29 - Sugar rush

176 11 12
                                    

Usai Rama membuatkan Chamomile Tea, keadaan Ayra sudah jauh lebih tenang dari sebelumnya. Tangisnya sudah mereda, emosinya pun sudah lebih stabil.

"Mau kemana, bang?" Ayra menahan tangan Rama yang hendak meninggalkannya.

"Mau keluar, Ra. Kenapa? Lo mau apa?"

Ayra hanya menggelengkan kepalanya dengan wajah yang terlipat.

"Sini, aja." Ayra menepuk kasur sebelahnya yang kosong. "Nanti lo masuk angin, kalau tidur di balkon lagi,"

Rama mengernyitkan dahinya, "Siapa yang mau tidur di balkon? Kan gue bisa tidur di kamar sebelah."

"Sini aja, bang. Temenin gue, please?"

Ini bukan modus atau akal bulus Ayra yang mencari kesempatan. Tetapi, karena kejadian yang baru saja menimpanya membuat ia takut dan trauma.

Rama ingin tertawa, karena wajah lucu Ayra yang merengek seperti anak kecil. Namun ia sadar saat ini Ayra memang butuh perlindungan. Ia tahu, pasti rasa takut itu masih menyelimutinya.

"Ya, oke, kalau lo maksa." Rama bersiap untuk beringsut ke sebelah Ayra.

"Wait, stop!" Ucap Ayra yang menghentikan pergerakan Rama.

"Kenapa lagi, Ra?" Rama langsung menghentikan langkahnya.

Ayra nampak berpikir, "Lo belom mandi, kan bang?"

"Ya belom, lah. Gimana ceritanya gue mandi? Orang bangun tidur langsung disuguhin drama!"

"Mandi dulu ah, sana! Bauuu!" Ucap Ayra sambil menutup hidungnya. Ia tidak serius dengan ucapannya. Karena faktanya, Ayra masih bisa mencium wangi maskulin Rama dari kejauhan.

Rama memutar bola matanya malas, "Yaelah, Ra. Tadi lo meluk-meluk gue juga fine aja, kan? Bahkan ingus lo nih, nempel!"

"Ih, mana ada! Ngarang lo!"

Rama mengendus tubuhnya, "Gue masih wangi, Ra."

"Kalau mau tidur di sebelah lo harus mandi, mending gue tidur di luar aja deh!" Rama memutar bola matanya. Sejujurnya Rama malas sekali mandi jam segini.

"Ih, sama aja! Mau tidur dimanapun, lo harus tetep mandi, bang! Jorok banget, ish!"

Dengan gerakan secepat kilat, Ayra sudah bangkit, kemudian Ayra mendorong badan Rama menuju bathroomnya.

"Gue nggak bawa baju, Ra! Baju gue ada di mobil" Rama berteriak dari dalam kamar mandi. Ya, Rama memang selalu siap sedia baju ganti di dalam mobil. Bahkan lengkap dengan peralatan mandinya.

"Pakai baju gue! Gue punya kaos oversize yang muat di badan lo!"

Rama pasrah. Percuma juga menghabiskan tenaganya untuk berteriak. Tapi saran Ayra lumayan membantunya juga. Jujur saja kepalanya ikutan pusing karena masalah Ayra. Setidaknya ia bisa sedikit menyegarkan pikirannya.

Rama keluar dari bathroom dengan rambut yang setengah basah dan handuk yang masih melilit di pinggangnya dengan kaos oversize Ayra yang, yaaa... not so bad.

Ayra yang sedang menyalakan diffuser di nakas tiba-tiba menahan tawanya melihat Rama saat ini.

Rama menautkan alisnya,"Kenapa? Emang ada yang lucu?"

"Itu kaos, kalau gue yang pake panjangnya sepaha, bang. Tapi lo yang pake..." Tawa Ayra langsung pecah begitu saja.

Rama memajukan bibirnya, "Badan kita kan beda size, Ra!" Rama memegang lilitan handuknya, dan bersiap untuk melepaskan.

Happier Than Ever [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang