        

"I-iya Tante, bagaimana Tan-" Terbata bata Ale menyelesaikan kalimatnya, sebuah kata kata membuatnya mematung di tempat.

"Mereka adalah orang yang aku bunuh 15 tahun yang lalu, bersamaan dengan itu aku meracuni kakakmu yang membuatnya mempunyai penyakit aneh."

Ale masih shock dan terengah engah, nafasnya sesak mendengar penuturan nya.

"Kalau kamu ingin tahu, tanyakan kepada Nathan berapa banyak pacarnya yang telah mati di tangan Nathan sendiri."

Mama Rey semakin mendekati Ale, membuatnya semakin memundurkan dirinya dengan kaki yang bergetar.

"Dan jika kamu ingin membuktikannya itu akan susah, ingatan Nathan akan selalu mengatakan orang tuanya pergi meninggalkannya, sekeras apapun kamu berusaha." ucap Mama Rey tanpa dosa sambil menyeringai.

Ale menunduk semakin dalam dan mencoba mengingat apa yang terjadi belasan tahun lalu.

"ARGHHHHHHHHHHH" Ale memegangi kepalanya yang terasa sangat berat hingga ia terduduk di lantai.

Pandangannya mulai mengabur, tidak untuk pingsan melainkan puzzle puzzle ingatannya menyusun gambar gambar menyakitkan.

Flashback

"Papa! mereka datang!"

"Mama, bawa Ale dan Nathan ke kamar. 15072008."

"Mama mengerti"

Tak lama, keduanya berpisah berlawanan arah. Baru beberapa langkah hingga kemudian Mama Ale berbicara membuat Papa Ale berhenti di tempat.

"Hansel......berjanjilah untuk kembali dengan selamat. Jika tidak, aku akan mengikutimu" Vedina

"Hei, Dina....aku menyayangi kalian. Tapi aku tidak bisa berjanji untuk itu, untuk saat ini doakanlah yang terbaik!" Hansel

Hansel lalu berlari hingga suara tembakan mulai terdengar.

Vedina terisak sambil membawa kedua anaknya yang tertidur.

Tidak, sebenarnya hanyalah Nathan yang tertidur.

Vedina berlari hingga ia menuju sebuah pintu dan memasukkan angka yang Hansel berikan tadi.

Hingga pintu terbuka ia langsung meletakkan Ale dan Nathan di ranjang dengan hati hati. Kemudian ia menutup akses pintu dengan mendorong berbagai barang berat.

"Hansel....ternyata kamu sudah di opsi kedua." Vedina berkata lirih sambil gedoran semakin keras.

Vedina berbalik dan menatap miris kedua anaknya yang terlihat pulas.

"Kalian adalah pemberani dan tangguh. Walau peran kami di dunia hanya sebentar, kami harap bisa melihat pertumbuhan kalian" Vedina menitikkan air mata lalu ia menghentakkan salah satu kakinya hingga ruangan bawah tanah rahasia terbuka.

Kemudian dengan hati hati Vedina membawa Ale dan Nathan ke dalam.

Untuk terakhir kalinya ia memeluk dan mencium Ale dan Nathan berkali kali.

"Papa loves you, Mama loves you. Hello and goodbye my lil heroes" Vedina kemudian mengunci ruangan itu dan naik kembali. Sorotan cahaya menjadi gelap seiring dengan ledakan yang terdengar.

"ARHHHHGG TIDAKKK, KENAPA ANDA MELAKUKAN ITUU HIKSSS"
Ale memegang dadanya yang terasa nyeri, gambaran gambaran itu terasa sangat jelas.

Ale mendongakkan kepala ketika bayangan perempuan itu terlihat semakin jelas.

"Ini semua bermula dari Hansel."

Mama Rey kemudian berjalan berbalik arah dengan bersedekap dada.

"Vedina Ara, adalah adikku. Aku adalah Quidina Ara"

"Vedina dari kecil, dia sangat kusukai karena sangat patuh kepadaku. Bahkan untuk pacar pacarnya sendiri ia rela memutuskan untukku."

"Hingga masa masa menyebalkan mulai terjadi. Vedina, ketika bertemu Hansel, dia berubah sangat signifikan. Dia tidak mau memutuskan Hansel dan memberontak hingga keluar dari rumah"

"Aku terlalu kesal tapi aku sudah menyusun rencana yang lebih baik. Aku biarkan mereka hanyut dalam kebahagiaan sementara itu hingga pada saat saat itu terjadi."

"Oh iya, Hansel adalah orang yang sangat tampan, bijak, dan sifatnya itu diwarisi ke Nathan mungkin? dan kau mewarisi sifat Vedina. Matamu itu sangatlah jelas kau jiplakan Vedina sekali, cih."

"Mengenai kejadian itu, bukan aku yang membunuhnya. Hah!!!! apa aku harus memberitahumu???"

Ale memejamkan mata, menutup telinga. Ia tak ingin mendengar kata kata itu lebih lanjut.

"Sahabatmu itu, yang paling dekat denganmu. Kau tidak tahu orang tuanya?"

"MEREKALAH YANG MENJADI EKSEKUTOR KOTORKU ITU!"

Satu kata lagi berhasil membuat Ale memelototkan matanya.

"ORANG TUA NEMALINKA OLAF!"

Ale memijat pelipisnya, ia benar benar pusing dengan apa yang dikatakan oleh ibu kandung Rey ini.

Dia membenci kedua orang tua Ale, ingin membunuhnya tapi melimpahkannya ke orang tua Alin. Kemudian, karena ibunya bersaudara dengan ibu Rey. Berarti dia masih sepupu dengan Rey?

Ale benar benar pusing dan terkejut. Ini artinya dia telah melakukan kesalahan besar. Mencintai sepupunya sendiri.

Ale lalu tertawa sambil melihat langit langit rumah. Membuat atensi Quidina melihat ke arah Ale.

"Sialan kalian!" ucap Ale yang kemudian keheningan menerpa mereka.

Ale mengatur nafasnya yang tidak beraturan, hingga ia merasakan cairan mengalir dari hidungnya.

Ale mengusapnya dan melihat darah keluar dari sana.

Sesaat kemudian ia melihat Rey yang sepertinya sudah selesai berdialog dengan ayahnya. Ale mendapati tatapan Rey seperti tatapan yang susah untuk diartikan.

Ale tersenyum getir kemudian seperti tak terjadi apa apa ia berpamitan ke Quidina.

"Saya balik dulu ya tante" ucap Ale tanpa melihat ke arah Rey.

Ale kemudian keluar dari rumah dan menuju jalanan, jujur saja ia cukup takut karena kondisinya sangat sepi.

Sambil menscroll sesuatu di hapenya, ia menunggu sesuatu sampai beberapa menit ia melihat jasa transportasi online yang ia pesan datang.

Ale lalu melihat ke arah belakang, disana ia melihat Rey yang masih menatapnya.

"Oke, perubahan akan dimulai dari sekarang" ucapnya kemudian memberikan sedikit tatapan sinis ke Rey.

Ale kemudian memasuki kendaraan tersebut.

Disisi lain, seseorang yang melihat kepergian Ale tersenyum kecil tetapi ia memberikan pandangan yang menggambarkan berbagai ekspresi.

"Maaf, aku akan perbaiki semuanya" ucapnya kecil lalu beralih dari jendela tersebut.

#####

Di perjalanan pulang, Ale masih memahami satu demi satu kata kata yang diucapkan Quidina. Batinnya menentang beberapa hal yang diucapkan.

"Papa sama Mama pasti masih hidup. Kemungkinan terbesar mereka diculik" ucapnya sendiri sambil memandangi jalanan yang sangat sepi.

"Aku harus cari tahu. Ini dimulai dari Alin dan Kak Nathan" lanjutnya.

Hingga Ale sampai, kemudian ia memberikan beberapa lembaran uang ke supir tersebut lalu masuk ke rumahnya.

Ale mengedarkan pandangan lalu ia menghela nafas panjang.

"Aku akan memperbaiki semuanya" ucapnya lalu Ale menuju kamarnya.

Singkatnya, Ale bersih bersih dirinya lalu merebahkan diri di kasus. Mengambil handphone, ia memberikan pesan kepada seseorang.



AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang