21. Rencana Tuhan

10 1 0
                                    

Sudah seminggu Gia perawatan intensif di rumah sakit hingga ia harus meliburkan sekolahnya. Ketakutan Thomas akan kesehatan anak perempuannya begitu besar. Jendra juga tak berhenti menemani kami untuk merawat Gia.

"Mom, besok bisa nggak sih Gia pulang?" Mata Gia sangat sendu.

"Belum, sayang. Sabar ya."

"Om Jendra tiap hari sama Daddy gitu ya, Mom?" Gia melihat Jendra dan Thomas yang tertidur di sofa bed.

"Iya. Mereka yang paling khawatir kalau kamu ada apa-apa," Aku membelai lembut surai rambut Gia.
"Cepet sembuh ya, sayang,"

"Iya, Mom."

"Kamu mau makan apa? Udah mau masuk jam makan malam,"

"Nasi goreng?"

"Oke. Mommy bilang ke perawat jaga ya. Tunggu sebentar."

Setelah Gia melihatku pergi, ia turun dari brankar dan menghampiri Thomas yang terlelap di posisi duduk.

Gia duduk diantara Jendra dan Thomas. Ia meraih tangan besar Thomas dan mengusapnya lembut.

"Daddy, makasih udah terus nemenin Gia." Tak terasa air mata mengalir di pipi Gia.

Isakan Gia membuat Thomas terbangun.

"Hey, kok nangis sih?" Dengan sigap Thomas memeluk Gia. "Mommy kemana sayang?" Netranya mencariku, tapi tak ia temukan.

"Dad, kalau Daddy capek, Daddy pulang dong. Istirahat dirumah." Gia ngomong dengan ucapan terbata karena ia sedang menahan tangis.

"Enggak sayang. Daddy nggak capek kok," Jawab Thomas. "Ini Mommy kemana?"

"Mom lagi pesen makan buat kita,"

"Terus kenapa kamu nangis?" Tanya Thomas. "Oh! Ada yang sakit?! Hmm, bilang sama Daddy mana yang sakit?" Thomas langsung duduk tegap dan melihat jelas keseluruhan badan Gia.

Gia terkekeh kecil dan memelum tubuh besar Thomas.

"Ihh Gia gakpapa, Dad. Gia yang malah khawatir Daddy sakit kalau terus-terusan tidur sambil duduk gini,"

"Daddy gakpapa, sayang. Daddy bakalan terus jagain Gia. Santuy gitu loh,"

"Dihh santuy, hehe. Makasih ya daddy."

"Iya sayang."

Jendra menguap hingga membuat Thomas dan Gia terkejut.

"Oh hay cantik. Udah ngerasa sehat?"

"Sudah, Om. Makasih ya Om udah tiap hari temenin Gia."

"Om kan dokter pribadi Gia sekarang,"

"Modus nggak sih lo?" Saut Thomas.

"Anak lo lagi sakit. Masih aja curiga sama gue." Jendra mendengus kesal. "Jangan dengerin, Gi. Daddy kamu demen banget cemburu buta,"

"Daddy mah keseringan cemburu, Om," Gia berada di pihak Jendra.

"Ih jadi nyebelin loh princessnya aku," Nada bicara Thomas membuat Jendra terlihat jijik.

"Daddy lucu ih kalau ngomong gitu,"

Thomas terus menggunakan nada bicara manja hingga Jendra menutup kupingnya. Tapi Gia sangat terhibur dengan itu.

•••••

Aku bertemu Aldo dan Billy saat sedang di kafetaria. Mereka sepertinya sedang mencari arah.

"Aldo! Billy!" Aku berteriak ke arah mereka. Untungnya mereka dengar dan melihatku.

[REVISI] 'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah' 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang