"Lo ga hamil kan?"
Pertanyaan serius dari Alin itu membuat Ale terdiam sebentar.
Ga mungkin, kejadian kayak gini kan langkah. Ralat, sangat langkah.
"Ale!!!" Alin menggoyangkan badan Ale membuatnya tersadar.
"Ga deh, itu tu mustahil banget" ucap Ale menerawang ke depan.
Alin yang mendengarkannya menggeleng gelengkan kepala.
"Gue juga sama kayak lo njir tapi daripada banyak spekulasi mending lo cek deh ke dokter" jelas Alin membuat pikiran Ale lebih teredam.
"Lo mau kan anterin gue nanti?" Tanya Ale menatap serius Alin.
"Gampang itu mah" Alin menepuk pelan bahu Ale.
"Lo masih sakit ngga Le?" Alin memperhatikan dengan lekat kondisi Ale saat ini.
"Ga segitunya sih, cuma agak mual sama lemes aja" ucap Ale sambil memegangi perutnya.
"Mending lo izin pulang aja" ucap Alin membuat Ale mendengus kecil.
"Dah, ga usah. Pesen makanan online nanti dah cukup. Sekarang bantu gue ke kelas" ucap Ale sambil mencoba berdiri.
"Yeeee, dah kayak babu gue sama lo" Alin berkata frontal tapi Ale kali ini tidak terlalu menanggapi, tenaganya cukup lemas.
############
Di lorong ketika sedang berjalan menuju kelasnya, Alin dan Ale tiba tiba berpapasan dengan seseorang yang mereka kenal.
"Heh, ngalangin jalan lo. Minggir!" biasanya Alin cukup segan dengan orang di depannya ini, tetapi karena pikirannya masiu berkecamuk tentang Ale membuatnya melupakan hal tersebut.
Orang tersebut hanya diam, menatap datar Alin lalu berganti ekspresi ketika melihat Ale.
"Are u okay?" tanyanya dengan nada lembut, membuat Alin ingin mual mendengarnya.
Ini yang dikata kulkas, hadehhh
Alin berdecak ketika Ale tidak memberi respon.
"Heh tu pawang lo si Rey, respon dikit" sindir Alin kepada Ale.
Menghela nafas kasar, Ale berkata baik baik saja. Namun Rey bukan tipikal yang mudah percaya begitu saja.
Lihat saja, Ale berkata baik baik saja tapi ia memijat pelipisnya dengan wajah yang sedikit pucat.
"Okay, butuh pelukan ga?" ucap Rey sambil merentangkan kedua tangannya.
Ale yang mendapat perlakuan itu tersenyum, ia lalu menghambur ke pelukan Rey. Alin yang melihat melongo.
"Njir, lo tadi ga mau gue peluk, sekarang..." ucapan Alin terhenti ketika ia melihat tatapan permusuhan dari Rey.
Ale lalu menolehkan pandangannya ke arah Alin.
"Ya kan kita sejenis, ga enak lah rasanya" ucap Ale tanpa beban yang membuat Rey ingin tertawa, sedangkan Alin benar benar speechless.
"Yaudah deh, kalau gitu gue balik dulu. Kabar kabar yaa nanti" ucap Alin lalu pergi mendahului Ale yang masih menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rey.
Rey menyugar rambut halus Ale sambil sesekali melihat wajah lucu yang sedang pucat itu.
"Kamu kenapa hm?" tanya Rey.
"Cerita di kelas aja ya" Ale mendongak melihat Rey.
"Oke"
#############
"Jadi?"
"Ya gitu deh, tadi agak mual sama lemes" ucap Ale enteng.
"Belum sarapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
AlRey
RandomBOCIL MENJAUH YA PLIS😇🤗 Ini cerita homoseksual, yang homophobic sana jauh jauh anj! Ini kisah tentang Caleb Nathanael Hadeon dan Reyvalka Leonand. Ale panggilannya, seseorang yang awalnya sangat menutup rapat rapat segala kesakitannya. Tiba tiba...