30. Ending

10 1 0
                                    

Kala itu...

Dalam Sambungan Telepon

"Ya, Thom. Ada apa?"

"Kamu dimana?"

"Lagi nugas ini."

"Pulang aja yuk. Aku nggak tega liat kamu bolak-balik UKS. Rio yang bilang ke aku,"

"Kamu bisa ke kelas aku aja nggak bentar. Nggak ada dosen kok. Cuma aku butuh sandaran aja selagi aku ngerjain makalah yang harus selesai hari ini,"

"Ssa, aku minta maaf ya."

"Kesini aja. Nggak perlu minta maaf. Aku butuh kamu. Bukan maaf dari kamu,"

"Yauda, aku ke kelas kamu."

Sambungan Telepon Terputus

Semua orang di kelas terkejut dengan kedatangan Thomas yang tiba-tiba. Thomas langsung menghampiriku kemudian duduk disampingku. Beberapa orang mengerti keadaanku. Namun, mereka lebih memilih diam.

"Harus banget hari ini ya?" Thomas tak tega melihatku mengetik dengan keadaan lemas.

Aku membuang nafas berat. Kalau bukan untuk mengejar nilai, aku tidak akan membela tugas dengan keadaan seperti ini. "Sabar ya, Thom. Bentar lagi nih selesai. Tinggal koreksi aja biar nanti nggak ada yang kelewatan," Thomas merangkulku seakan memberi energi untukku kembali.

"Jeff sama Angga tadi telepon aku. Mama sih yang sengaja ngasih mereka telepon. Aku cuma paham omongan Jeff yang bilang 'cepet pulang, Daddy' gitu," Thomas mulai membicarakan hal acak.

"Aku juga kangen sama celotehan mereka,"
"Kenapa ya, hamil kali ini kok rasanya nggak enak banget. Kamu ngerasain juga kan?" Aku berbicara dengan perlahan agar yang lain tidak mendengar.

"Iya secara nggak langsung aku juga ngerasain." Thomas tersenyum tidak ada arti.

Aku mengumpulkan tenaga dari segala penjuru arah. Hingga akhirnya, "Hah! Beres! Udah aku kirim juga. Ayo kita pulang!" Semua energiku kembali seperti sebelum mendapat tugas. Lega rasanya menyelesaikan tepat waktu.

Hari demi hari...
Bulan demi bulan...
Tahun demi tahun...
Aku menjalani kuliah dengan keadaan hamil yang seakan tak kunjung usai. Sampai diakhir perjuanganku melahirkan seorang bayi, aku masih tetap melahirkan bayi laki-laki. Yaitu Randy. Anak laki-laki Thomas yang ke tujuh.

"Thom! Dengerin mama! Jangan terlalu obsesi untuk mendapatkan anak perempuan. Kasian Sessa. Kamu pikir Sessa diciptakan hanya untuk memenuhi obsesi kamu? Cukuplah, Thom." Emosi mama mertua meledak saat mendengar Thomas berbicara bahwa dia masih saja menginginkan anak perempuan.

Thomas pun sudah mendapatkan peringatan dari dokter untuk beristirahat terlebih dahulu sebelum menginginkan anak lagi. Tak ada reaksi apapun dari Thomas. Dia hanya mengiyakan semua perkataan dokter.

Aku tengah bermain bersama Yesa dan Venly saat Randy tertidur. Bayi kerjanya hanya tidur setelah menyusu.

"Mama bawa Yesa sama Venly pulang. Kamu istirahat ya. Thomas udah selesai dari dokter," Ucap mama tergesa.

[REVISI] 'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah' 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang