47 - Cemburu menguras dompet

224 14 37
                                    

Hari bergulir dengan cepat. Tak terasa waktu semakin mendekati dengan hari sidang tugas akhir. Hari di mana para mahasiswa diuji untuk mempertahankan hasil penelitian yang telah mereka susun. Lusa adalah hari pertama pelakasanaan sidang tugas akhir. Semua mahasiswa harap-harap cemas karena sore ini jadwal sidang akan diumumkan. Termasuk, Ayra. Sepanjang hari ini hatinya tidak tenang karena menunggu pengumuman jadwal sidang tugas akhir.

"Jadwal belum keluar ya, guys?" Tanya Kemal di sela keheningan.

"Belum," Saat ini Ayra lebih sering menghabiskan waktu di kantor bersama para sahabatnya.

"Jam dua kan dikabarin?" Sambar Della yang masih fokus dengan layar laptopnya.

"Kata siapa nyet?" Anin langsung menengok ke arah Della dengan tatapan tajamnya.

Della hanya tersenyum kuda, "Kata gue tadi, tapi gue ngarang." Della mengacungkan dua jarinya.

"Goblok banget, Del. Sumpah! Gue kira beneran anjing!" Ucap Kemal bersungut-sungut sambil melempari sampah kertas ke arah Della.

"Lagian lo semua pada serius banget, sih! Chill aja gitu loh!" Jawab Della tak mau kalah. Diantara mereka ber-empat hanya Della yang paling terlihat santai. Walaupun otak Della berada di tingkat rata-rata, tapi hal itu tak membuatnya menjadi mahasiswa yang ambis seperti sahabatnya yang lain.

"Mau kemana, Ay?" Tanya Kemal yang melihat Ayra tiba-tiba bangkit dari kursinya.

"Pipis! Mau ikut?" Jawab Ayra sewot. Entah mengapa saat Ayra merasa takut atau cemas ia berubah menjadi orang yang sedikit pemarah.

"Galak banget, Ay!" Teriak Kemal saat Ayra menutup pintunya.

~

"Beb jadwal udah keluar tuh." Anin membuka suaranya saat menyadari Ayra telah kembali ke ruangan.

"Demi apa?! Mampus gue!" Ayra langsung berlari menuju mejanya untuk meraih ponsel.

Deg!

Jantungnya berdegup dengan kencang. Ayra fokus menatap layar ponselnya mencari informasi yang dimaksud. Tidak ada yang bersuara, hanya deru napas mereka yang terdengar. Menambah kesan suasana tegang di kantor ini.

"MAMPUS, GUE HARI PERTAMA ANJIR!" Teriak Ayra yang memecah kesunyian di ruangan ini.

Ketiga orang itu hanya meringis melihat reaksi Ayra. Diantara mereka ber-empat, hanya Ayra yang maju sidang di hari pertama.

Ayra merutuki kebodohannya, "Gue udah feeling sih bakal maju hari pertama. Tapi ya gue nggak siap juga." Keluh Ayra.

"Chill, Ra. Lo urutan terakhir kok. Masih punya banyak waktu buat belajar." Sahut Della yang menenangkan Ayra.

"Mane, chill? Justru terakhir tuh mulesnya dari pagi nggak sih? Nyiksa tau!" Anin menimpali Della.

Sebenarnya betul apa yang dikatakan para sahabatnya. Sisi positifnya ia masih punya banyak waktu untuk mempersiapkan dirinya. Tapi, berada di urutan terakhir pasti harus menunggu. Disaat beberapa teman sudah bahagia karena berhasil melewati masa sidang, sedangkan dirinya masih harus berjuang.

"Nggak usah mikir gitu, sih! Otak lo kan encer, Ay. Gue yakin elo bisa. Kan masih ada waktu juga tuh, besok lo belajar yang bener!" Ucap Kemal yang membuyarkan lamunan Ayra.

"Ra, bisa kali lo bantuin kita biar dapet penguji yang enak," sahut Della yang berusaha menghasut Ayra.

"Iya, nanti gue coba bilang Rama ya. Supaya kalian dapet penguji yang baik. Semoga dia mau. Kalian tau kan dia profesional banget? Lempeng banget! Heran gue."

Happier Than Ever [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang