26. Back Home

23 1 0
                                    

Thomas tengah meributkan berbagai hal dengan Joanna di pagi yang masih terbilang terlalu pagi untuk seseorang meributkan sesuatu.

"Belajar dong, Jo! Game mulu! Daddy bayar kuliah kamu mahal-mahal bukan untuk dapetin nilai seperti ini!" Tegas Thomas.

"Nggak ada yang maksa Daddy buat bayar kuliah Joanna. Lagian buat apa kuliah? Bikin pusing." Jawab Joanna yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Berani kamu jawab kayak gitu?!"

"Dad, udah stop! Kalau Daddy mau joanna nggak kuliah juga gakpapa. Joanna mending dirumah kok daripada jalan ke kampus. Seriusan. Biar Daddy nggak keluar uang sia-sia. Sekarang Daddy keluar geh dari kamar Jo. Jo pusing tiap hari di omelin Daddy." Santai Joanna mengatakan hal yang paling Thomas benci.

Thomas merobek hasil ujian Joanna lalu melangkah keluar kamar Joanna dengan membanting keras pintu kamar Joanna.

Joanna sudah terbiasa dengan hal seperti ini semenjak tak ada yang perhatian lagi padanya. Merasa keluarga yang dulu seperti surga, keadaannya sekarang seperti neraka baginya.

...

Aku baru menyadarkan diriku di jam delapan pagi. Sebenarnya ini adalah waktu yang terlambat, tapi biarlah, aku anggap aku meliburkan diriku sendiri hari ini.

Keributan diluar mulai terdengar. Suara TV dan canda tawa anak-anak membuatku semangat.

"Kalian mau pulang sekarang?" Tanyaku.

"Mommy harus ikut pulang." Jawab Venly.

"Kenapa?"

"Joanna beneran nggak ketolong nakalnya sekarang, Mom. Daddy tiap hari ceramah nggak ada berhenti. Aku takut lama-lama Daddy atau mungkin Joanna nekat aneh-aneh,"

"Gue nggak tau kalau Joanna nakal. Sebegitunya?" Tanya Bio.

"Itu anak selain bolos kuliah, nge-game mulu. Sampai nilainya... Duh... Daddy tiap hari ngamuknya gegara itu. Nilai." Jelas Randy.

"Dari jaman abang Jeff sampai Randy, mana ada dari kita yang nilainya kurang dari 90. Ukuran sekolah. Pas kuliah juga nggak ada yang kurang kan dari target Daddy," Angga menambahi.

"Karina juga kadang bingung Mom harus bujuk Joanna seperti apa," Andy juga tak bisa memikirkan cara bagaimana adiknya itu kembali seperti dulu.

"Malam dimana Mommy pergi setelah Daddy secara dingin nyuruh Mommy pergi, itu Joanna tau dan itu buat dia makin hancur. Venly juga ngerasain. Kirain Mommy bakalan beneran dirumah gitu," Saat itu memang Venly dan Joanna memperhatikan dari atas depan kamar mereka.

"Mom, come on. Balik aja. Soal Daddy nggak usah dipeduliin," Bujuk Jeff.

Sebenarnya tidak ada salahnya jika aku kembali kerumah tanpa memperdulikan Thomas tapi apa aku bisa?

"Mom, Daddy kan jam segini udah pergi kantor. Kita pulang sama-sama. Gimana?" Kali ini Yesa yang membujukku.

"Oke. Kita pulang tapi balik apartemen sore ya."

"Ya terserah Mommy deh," Kata Jeff.

...

Perlahan aku mengetuk pintu kamar Joanna.

"DADDY KALAU MAU MARAH LAGI NGGAK PERLU REPOT! BESOK JOANNA OUT DARI KAMPUS!" Teriakan Joanna terdengar jelas.

Aku membuka pintu kamar dan disambut oleh wajah berantakan putriku.

"Daddy ke kantor. Mommy bisa masuk?"

"Ngapain balik lagi? Mau bohong lagi kayak dulu?"

Benar kata yang lain, Joanna telah berubah.

[REVISI] 'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah' 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang