XVII - I miss u, ge

1.6K 129 3
                                    

Hope page 17








Ceklek. Pintu terbuka tanpa ketukan terlebih dahulu.

"Nan, dipanggil papih disuruh ke kamar" Panggil kakaknya, Jinan yang sedang belajar dikamarnya merasa terganggu karena itu. Namun disisi lain ia merasa gugup, mengapa ayahnya memanggilnya tiba tiba?

Dengan langkah sangat terpaksa, jinan melepas headphone nya dan pergi menuju kamar orangtuanya.

Tok tok tok.

"Masuk" Suara berat menjawab ketukan tersebut. Jinan membuka pintu perlahan dan kembali menutupnya. "Kenapa pih?"

Pria paruh baya itu menutup koran yang sedari tadi menutupi mukanya, ia beralih menatap intens wajah anak kedua dari tiga bersaudara itu. Ia bangun dari duduknya, mengikis jarak terhadap jinan.




Plak.

Satu tamparan keras berhasil mendarat dipipi lembut jinan, "Kamu malu maluin papi tau ga!?" Teriaknya mendominasi seluruh ruangan ini. "Ma-maksud papi?" Tanya jinan yang masih memegangi pipinya yang terasa hangat.

"Kamu pacaran sama anak brandal itu!?"

"Cindy Hapsari Natio, anak keturunan Natio!" Lanjutnya.




Jinan menelan ludahnya, menggigit bibir bawahnya gugup. "Engga pih" Jinan menundukkan kepalanya takut akan melihat wajah ayahnya sekarang. "Ada laporan dari dewan kesiswaan sekolah, kalo kamu lagi deket sama anak itu dan mengabaikan kegiatan osis kamu. Jangan pernah kamu macem macem sama papih ya nan, papih gaakan segan buat menindaklanjuti masalah ini"

"Terutama jika berurusan dengan anggota bagian keluarga Natio" Jinan hanya meresponnya dengan anggukan, ia tak sanggup untuk menjawab dengan suaranya. "Keluar" Titahnya.

Jinan keluar dari ruangan tersebut, didepan pintu terdapat seseorang berdiri sedari tadi menunggu kehadirannya. Saat melihat jinan, ia langsung memeluk jinan untuk mengeceknya. "Sayang, kamu gapapa? Papih kenapa?"

"Gapapa kok mih, papih tadi cuma nanya tentang sekolahan doang" Bohong jinan tersenyum palsu guna menutupi masalahnya yang baru saja terjadi dengan ayah kandungnya. Ibunya menggeleng kukuh, "Enggak, mamih tadi denger papih teriak teriak. Kenapa sayang? Cerita sama mamih ya" Mamih yona merangkul jinan menuju kamar jinan.

Adik jinan yang melihat mamih memapah kakaknya pun menghampiri mereka, "Mamih mamih, kak jinan kenapa?" Ucapnya polos.

"Eve, bobo dulu sendiri ya sayang. Nanti mamih nyusul" Mamih yona mengelus kepala eve lembut. Meninggalkannya dengan keadaan bingung, eve mengerucutkan bibirnya dan berjalan sambil menghentakkan kakinya kasar menuju kamarnya.

Jinan duduk diatas kasurnya, disusul oleh mamih yona. Jinan mengeluarkan air mata, hampir tak terdengar isakannya sama sekali. "Gimana sayang?" Tanyanya lembut.












***











"Aku minta maaf udah bentak kamu tadi siang" Ucap anin diseberang panggilan vidio.

Gracia tersenyum lebar, "Iya sayang aku minta maaf juga ya, jangan tinggalin aku nin. Aku sayang banget sama kamu" Lirihnya.

Anin yang melihat ekspresi gemas gracia mengulum senyumnya, "Kamu gemesin banget sih, mau nyium jadinya"









Ceklek.

"Kak anin! Temenin aku bobo!" Adiknya teriak terdengar seperti perintah yang harus segera dipenuhi. "Ck, kamu bobo sendiri dong. Sama mamih kek sana. Jangan ganggu kakak" Anin bangun dari kasurnya untuk mengusir adiknya yang kini diambang pintu kamarnya. "Sana sendiri dulu, kakak lagi ada urusan" Ia mendorong pelan tubuh adiknya untuk segera keluar dari kamarnya.

"Siapa sayang?" Tanya gracia

"Biasalah adik aku yang masih kelas dua sd, manja terus bawel banget. Kalo tidur harus ditemenin, kalo engga dia gabisa tidur" Anin memutar bola matanya malas menceritakan kebiasaan adik bontotnya.

Mereka berdua saling melepas rindu lewat panggilan vidio itu tak terasa kedua insan tersebut tertidur dengan keadaan telefon yang masih terhubung.










***










Shani mengganti bajunya dengan baju santai dirumah. T-shirt dengan celana pendek diatas lutut merupakan pakaian andalan shani. Ia menuju meja belajarnya yang dipenuhi oleh foto polaroid bersama sahabatnya.

 Ia menuju meja belajarnya yang dipenuhi oleh foto polaroid bersama sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ge aku kangen banget sumpah" Tak terasa ia menitikkan air matanya.



























Tbc.
17-4-22

PENDING • HARAPAN | HOPE [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang