XXIX - Sorry i'm late, jinan

2.3K 116 3
                                    

Hope page 29




Flashback when jinan took cindy home.
(Yang lupa bagian ini ada di part sebelumnya, part XIV/14)

Hujan deras mengguyur kota Jakarta pada sore hari itu. Kebanyakan pengendara motor menepi untuk meneduh, namun tak sedikit juga yang menerobos begitu saja tak peduli akan air deras yang terus-menerus turun dari langit.

Begitu juga dengan dua gadis berseragam SMA yang sedang meneduh dibawah halte busway. Jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 sore, jarak yang harus ditempuh mereka sekitar 10-15 menit lagi dari tempatnya sekarang. Namun mereka lebih memilih untuk menepi sebentar, menunggu hujan reda datang.


"Maaf ya cin, karena aku seragam kamu jadi basah gitu" Ucap jinan tak enak pada gadis didepannya.

"Ohh iya gapapa" Balasnya singkat. Perasaan jinan makin tak nyaman padanya, ia membuka tas ranselnya dan memakaikan jaket osisnya pada tubuh cindy. "Pake ini aja ya? Biar ga dingin" Senyuman manis merekah dibibir jinan.

Cindy masih shock atas perlakuan jinan padanya, ia memilih untuk diam tak menanggapi. "Mmm bunda kamu marah gak kalo pulangnya kemaleman?"

"Engga kok, bunda kayanya lagi di butik kalo jam segini"

"Bunda kamu punya butik? Keren banget, kapan kapan aku mampir ya kesana" Dibalas anggukan antusias dari cindy. "Boleh nanti gue yang anterin"

Tampaknya hujan makin deras, tak ada tanda-tanda untuk mereda. Dingin dari terpaan angin yang cukup kencang seakan menusuk tulang rusuk mereka. Genggaman tangan makin dieratkan dari kedua tangannya masing-masing.

"Kamu kalo udah gede mau jadi apa?"

Cindy menautkan kedua alisnya bingung, menatap mata gadis didepannya. "Random banget si lo hahah"

"Emang salah ya? Jawab aja cin"

Ia menarik nafasnya dalam. "Gue belum punya tujuan hidup nan, gatau mau jadi apa nanti" Jinan menghadapkan tubuhnya pada cindy, mulai tertarik dengan obrolan ini. "Kamu harus udah nentuin itu semua dari sekarang, dokter? Kenapa ga jadi dokter?"


"Lo ngejek gue apa gimana sih? Jadi dokter tuh ya pertama harus pinter, yang kedua duitnya. Beuh bisa bangun rumah kali buat biaya pendaftaran"

Jinan terkekeh kecil. "Kalo pinter kamu bisa memulai fokus buat belajar dari sekarang, kalo biaya kan bisa beasiswa. Semuanya bakal ditanggung sama negara, kamu jangan khawatir cin. Semua itu asal kamu mau jalanin semuanya"

Cindy mulai tersadar, omongan jinan ada benarnya juga. "Tapi lo telat nan, gue udah masuk ips" Jinan tertawa meledek, "Hahah iya juga ya, lupa aku"




"Cin"

"Nan"

"Eh kamu dulu aja" Tawarnya.

"Gausah, lo dulu gapapa"

"Aku-"






"Aku suka sama kamu"

Panas dingin menyelimuti diri cindy, seketika jantungnya berdegup kencang. Namun ekspresi wajahnya masih datar, seolah olah tak peduli dengan ungkapan jinan baru saja. Suasana sore menjelang malam ini sangat mendukung situasi yang terjadi.

"Kamu gaperlu bales perasaanku, aku cuma mau ngungkapin aja kok" Resah jinan mengedarkan pandangannya kearah jalan. Sudut bibir cindy terangkat, membentuk sebuah senyuman tipis. "Nan..."

"Heum?"



"Maaf gue belum bisa ngasih jawaban sekarang" Tunduknya tak berani menatap wajah jinan. Tangannya bergerak untuk mengelus lembut pundak cindy. "Aku lega ajasih udah ngungkapin itu. Lagian aku gabisa maksa kamu buat suka balik sama aku cind"

"Dan yang perlu kamu ingat, kamu juga gabisa maksa aku buat ngilangin rasa ini ke kamu"

Flashback end.

***

Mobil sedan hitam penyok dibagian belakang milik shani terparkir rapi didepan gerbang rumah gracia. Gadis itu mengecek penampilannya sekali lagi dikaca spion mobil miliknya. Berkali-kali mondar-mandir resah sebelum memasuki rumah itu. "Kalo gue beneran dimutilasi sama nyokapnya gracia gimana ya" Monolog shani, candaan desy tadi masih terbayang bayang dibenaknya.

"Ah bodo amat gue kangen banget sama gracia" Tanpa berpikir lebih panjang lagi, shani membuka gerbang rumah gracia. Berjalan menuju teras rumahnya. Disana lagi lagi ia berdiam diri, tak mempunyai tekad untuk mengetuk pintu maupun memencet bel.


Ceklek.

Pintu terbuka, pria paruh baya berdiri disana.

"Hey selamat datang shani"
















Tbc.
Hope - httpshngrc

PENDING • HARAPAN | HOPE [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang