Ayo buat anak!

5.6K 169 4
                                    

"Udahhh habisin dulu makannya kak. Aku mau ke kamar dulu" Ale menepuk nepuk pelan punggung Nathan lalu ia bergegas ke kamarnya.

Ale berjalan dengan pikiran yang sangat rumit, ia harus mencari benang merah dari apa yang selama ini terjadi. Jangan tanyakan suasana hatinya karena tentu sangat jauh dari kata baik baik saja.

"Papa, Mama" ucapnya lirih terduduk di kasurnya. Disaat Ale sedang melamun kosong, tiba tiba sebuah suara memecah keheningan.

Kling

Ale menoleh ke arah meja belajarnya, ia melihat notifikasi dari hapenya tersebut. Ale menuju kesana dan melihat.

Saat mengambilnya, Ale tersenyum dan membuka notifikasi tadi.

Ale akhirnya duduk di meja belajarnya sambil terus mengetik. Ia sesekali tertawa kecil. Sampai ia melihat waktu di jam hapenya tersebut.

"Wah udah harus segera berangkat" Ale mematikan layar hapenya tersebut lalu berlari kecil mengambil handuk lalu bergegas mandi.

###

Setelah cukup untuk berseragam rapi, Ale lalu menggendong tas yang berisi buku sejarah, antropologi, sosiologi dan ekonomi. 3 mapel yang sangat disukai Ale terkecuali ekonomi.

Ale mendengus kesal ketika mengingat ingat jadwal pelajarannya. Bayangkan saja mapel ekonomi 4 jam di jam terakhir. Itu akan membuat otak Ale yang sangat tidak menyukai hitung hitungan akan terbakar.

Dengan perasaan yang sedikit jengkel ia lalu keluar kamar.

Ale lalu mencari cari sesuatu di rak depan pintu rumahnya tapi ia tak menemukannya.

"Lah kok ilang sih" gerutunya sendiri sambil membungkuk, matanya terus teliti hingga sebuah kaki memfokuskan pandangannya hingga keatas.

"Nyari apa?" Tanya orang tersebut yang tak lain adalah Nathan. Ia sudah berbaju formal ala pekerja kantoran menurut Ale.

"Nyari kunci sepeda kak, kelupaan deh Ale dimana naruhnya" ucapnya jujur sambil menggaruk garuk kepala.

"Hah? Kok bisa? Emang terakhir kamu taruh dimana?" Tanya Nathan yang justru membuat mood Ale semakin jelek.

Ale menatap datar kakaknya tersebut.

"Kalau aku tau juga ga bakal nyari disini kak" ucapnya dengan senyuman yang sangat diperlihatkan terpaksa lalu ia mendatarkan wajahnya kembali.

Sambil ke arah arah lain, Ale mulai mengingat ingat.

"Yakin kamu ga-" ucap Nathan tiba tiba terhenti

"Bentar bentar kak!" Seru Ale sambil mengingat ingat sesuatu dengan serius.

Sampai akhirnya, mata Ale melotot dan raut wajahnya menjadi panik.

"Kak, kak bisa anterin dulu ga aku ke sekolah." Ajak Ale dengan ekspresi panik membuat Nathan tiba tiba bingung dan khawatir.

"Iya iya, tapi kenapa sebegitu paniknya kamu" tanya Nathan.

"Aaaaa udah kak ga ada waktu ayo plis" ucapnya sambil menggandeng paksa Nathan ke depan rumah.

Nathan yang digandeng paksa pun memghembuskan nafasnya panjang lalu ia segera masuk ke mobil bersamaan dengan Ale.

Nathan menjalankan mobilnya hingga tak terasa 30 menit perjalanan telah ditempuh dan sekarang mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah.

"Kak makasiih ya." Ucapnya lalu segera keluar dari mobil kakaknya tersebut.

Nathan yang paham keadaan Ale hanya menggeleng gelengkan kepala, ia tidak ada niatan untuk menghentikan Ale karena tau akan semakin memperburuk mood Ale.

AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang