Hope page 7
"Ka-kamu makan gih" Gracia gelagapan memasukkan handphonenya kedalam kantung jaketnya. Shani sebenarnya tak ingin menanyakan hal itu, ia hanya reflek saja. Shani duduk dikursi meja makan, membaringkan kepalanya dengan alas kedua tangannya. "Shan, kuliah kamu gimana?" Tanya bunda ve.
Shani teringat bahwa hari ini ada jadwal kuliah, "Ge, kita kelas jam berapa!?" Tanya shani panik. Yup, mereka berdua berada dalam jurusan yang sama, universitas yang sama, bahkan kelas yang sama pula.
"Jam satu kok, gausah panik gitu lah mukanya. Hahaha" Gracia tertawa meledek ekspresi shani saat ini. Tak lama gracia terdiam, mengingat kekasihnya yang mungkin saat ini masih setia menunggu didepan rumahnya. Gracia membohongi anin bahwa semalam ia minta dijemput untuk kuliah jam 10.
"Lancar lancar aja kok bun, lagian kan kita juga baru semester dua. Masih santai lah" Shani kembali membaringkan kepalanya. Tiba tiba fenomena alam terjadi, terbanglah sebuah sendok yang mengarah ke kepala shani.
Pletak.
"Awwshhh, bunda!" Ringis shani. "Lagian ya tuh mulut kalo ngomong sembarangan aja, walaupun kamu masih semester awal juga gaboleh santai santaian kaya gini. Awas aja ya kalo wisuda kamu telat karena kamu males kuliah" Gracia yang melihat kejadian itu didepan matanya hanya bisa tertawa meledek shani. "Sukurin hahaha".
"Gege, bunda titip shani ya. Kalo dia males kuliah seret aja anaknya. Pokonya kelulusan S1 kalian harus bareng" Gracia tersenyum kearah bunda ve, lalu mengacungkan jempolnya. "Siap bun, nanti kalo shani bandel langsung gege aduin bunda!" Ucap gracia lalu melirik shani yang ternyata sedang memincingkan matanya kearah gracia.
"Bunda, kalo gitu gege pulang ya" Pamit gracia mengulurkan tangannya.
"Lho cepet banget sih ge? Nginep sini dong, bunda masih kangen kamu tau. Eh bunda naomi gimana kabarnya?" Bunda ve sengaja mengalihkan pembicaraan. "Bunda mi baik kok bun, bunda kapan kapan main dong kerumah gege. Rumpi-rumpi bareng bunda mi hihi"
Jujur shani tak tertarik dengan percakapan kedua insan itu, namun dengan terpaksa ia harus mendengar untuk melanjutkan aktivitas makannya.
***
"Apa gue pulang aja kali ya?" Sudah hampir dua jam anin menunggu gracia, sekaligus mondar mandir didepan gerbang rumahnya. Sesekali menatap jalan raya didepannya, mencari apakah gracia sudah didekat sini atau belum.
"Dia kenapasih sama gue? Telfon aja ditolak, marah karena semalem gue gajadi mampir dulu kerumahnya apa gimana?" Monolog anin sendiri.
"Hmm shani. Kayanya bagus buat gue jadiin sop lebaran" Anin menonjok telapak tangannya sendiri.
Tiba tiba sepeda motor berhenti didepan rumah gracia, anin mengira itu merupakan datangnya orang yang ia tunggu-tunggu dari tadi. Namun itu semua diluar ekspektasi anin.
"Lo siapa?" Tanyanya setelah melepas helm.
"A-anin" Jujur anin gugup saat orang itu menatap matanya, "Ohh jadi elo yang namanya anin" Gadis itu merapikan rambut panjangnya, lalu menatap remeh perempuan didepannya. "Terus ngapain disini? Kenapa ga masuk?" Tanyanya kembali.
"Eh tunggu-tunggu, elo kenal gue? Lo siapa?"
"Gue..."
Ttin tinnn.
"Woy lo pada ngapain demo depan rumah gue!?"
"Gue kesini cuma mau balikin ini gre" Desy, memberikan buku novel yang cukup tebal milik gracia. "Astaga, cuma gini doang bisa balikin di kampus lah des. Ngapain lo jauh jauh kesini cuma balikin ginian?"
Desy hanya menyengir, sedetik kemudian ia memikirkan perkataan yang baru saja gracia lontarkan. "Lah iya juga ya, kan kita sekampus"
"Desy dongo!"
Pandangan anin tak lepas pada wajah desy yang masih mengobrol diteras rumah gracia. "Eh kenalin des, ini anin pacar gue. Yang gue bilang waktu itu". Anin tak sadar bahwa ternyata mereka berdua sudah didepan gerbang rumah gracia. "Hey, kok ngelamun sih" Gracia menyenggol lengan anin guna menyadarkannya.
"Eng-mmm anin" Anin mengulurkan tangannya semangat dihadapan desy. Desy hanya menatapnya, lalu menjawab tanpa menerima uluran tangannya "Desy". Anin kembali menarik tangannya.
Gracia merasa berada didalam situasi yang canggung saat ini, "Nin, em mending kamu pulang ajadeh sekarang" Ucap gracia sedikit berbisik.
"Ohh i-iya deh gre. Lah kamu ga kuliah?" Entah mengapa anin begitu grogi saat desy menatap gerak geriknya.
"Hehe maaf aku boongin kamu semalem, sebenernya kelas aku jam satu nanti"
"Kamu kebangetan ya Shania Gracia, aku udah bela belain nunggu kamu disini loh, mana aku sempet dicuekin demi temen kamu si shani sialan itu" Sungguh, anin tak ingin mengumpat dihadapan kekasihnya dan desy saat ini. Namun rasa kekesalan seseorang tentu saja ada batasnya, dan disini batas kesabaran anin terlepas.
"MAKSUD LO APA BAWA BAWA TEMEN GUE DALAM HUBUNGAN LO!?" Desy menunjuk wajah anin dengan telunjuknya. "Denger ya, lo gatau apa apa tentang mereka. Elo, cuma orang baru disini" Desy menekankan tiap perkataannya.
Anin terdiam, ia tak bisa berkutik sekarang. "Des, udah des ini urusan gue sama anin. Mending lo balik sekarang" Ucap gracia lembut sambil menggoyangkan lengan desy pelan. "Tanpa lo suruh, gue juga bakal pulang gre. Gua muak liat muka orang satu ini" Desy kembali menunjuk muka anin.
Seperginya desy, tak ada percakapan yang berlanjut. Anin memang mengakui bahwa ia salah.
"Maafin aku gre, maaf" Anin menundukkan kepalanya.
To be continued.
Hope - httpshngrc
KAMU SEDANG MEMBACA
PENDING • HARAPAN | HOPE [GRESHAN]
Romance"Apa aku salah ya berharap sama orang kaya kamu, ge?" Cast: Shani Indira Natio Shania Gracia Harlan Aninditha Rahma Cahyadi Maria Genoveva Natalia Desy Purnamasari Gunawan Jinan Safa Safira Cindy Hapsari Maharani Pudjiantoro Putri Jessica Veranda Ta...