"Byy! Cepetan, udah selesai belum?" Teriak Dion yang sudah menunggu Ayra di Living Room.
"Sabar kenapa sih, By? Udah nggak sabar ketemu siapa sih? Mending kamu bantuin aku bawain koper nih!" Teriak Ayra dari kamarnya.
Hari ini Ayra akan kembali ke Surabaya, ia flight malam karena akan menghadiri reuni akbar SMA Mandala terlebih dulu. Kemungkinan dia tidak akan kembali lagi ke Apartemennya ini, maka dari itu dia melakukan double check barang-barangnya.
"Sini, By biar aku baw—" Ucap Dion yang berjalan menuju kamar Ayra, dan suaranya terhenti. "Wah, kamu udah gila sih, Ra! Yang bener aja kamu mau pake outfit ginian ke acara reuni? Ganti! Aku nggak mau badan kamu jadi tontonan gratis buat orang-orang! Kamu tahu sendiri kan sahabat aku gimana? Ini orang-orang bisa ngebayangain yang iya-iya nih!" Dion sudah duduk di tepian kasur Ayra sambil memasang wajah cemberutnya, melihat setiap gerakan Ayra.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan outfit Ayra. Dia hanya mengenakan white little skirt yang memiliki belahan di bagian paha sebelah kirinya yang membuat paha indahnya terekspose lebih jelas dan dipadupadankan dengan crop sweatshirt warna senada.
Melihat kekhawatiran di muka Dion, Ayra berniat menggoda kekasihnya itu. "Kayaknya, cuma kamu doang deh, By yang mikir gitu?" Kini Ayra telah duduk di atas pangkuan Dion, sambil memainkan rambut kekasihnya itu. Kini Ayra mencium bibir kekasihnya itu, Dion membalas ciuman Ayra, namun Ayra segera melepaskannya dan bangkit. "Aku mau ganti baju dulu, By." Ucap Ayra sambil tersenyum menggoda.
Dion yang sadar dirinya tengah digoda oleh Ayra pun hanya mengerang frustasi sambil menggaruk kasar rambutnya yang tak gatal itu.
"By, keluar! Aku mau ganti baju dulu"
"Nggak, ah! Males, kamu aja sana yang ganti baju di kamar mandi." Kini Dion malah merebahkan dirinya di atas kasur Ayra.
"Nggak mau, ah! Yaudah aku ganti baju di sini ya? Awas kalau sampe kamu ngintip."
"Ya ampun, By! Cuma liat kamu pake bra sama panties mah aku kan udah sering." Jawab Dion santai
"DION MESUUUMMM!!!!!" Teriak Ayra sambil melemparkan baju yang diambilnya asal dari lemari ke arah muka Dion, tepat sasaran.
Tidak. Dion tidak pernah sekalipun melihat Ayra hanya menggunakan bra dan panties, hanya saja sesekali menerawang dibalik piyama atau mini dressnya, Dion hanya mengarang saja agar Ayra salah tingkah. Namun yang dilempari hanya tertawa geli melihat tingkah Ayra.
~
"Yon!" Sapa seseorang saat Dion baru turun dari mobilnya.
"Woi, kemana aja lo jing?" Tanya Dion pada seseorang itu, sambil bersalaman. Dia adalah Andra, sahabat Dion sekaligus orang yang tergila-gila pada Ayra.
"Sibuk nih, gue jadi budak korporat. Lo sama siapa tuh?" Tanya Andra yang melihat Dion segera membukakan pintu sebelah pengemudi.
"Hai, Bang!" Sapa Ayra girang.
Andra yang disapa Ayra hanya bengong, melihat sosok orang yang ada di hadapannya saat ini.
"Gila, makin cakep aja lo, Ra! Awet juga lo ya, sama si kunyuk."
Mendengar ucapan Andra, Dion pun langsung memeluk pinggang Ayra erat. Seperti takut kekasihnya itu diambil. "Tutup mata lo! Cewek gue nih!" Ayra hanya terkekeh mendengar jawaban Dion, sifat overprotectivenya mulai keluar.
"Buset dah bray, bucin bener lo sekarang!" Ucap seseorang dari belakang yang menghampiri mereka.
"Woi, Dam! Apa kabar lo? Gila, makin jadi aja nih badan lo!" Jawab Dion yang menyapa sahabatnya, Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happier Than Ever [COMPLETED]
عاطفيةDia yang kupercayai sebagai pemilik hati ini seutuhnya. Namun dia juga yang menghancurkanku hingga menjadi butiran debu. Melupakan memang takkan pernah mudah. Merelakan yang pernah ada, menjadi tidak ada adalah kerumitan yang belum tentu dia tahu ra...