39 - Close as strangers

230 12 8
                                    

Sudah seminggu Ayra tidak menampakan dirinya di kampus. Ayra sengaja membatasi interaksinya dengan Rama. Bahkan ia juga tidak pernah mengunjungi kantornya. Ia masih ingin memanjakan egonya.

Kemal bercerita bahwa Rama selalu datang ke kantor untuk mencari Ayra. Bahkan Kemal pernah mendapat bogem mentah dari Rama karena dituduh menyembunyikan Ayra. Semua sahabatnya juga sering mengupdate kondisi terkini Rama yang terlihat berantakan.

"Lo kapan ngampus lagi, Ay?" Tanya Kemal yang pagi ini sudah bertamu. Kedatangannya untuk membujuk Ayra agar tidak terus mengurung diri.

Ayra mengedikan bahunya sambil mengunyah sandwich.

"Katanya mau lulus bareng? Ayok lah, kita nikmatin masa-masa akhir kuliah." Kemal menyemangati Ayra.

"Nikmatin masa kuliah nggak harus ke kampus kan?"

Kemal hanya menggelengkan kepalanya melihat Ayra yang keras kepala. Begitu rumitkah masalah mereka sampai Ayra enggan bertemu Rama?

Ting!!! Ting!!!!

Ponsel Kemal dan Ayra berdering secara bersamaan.

"Haffaan sihh," ucap Kemal dengan mulut yang penuh karena sedang mengunyah sandwich buatan Ayra.

"Kunyah dulu, baru ngomong." Pungkas Ayra,

Kemal melirik ponselnya, "Lo dicariin Della tuh."

Telebabies (4 members)

Anindya Nadhifa
P

Anindya Nadhifa
BREAKING NEWS!!!

Della Anjani
AYRA!!!!!!

Kemal Fahrezi
Kenapa sih? Gue lagi di rumah Ayra nih

Della Anjani
RAMA PINGSAN DI AUDITORIUM!!!

Kemal Fahrezi
Jangan bercanda anjing!

Della Anjani
Serius monyet!

~

"Ay?"

Ayra hanya berdeham. Ia sedang fokus meracik kopi dengan resep baru untuk Kemal.

"Rama pingsan di auditorium,"

Ayra terkejut bukan main. Tangannya bergetar, secara tak sadar ia menumpahkan kopi panas dan mengenai punggung tangannya.

"Awww," pekik Ayra.

Kemal melompat dari stool dan menghampiri Ayra. Ia langsung memberikan pertolongan pertama untuk luka bakar di tangan Ayra.

"Gue nggak tau, kalian ada masalah apa. Tapi lo sadar nggak sih, Ay, kalian tuh saling nyakitin diri sendiri? Tinggal bicarain baik-baik emang nggak bisa? Mau sampe kapan sih terus menghindar?"

Ayra terdiam, matanya sudah berkaca-kaca. Sebisa mungkin Ayra menahan agar tangis itu tidak keluar di depan Kemal.

"Gue nggak mihak Rama, tapi kita para cowok itu dasarnya emang kurang peka, Ay. Kita nggak bisa baca pikiran cewek. Kalo lo pikir dengan silent treatment kayak gini Rama akan sadar kesalahannya, lo salah besar. He doesn't even know what's really wrong, just let him know. Emang susah ya?"

"Gue nggak menghindar. Buat apa gue harus berurusan lagi sama dia? Posisi gue aja udah salah."

"Maksud lo?" Kemal menatap Ayra kebingungan.

"Gue tuh pelakor, Mal! Rama udah punya anak." Terang Ayra dengan napas yang berat.

Kemal terperangah, "Jokes lo nggak lucu, Ay."

Happier Than Ever [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang