XXVIII - The reality

1.5K 118 2
                                    

Hope page 28






"Astaga shan adek lo kenapa ini" Desy panik langsung mengangkat tubuh cindy untuk berbaring dikasur kamar shani. Ponsel cindy dengan layarnya yang masih menyala tergeletak dilantai mengundang perhatian shani, ia mengambilnya. "Jinan? Kaya pernah denger gue" Gumam shani yang masih terdengar ditelinga desy.

"Woi shan ih, adek lo ini pingsan bego ngapain lo celingak-celinguk disitu" Manusia jangkung itu sewot melempar shani dengan tissue bekas didekatnya. Shani tersadar ia baru panik saat melihat keadaan adik perempuannya. "Cin bangun cin, eh gimana des? Gue gapernah tau cara bangunin orang pingsan"

Desy berdecak sebal, frustasi akan kelakuan bodoh shani. "Ah elo udah tau ni anak pingsan malah lo panggil doang. Gaakan bangun sampe lebaran monyet juga shan" Shani hanya menyengir tengil. "Eh des tapi gue rasa cindy pingsan gegara ini" Ia menunjukkan layar ponsel cindy, desy mengamatinya.

"Jinan meninggal? Tapi jinan siapanya cindy?" Tanya desy. Shani berusaha mengingat ingat nama yang tak asing ditelinganya itu. Cukup lama shani berfikir namun sama sekali tak membantu seluruh pertanyaan desy. "Ahh lama lo shan, mending ambilin kayu putih aja buat bangunin adek lo nih" Shani malah kembali bertanya, "Emang bisa des?" Tanyanya polos.

"AHRGGGGG LELET BANGET LO SHANI INDIRA BANGKE" Desy tak tahan ia bangkit dari duduknya untuk mencari benda itu sendiri.

"Emang gue salah ya?" Batinnya.





Gadis itu membuka perlahan kedua matanya, ia cukup terkejut karena sekarang dirinya sudah diposisi tempat yang berbeda sebelum ia tak sadarkan diri. Ia meringis memegangi kepalanya, manusia yang pertama kali ia liat bukan kakaknya melainkan orang lain. "Awshh kak desy" Desy yang merasa namanya terpanggil sontak terbangun dari tidurnya. Mengecek keadaan cindy yang masih pucat dan suhu tubuhnya meningkat. "Kamu kenapa cin? Kok bisa pingsan gitu tadi?"

Cindy teringat akan peristiwa tadi sebelum dirinya pingsan, ia panik bergegas ingin bangkit dari tempat tidurnya. Namun hal itu dicegah cepat oleh desy, "Cindy mau kemana? Hey kamu belum pulih loh cin" Ia berusaha menghalau jalan cindy.

Gadis itu hilang keseimbangan dirinya hampir terjatuh namun dengan sigap lagi lagi desy menangkapnya. "Tuhkan dibilang juga apa, ayo tiduran dulu aja" Desy memapah cindy menuju kasurnya. Nafas cindy tersengal-sengal, tak kuasa untuk berbicara. "Kak, ci shani kemana?"

Desy celingak-celinguk mencari keberadaan shani ditempatnya. "Kak desy gatau cin, kayanya dia lagi nelfon bunda kamu deh" Jawaban itu dibalas anggukan mengerti oleh cindy.

"Astaga cindy yaampun kenapa kamu cin?" Bunda ve heboh ketika memasuki kamar shani yang sedang dijadikan tempat cindy sementara. Pemilik kamar hanya memantaunya dari luar, sama sekali tak tertarik untuk melakukan apa apa disituasi seperti ini. Pukul menunjukkan setengah 6 sore itu artinya shani cuma hanya harus bersiap-siap untuk berangkat kerumah gracia. Tentu juga harus seijin dari bundanya.

Desy teman shani justru lebih khawatir ketika bunda dari temannya sekaligus cindy sudah pulang. Saat bundanya masuk, ia menghadap kebelakang membelakangi posisi bunda ve berdiri guna menutupi identitasnya. Keberadaan desy masih tak terespon oleh ibu dari dua anak itu. Ia masih terlalu fokus untuk mengkhawatirkan keadaan putrinya.

"Cindy gapapa kok bun, tadi kecapean aja mungkin" Ucapnya lemas. "Mau bunda ambilin apa? Mau makan dulu? Beli bubur ya? Biar shani aja yang beli" Tanpa menunggu jawaban cindy bunda ve menyadari bahwa seseorang sedang berdiri namun membelakanginya. "Shan beliin bubur mang ujang didepan komplek pake uang kamu dulu ya nanti bunda ganti" Gadis jangkung itu melotot panik, apakah yang dimaksud 'shan' itu dirinya? Jika iya bunda ve salah besar.


"Astaga shani indira!" Tak capai-capainya bunda ve berteriak, sang pemilik nama asli pun menunjukkan dirinya dibelakang bunda ve. "Maaf bun tadi lagi ditelfon sama temen, kenapa bun?" Bunda ve menautkan kedua alisnya bingung, melirik anak aslinya yang berdiri dibelakangnya dan melirik manusia yang perawakannya hampir sama dengan shani yang berdiri disudut ruangan masih dengan posisi membelakangi.

Cindy yang tersadar bahwa kehadiran desy mungkin tak disambut baik oleh bundanya pun mengambil tindakan. "Mmm bun itu temen ci shani, dan itu bukan cici" Desy mulai berbalik badan mendekati bunda ve dan memperkenalkan dirinya. "Nama saya maria genoveva natalia desy purnamasari gunawan tante. Panggil desy aja heheh" Sungkem desy dan cengiran khasnya tanpa rasa bersalah direspon oleh tawaan kecil dari shani dibelakangnya.

"KAMU TEMEN SMA SHANI YANG BANGOR DULU KAN!? KAMU APAIN ANAK SAYA BISA SAMPE PINGSAN KAYA GINI!?" Bentak bunda ve berkecak pinggang, shani memejamkan mata sambil memijit pelipisnya. "Loh kok sa-saya tante?" Sewot desy dengan ekspresinya penuh tanya.




***


"Sorry ya des gara-gara nyokap gue lo jadi kaya gini" Ucap shani melirik desy sekilas karena dirinya sedang fokus untuk menyetir. Gadis jangkung itu sibuk memijiti bahunya yang terasa nyeri akibat kejadian tadi. "Lagian lo punya nyokap sadisnya gitu amat, mati berdiri gue mah kalo jadi lo shan. Awshh asli nih lebam semua anjir" Shani menoleh khawatir pada sahabatnya, "E-eh beneran sesakit itu des?"

"Lo pikir gue dilempar pake baskom emak lo ga sakit?" Kesal desy. Shani hanya menyengir pongo, "Lagian nyokap lo ada dendam apasi sama gue?" Bola mata shani melirik keatas menandakan dirinya sedang berfikir keras. "Lo inget waktu jaman kita sma bolos tiga hari?" Desy mengangguk mantap "Iya terus?"

"Nah nyokap gue kenal elo jalur situ, dan mikirnya lo njerumusin yang ga baik sama gue" Jelas shani. "LAH ITU MAH ELO YANG NGAJAK BOLOS, KENAPA GUE YANG KENA!?" Ia sewot tak terima begitu saja dirinya difitnah. Shani terkekeh, "Ehehe gue belum sempet jelasin ke nyokap takut guenya yang diomelin"








"Balik dulu ya des" Shani setengah teriak saat desy sudah didepan pintu gerbang kosannya, dibalas acungan jempol oleh desy. "Hati hati dimutilasi sama nyokapnya gracia hahaha" Setelah mengatakan itu desy lari terbirit-birit masuk kedalam kawasan kosannya.













Gais btw aku lg bikin story baru tntg greshan jg, mungkin akan dipublish skitar 3-4 harian lg. Jgn lupa mampir ya!! Luv.

Tbc.
Hope - httpshngrc

PENDING • HARAPAN | HOPE [GRESHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang