1 Minggu Kemudian
Tak ada yang banyak berbeda sebenarnya. Ale, Rey dan Alin menjalani hari hari seperti biasa. Namun sesuatu yang mengejutkan terjadi.
************
KRINGGGGGBel istirahat berbunyi, siswa siswi keluar untuk mengistirahatkan otaknya setelah dihajar ulangan matematika 50 soal dengan waktu 4 jam.
Hanya 3 orang yang berada di kelas itu sekarang. Salah satu diantara mereka terlihat gelisah dan khawatir.
"Oy diem diem bae, ngantin yok. Eh lu kenapa anjrit?" Siswi itu sedikit panik melihat temannya memegangi perutnya sambil menempelkan kepalanya di meja. Pertanda bahwa ia sangat lelah, letih lemas dan lesu.
"Ga tau Lin, gue rasanya kek aduh ga bisa dijelaskan dengan kata kata" ucap siswa tersebut yang tak lain adalah Ale.
"Hmmm, yaudah deh terserah. Kalau ga bisa dijelaskan dengan kata kata mending dijelasin dengan makanan aja!" Semangatnya menarik narik lengan Ale sedangkan Ale hanya menatap datar Alin.
"Gue ga minat ke kantin" ucapnya lalu kembali menempelkan kepalanya ke meja.
"Lo kenapa? Keknya lo sakit ya" ucap Alin lalu lengannya tergerak untuk menempelkan ke dahi Ale.
"Ga panas sih lo" ucap Alin tanpa ada respons dari Ale.
"Ish temenin gue aja deh ke kantin. Suer lo bakal dapat kejadian ga terduga" ucap Alin sambil menggoyang goyangkan Ale.
"Gue ga mau anjrit Nemo aaah" Ale merasa sangat pusing ketika tubuhnya diombang ambingkan oleh Alin.
"Ish Ale! Lo tu yaaaa-" belum selesai Alin berbicara tiba tiba ada seseorang yang mendekati Ale dan membuatnya terdiam gugup.
"Ale sakit, jangan ganggu" ucapnya datar tapi penuh penekanan yang membuat Alin diam.
"Y-yaudah Ale kalau gitu gue duluan ke kantin. Lo kalau mau nyusul ayo aja oke" Alin lalu terburu buru ke luar kelas. Ia merasakan aura mencekam serasa mencekiknya.
Sedangkan Ale yang melihat ke sumber suara langsung menyandarkan kepalanya di perut orang tersebut.
"Kamu kenapa hm?" Tanya siswa berperawakan tinggi tersebut kepada Ale.
Ale menggeleng lemas lalu menatapnya.
"Ga tau mas. Pusing banget kepala, pengen mual sih tapi" ucapan gantung Ale membuat siswa tersebut yang tak lain adalah Rey menaikkan sebelah alisnya untuk bertanya.
"Lihat kamu jadi sehat lagi"
Hening
Ale masih menatap Rey yang menatapnya balik dengan intens.
"Udah pinter gombal hm?" Tanya Rey yang membuatnya duduk disamping Ale. Ia menyuruh Ale supaya berbaring dalam pangkuannya.
"Beneran kok...ish masa kamu ga percaya?" Ale mengerucutkan bibirnya sambil menduselkan kepalanya di perut Rey.
Rey terkekeh kecil lalu menggelengkan kepala.
"Percaya kok" ucapnya lalu membuat Ale menatapnya dari bawah.
"Aku pingin sesuatu. Kamu bisa ga ngabulin?" Tanya Ale dengan puppy eyesnya.
Rey yang terkekeh gemas mencubit pipi Ale dan mengacak rambutnya.
"Apapun aku kabulin asal bukan Kehendak Tuhan" ucap Rey.
Ale yang mendengar itu pun menunjukkan binar wajahnya.
"Aku pingin kamu join pramuka inti, paskib, basket, voli, badminton sama futsal." Ucap Ale yang membuat Rey menatap Ale dengan tatapan bingung.
"Kalau ga bisa gapapa sih" lain dimulut lain di sikap, Ale merubah wajahnya menjadi masam lalu kembali menyembunyikan wajahnya di perut Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
AlRey
RandomBOCIL MENJAUH YA PLIS😇🤗 Ini cerita homoseksual, yang homophobic sana jauh jauh anj! Ini kisah tentang Caleb Nathanael Hadeon dan Reyvalka Leonand. Ale panggilannya, seseorang yang awalnya sangat menutup rapat rapat segala kesakitannya. Tiba tiba...