Deep talk

11.2K 253 1
                                    


"Pacar"

Satu ucapan yang lolos dari lisan Rey membuat Ale sedikit terkejut. Ia kira bahwa Rey akan memutuskan hubungannya atau membuangnya tapi ternyata benar benar jauh dari apa yang tadi ia dengar.

"Ale?"
"Ale?"

Ale belum menyadari bahwa dia dipanggil oleh Rey sampai satu lagi kata membuatnya terkejut.

"Sayangnya Rey...." Kata itu diucapkan oleh Rey sambil menepuk nepuk pelan pipi Ale.

Membuat Ale sangat yakin bahwa apa yang terjadi ini benar benar kenyataan. Ale menyadarkan dirinya sendiri dari lamunannya lalu menatap Rey.

"Rey"
"I-ini beneran?" Tanya Ale serius.

"Beneran sayang. Kamu mau bukti?" Balas Rey dengan senyumnya yang semakin mengembang.

Ale tak menjawab, ia lagi lagi terpana dengan paras Rey yang benar benar diluar nalar ketika ia tersenyum.

Rey terkekeh melihat Ale yang sangat suka melamun, wajahnya itu benar benar minta untuk dicium dari berbagai arah.

Rey dengan spontan mencium Ale, dimulai dari dahi, kedua kelopak mata, kedua pipinya hingga terakhir di bibirnya. Dan yah untuk ciuman terakhir Rey tidak mengecup singkat, melainkan melumatnya.

Ale yang menerima perlakuan itu hanya bisa diam dan mencoba aktif, Ale membalasnya dan membuka mulutnya untuk mengizinkan Rey mengakses kenikmatan salivanya.

Kecipak basah yang hanya terdengar oleh keduanya, membuat mereka berpeluh keringat kembali. Lagi lagi Ale dibuat melayang dan merasa banyak kupu kupu menggelitik di perutnya.

Sampai Ale kesulitan bernafas ia melepaskan ciumannya.

Rey mengelap bibir Ale yang terdapat benang salivanya lalu kembali tersenyum tulus ke Ale.

"Perlu pembuktian lagi? Kamu mau motor? Apartemen? Ap-" ucapan Rey terhenti karena telunjuk Ale menyentuh bibirnya.

"Ssssst Rey, a-aku ga butuh hal seperti itu. Walau material itu realistis tapi itu bukan yang aku inginkan." Ucapnya sambil menunduk dalam.

Rey yang terenyuh dan melihat Ale-nya bersedih langsung mendekapnya. Membiarkan bayi kecilnya itu untuk mengetahui detak jantungnya.

"Maaf" lirih Rey.

"Aku hanya ingin walaupun ini terdengar mustahil buat kamu Rey. Aku ingin kita bisa menua bersama, susah senang bersama." Ucap Ale mengeluarkan uneg unegnya dan air matanya lolos begitu saja.

Rey memejamkan mata dan menarik nafas dalam dalam, membuangnya dengan perlahan dan memikirkan sesuatu.

Rey lalu menciumi leher Ale dan mengecupinya.

"Ale.."
"Aku ga akan pernah ninggalin kamu itu bukan cuma sebuah janji tapi juga tanggung jawab. Tanggung jawab sebagai pacar sekaligus calon suami kamu nantinya" ucap Rey.

"Aku juga ga mau nanti kamu berhubungan dengan orang lain selain aku. Aku menjaga keperjakaan sama kayak kamu yang menjaga kesucianmu. Kita sama sama akan melepaskan itu jika sudah resmi di hadapan negara."

"Untuk sekarang kita tinggal jalanin aja masa masa sekolah sampai lulus. Setelahnya aku nikahin kamu dan kita urus perpindahan negara, karena kita ga bisa mempunyai legalitas disini. Oh ya kamu mau tinggal di negara mana nanti?" Jelas Rey berturut turut.

Rey yang masih diam menunggu respon Ale menepuk pelan pantat Ale, berharap ada respon.

"Ngggggh" ucap Ale yang membuat Rey melihat keadaannya.

Shit, my baby

Rey melihat Ale sedang tertidur pulas, mungkin banyak pikiran sekarang Ale pikir Rey.

AlReyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang