"suka dengan laki laki?!!..." ucapnya yang membuat pandangan Ale buram dan ia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya.
Ale yang merasakan sesuatu di hidungnya membuat tangannya tergerak untuk menyentuhnya, Ale tersenyum getir melihat darah yang keluar dari hidungnya.
"Uhukkh uhukkk" Ale terbatuk batuk dengan keras, seperti ingin mengeluarkan sesuatu disana.
"Ale?!!!kamu kenapa!?" Raut wajah Kakak Ale yang tadinya marah menjadi khawatir melihat kondisi adiknya. Ia memegangi kedua bahu Ale dan mendekatinya.
"Uhukkkk" Ale tidak bisa menjawab, ia masih terbatuk batuk dan akhirnya sesuatu keluar dari mulutnya.
"Ale!" Teriak Kakak Ale
Ale yang melihat sesuatu yang sama keluar dari hidungnya membuatnya menatap kosong kakaknya.
"Kak..... Nathan...." Ucap Ale rendah yang masih didengar kakaknya. Pandangannya lalu semakin memburam seiring kepalanya yang terasa berputar.
Ale lalu tak sadarkan diri.
"Ale!!" Nathan yang mengetahui adiknya dalam kondisi parah menjadi panik. Ia lalu menggendong adiknya tersebut dan menuju mobilnya.
Ia melajukan mobilnya tersebut hingga menuju ke Rumah Sakit.
Nathan dengan cepat menggendongnya keluar dari dalam mobil menuju ke salah satu petugas di Rumah Sakit tersebut.
"Suster, tolong adik saya ini" ucap Nathan dengan keringat di wajahnya dan nafasnya yang tidak beraturan.
Suster yang melihat itu langsung mengarahkan Nathan ke ruangan darurat penanganan pasien. Ia lalu memasukkan Nathan ke ruangan tersebut dan membaringkannya di salah satu ranjang.
"Dokter!siapapun tolong adik saya!" Ucap Nathan yang membuat salah satu dokter disitu menuju ke arahnya.
"Baik, dimohon bapak untuk menunggu di luar ruangan" ucap dokter tersebut.
Nathan keluar dari ruangan dan duduk, kedua tangannya menutup wajahnya dan mengusapnya dengan kasar. Ia sangat takut terjadi sesuatu dengan adik kesayangannya itu.
Nathan berpikir ia sangat sangat ceroboh, terlalu emosional dan ia menyesal.
"Aku tidak ingin kehilangan lagi" ucap Nathan lirih sembari menatap kosong langit langit lorong rumah sakit tersebut.
Selang beberapa menit, Nathan masih menunggu walaupun di dalam hatinya ia sedang berkecamuk. Perasaan khawatir dan sedih serta penyesalan ada disana.
Cklek
"Bapak keluarga pasien?" Suara dokter tersebut memecah keheningan yang langsung membuat Nathan berjingkat.
"Iya, saya Dok. Bagaimana keadaan adik saya?" Tanya Nathan khawatir.
Dokter tersebut menghembuskan nafas sebelum memulai pembicaraannya.
"Keadaan pasien sudah ditangani. Untuk keluarga pasien, mohon ikut saya" ucapnya lalu pergi dari hadapan Nathan.
Nathan tanpa banyak pikir langsung mengikuti dokter tersebut.
Sesampainya di dalam ruangan, Nathan melihat sepertinya ini mirip ruangan konseling.
"Baik bapak silahkan duduk" ucap dokter tersebut yang terlihat sedang mengambil sesuatu di lemari.
Nathan langsung duduk menuruti dokter tersebut hingga mereka saling beradu pandang di meja.
"Baik sebelumnya apakah anda boleh mengenalkan diri sebagai apa dari keluarga pasien?" Tanya dokter tersebut.
"Saya Nathanio Hazel, kakak dari keluarga pasien saya yang bernama Ale. Panggil saja Nathan" jelas Nathan kepada dokter tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlRey
RandomBOCIL MENJAUH YA PLIS😇🤗 Ini cerita homoseksual, yang homophobic sana jauh jauh anj! Ini kisah tentang Caleb Nathanael Hadeon dan Reyvalka Leonand. Ale panggilannya, seseorang yang awalnya sangat menutup rapat rapat segala kesakitannya. Tiba tiba...