1 - Surabaya

877 29 2
                                    

"Raaa, lo dimana sih? Ini udah final call kok lo belom sampe juga?!" Teriak Anin di seberang sana yang sudah panik menunggu kedatangan Ayra

"Iya iya beb sebentar lagi sampe, gue udah di 3B nih." seru Ayra yang ikutan panik juga

"Suruh Kemal cepetan dong..." Sahut Anin gemas.

"Mal, Mal buruan deh! Anin udah bertanduk!" Seru Ayra berbisik

"Tapi Nin, lo udah check in kan?"

"Ya udah lah Ra! Beres, udah di urus itu sama abang gue."

"Wait ya beb, brb!"

Tak lama, Anin mendengar namanya di panggil.

"ANIN WOI BANTUIN!" teriak Kemal dari bagasi mobilnya

Anin pun menghampiri Ayra dan Kemal, sambil mendorong trolley untuk mengangkut koper Ayra.

"Gonna miss you Ay, safe flight ya beb!" Ujar Kemal dengan mata berkaca-kaca. Satu-satunya manusia yang memangil Ayra dengan panggilan 'Ay' —Bebas sih, mau panggil apa karena Ayra pun tak memedulikan panggilan itu, but who knows? Kan bisa saja orang jadi salah paham. Baru kali ini dia merasa kehilangan separuh jiwanya. Mengingat selama ini dirinya tak pernah jauh dari Ayra.

"Eh, udah pelukannya. Kayak teletubbies aja." Anin mendengus.

"Kan, kita telebabies," Ucap Kemal santai, "Sini, ikutan peluk!" Kemal mendekatkan tubuh Anin. Dan mereka bertiga berpelukan.

"Udah, ah Mal! Nanti kita miss flight gimana? Nggak jadi deh tuh, magangnya!" Ayra melepaskan diri dari pelukan Kemal.

"Tau, lo nyet! Lebay banget dah kita berpelukan gini. Dua bulan lagi juga ketemu, elah!" Anin memukul lengan Kemal. "Yaudah ya, kita pergi dulu, Mal. Jagain Della! Salam juga buat dia!" Anin langsung menjauhkan Ayra dari Kemal dan langsung menarik lengan cewek itu untuk segera masuk.

"See you two months later Mal!" Teriak Ayra sambil berlari-lari dan melambaikan tangan ke arah Kemal

"Nin, jagain calon bini gue ya. Jangan lupa kasih makan, minum, awas ya kalo sampe lecet!" Teriak Kemal dan dibalas kepalan tangan dan dengusan oleh Anin. Melihat hal itu Ayra hanya tertawa kecil karena Anin sudah terlihat sangat kesal oleh Kemal. Kemal lah yang membuat semua kekacauan ini terjadi.

Kemal pun terkekeh,

Ayra dan Anin berlari melewati counter check in mengingat mereka sudah early check in berkat bang Iqbal —abang Anin yang berprofesi sebagai pilot. Tak lupa Ayra pun mengabari kekasihnya bahwa dirinya akan segera pergi meninggalkan Jakarta.

In Call (Dion Winartha)

"Morning, By!" Ucap Ayra dengan napas yang tersengal-sengal karena berlari.

"Hallo, Baby! Kamu udah di Airport?"

"Udah, By. Aku udah final call nih, tadi Kemal kesiangan soalnya."

"Ck, gimana sih dia. Nggak becus nih dikasih amanah."

"Udah, nggak usah marah-marah. Bersyukur dia udah mau nganterin aku, By."

"Iya sih, yaudah kalau gitu. Safe flight ya, Baby. Take care di Surabaya. Jangan nakal ya!"

"Ih, apa sih. Kamu tuh, By, jangan nakal di Bandung!"

"Iyaa, Baby. I love you and I miss you!"

"Love and miss you more! Byee!"

"Kabarin aku kalau udah landing ya, By! Aku mantau kamu dari flight radar."

Happier Than Ever [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang