Berbeda dengan hari sebelumnya, hari ini Aca sampai dipekarangan sekolah dengan pagar yang masih terbuka lebar Aca bernafas legah seperti nya hari ini ia akan bebas dari hukuman dan tidak akan bertemu dengan ketu OSIS yang sangat menyebal kan itu.
Aca turun dari motor miliknya, lalu berjalan menuju kelasnya, saat di pertengahan jalan tiba-tiba Aca melihat sang ketua OSIS yang sedang berjalan ke arahnya.
Aca menaut kan alisnya, rasanya hari ini ia belum melakukan kesalahan apapun kenapa pria bermuka datar itu berjalan ke arahnya, Aca memperhatikan penampilannya rasanya tidak ada yang salah.
Aca melipat kedua tangannya sembari menatap tajam pria di hadapannyanya.
"Apa Lo"! Ucap Aca ngegas.
Sedangkan pria di hadapan nya memutar bola matanya malas.
"Lo belum bayar baju koperasi yang kemarin, kalo Lo lupa"! ucap Alvaro.
Aca membulatkan matanya, bagai mana ia bisa lupa, jatuh sudah harga dirinya didepan pria menyebalkan dihadapannya ini.
"Berapaan" ucap Aca.
"150"! Ucap Alvaro.
Aca mulai membuka tas ranselnya guna mencari dompet miliknya , beberapa menit berlalu Alvaro mulai jengah saat aca sama sekali belum mengeluarkan uang sepeser pun.
"Kok nggak ada"!Ucap aca dengan nada pelan.
" Enggak punya "! ucap Alvaro.
"Gue lupa bawa dompet, besok deh"! ucap aca pasalnya ia tidak menemukan keberadaan dompet miliknya.
"Kalo nggak punya bilang"!ucap Alvaro lalu beranjak dari hadapan aca.
Aca membulat kan matanya, mendengarkan ucapan pria yang sudah berjalan jauh di hadapannya.
"Dasar nyebelin"!ucap Aca lalu beranjak masuk kedalam kelasnya.
Alvaro yang mendengar itu tersenyum tipis.
Koridor
Aca berjalan dikoridor, jam sudah menunjukkan waktu istirahat Aca menatap semua murid yang sedang asik melakukan kegiatan mereka masing-masing , tak lama pandangannya tertuju pada Reta yang sedang berjalan menuju toilet ide jahil tiba"! muncul di otaknya.
Tanpa menunggu lama lagi Aca segera berjalan mengikuti Reta saat Reta sudah masuk ke dalam toilet, Aca segera melempar kecoa yang tadi sempat ia cari saat berjalan menuju kedalam toilet, Aca melemparnya di sela- sela pintu yang tidak tertutup.
Setelah selesai, Aca segera meninggalkan toilet dan bersamaan dengan itu suara teriakan dari Reta pun menggema di setiap sudut toilet Aca yang mendengar itu tersenyum puas.
"Rasain"! ucap Aca sembari terkekeh lalu melanjut langkahnya menuju kantin.
Dengan perasaan senang Aca, menaruh bakso yang baru saja ia pesan di atas meja, setelah ia mulai menyicipi bakso di hadapannya.
Saat Sedang asik memakan bakso milik nya tiba-tiba sebuah notif masuk ke dalam hanpone miliknya.
Syila
Hari ini aku berangkat ke Indonesia
Sampai ketemu ♥️
Aca tersendak bakso yang sedang ia kunyah, Aca menatap tidak percaya isi pesan yang di kirim oleh sodari tirinya, yah Syila adalah sodari tiri dari Aca.
Bukannya tidak senang, Aca bahkan sangat menyukai adiknya itu namun hal yang Aca takut kan adalah ibunya yang akan kembali membanding bandingkannya dengan gadis itu.
Ya, Raya memang kerap membanding-bandingkan Aca dengan Syila entah itu dalam bentuk kepintaran, prestasi, perilaku dan Aca sangat tidak menyukai itu.
Menurutnya menjadi diri sendiri itu lebih baik dari pada harus menjadi orang lain.
Aca mendadak menjadi tidak nafsu makan setelah melihat isi pesan tadi, aca memeriksa saku seragam milik nya beberapa detik kemudian ia menepuk jidatnya sendiri bagai mana ia bisa lupa bahwa hari ini ia tidak membawa uang sepeser pun.
Di sekolah ini ia juga tidak memiliki teman dekat yang bisa membantu nya, dari kejauhan Aca melihat Alvaro yang sedang berjalan bersama kedua temannya masuk ke area kantin.
Aca berusaha membuang jauh" gengsinya dengan cepat Aca segera berjalan mendekati Alvaro sedangkan sang empu hanya menatap dirinya datar.
"Eh neng Aca, ada apa nih"ucap Aldo teman Alvaro.
Sedangkan Aca hanya tersenyum tipis.
"Gue boleh pinjem temen Lo nggak" ucap Aca.
Alvaro yang mendengar itu menautkan alisnya.
"Oh, boleh kok silahkan"ucap Aldo sembari menarik ridho menjauh dari aca dan Alvaro.
"Bayarin makanan gue dong"!ucap Aca.
"Besok gue bayar deh"lanjut nya.
Sedangkan Alvaro menaikan satu alisnya.
"Kali ini aja plis gue lupa kalo gue nggak bawa duit"! Ucap Aca.
Alvaro memutar bola matanya malas.
"Hmmm"! dehem Alvaro sembari menyodorkan uang kepada Aca.
"Makasih"! ucap Aca girang dan Tampa sadar memegang kedua tangan alvaro.
mulai sadar Aca lengsung menyentak tangan Alvaro.
"Sorry refleks"! ucap Aca lalu beranjak meninggalkan area kantin setelah menerima uang yang diberikan Alvaro dengan perasaan malu.
Alvaro hanya tersenyum tipis sangat tipis bahkan Aca pun tidak sadar akan hal itu.
Sedangkan dari kejauhan seseorang mengepalkan tangan nya melihat kedekatan Alvaro dan Aca siapa lagi kalo bukan Reta.
Reta juga sudah mengetahui siapa orang yang mengerjainya tadi ia sempat bertanya kepada salah satu siswa yang juga berda di toilet dan siswa itu menjawab bahwa Aca lah yang tadi berdiri didepan pintu ruang yang di tempatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUKA TERAKHIR UNTUK ACA
General FictionDi balik senyum nakal dan tingkah laku yang nyaris tak terkendali, tersembunyi luka mendalam yang tak pernah terobati. Dia, si anak yang tak diinginkan, tumbuh dengan rasa sakit yang terpendam, diabaikan dan diasingkan. Namun, di balik topeng pember...