14. Parting Brings Happiness

17 1 0
                                    

"Happy birthday, Thomas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy birthday, Thomas."

Tepat pukul 12 malam aku memeluk lelakiku dari belakang dan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

"Kamu tahu... 2 tahun lalu aku kehilangan ucapan ini dari kamu. Tahun pertama aku hanya mencoba biasa saja. Di tahun kedua aku merasa sangat sepi. Aku berharap Tuhan bisa kembalikan kamu disini."  Thomas mengingat masa itu. Masa dimana dia sangat susah karena aku tidak ada.

Thomas memegang erat tanganku. Tubuhnya bergetar karena menangis. Wajahku tenggelam pada punggungnya. Tak bisa ku menahan tangisku juga.

"Maaf ya..."

"Gakpapa. Yang penting kamu balik. Boleh nggak sih aku berharap aku pergi duluan daripada kamu yang pergi duluan? Sakit banget rasanya. Aku egois ya?"

Aku semakin terisak. Punggung Thomas sudah basah oleh tangisku.

"Boleh. Kapanpun Tuhan kasih kamu pulang, aku siap."

Thomas berbalik dan memelukku erat. Tangisku bukan terisak lagi. Tapi menjadi pecah.

"Tapi, aku masih mau sama kamu lebih lama. Sama anak-anak. Sama semua cucu aku juga. Hehe..." Thomas terkekeh.

"Kenapa ih ketawa? Jelek!"

"Aku baru sadar kita tua banget nggak sih? Cucu kita udah pada SMA. Tua kan?"

"Iya, tua kamu mah." Kataku yang semakin membuat Thomas tertawa.

Tok... Tok... Tok...

"Daddy... Mommy... Masih bangun kan?" Gia menempelkan telinganya di pintu kamarku.

"Denger kagak?" Tanya Randy.

"Nggak ada suara, Bang."

"Yah... Masa udah tidur sih? Grandpa...! Grandmaa...!" Devano berteriak.

Aku membuka pintu untuk mereka. Aku terkejut karena di depan pintu sudah ada semua anak, cucu dan menantu yang tersisa. Geby, Ayu, Karina dan Angel.

"Mana daddy ih?" Randy menerobos masuk ke dalam kamar.

Thomas hanya terduduk di ranjang untuk menyambut mereka.

Ucapan "Happy Birthday," Terucap dari mereka semua. Joanna membawa kue yang siap ditiup lilinnya oleh Thomas.

Aku melihat mereka dari pintu kamar. Mereka begitu sangat baik tapi, masih banyak yang menyakiti.

"Kamu ngapain disana?" Tanya Thomas.

"Eiii... Mommy sini dong." Jeff menarik tanganku. Aku hanya bisa mengikuti dia.

"Ada hadiah buat Daddy nggak sih?" Tanya Thomas.

"Jeff sama Devara udah siapin tapi siangan ya." Jawab Jeff.

"Gia sama Joanna juga udah siapin kok." Jawab Joanna.

[REVISI] 'Rumah' Yang Sebenarnya 'Rumah' 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang